Senin, 16 Juli 2018

RENUNGAN MINGGU VIII SETELAH TRINITATIS, 22 JULI 2018

MULIAKAN TUHAN

DENGAN HARTA MILIK-MU!

1 Rajaraja 21: 1-16




Suatu hari, Midas menyelamatkan Silenos, yang sebelumnya ditangkap oleh raja Likurgos. Midas tahu siapa Silenos dan memerlakukannya dengan sangat baik. Setelah menjamu Silenos selama sepuluh hari, Midas mengembalikan Silenos kepada Dionisos. Atas kebaikannya, Midas dihadiahi satu permintaan. Midas meminta supaya apapun yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dionisos mengabulkannya meskipun dia menyayangkan mengapa Midas tidak meminta sesuatu yang lebih baik. Midas sangat senang, dia menyentuh pohon dan batu yang kemudian berubah menjadi emas. Midas merasa bahwa kini dia bisa menjadi raja paling kaya di dunia. Midas lalu pulang dan menyuruh pelayannya menyiapkan makanan. Tetapi dia segera menyadari bahwa dia tak bisa menikmatinya karena makanan dan air pun berubah menjadi emas. Bahkan dia membuat putrinya sendiri menjadi emas. Keinginan yang berlebihan boleh menjadi tidak terbendung, boleh menjadi tidak terarahkan, boleh menjadi tak terkendalikan. 

Itulah jugalah yang dialami Ahab dan Izebel. Seorang raja dan permaisuri, yang seharusnya membantu rakyat mempertahankan harta miliknya, malah menjadi menggerogoti harta dan nyawa rakyatnya. Betapa menyakitkannya akibat dari sebuah keinginan yang berlebihan. 

Nabot adalah salah seorang bangsa Israel pemilik sebidang tanah, yang tetap setia dan percaya bahwa tanah yang dia dapat adalah warisan dan pemberian Tuhan. 

Ahab adalah seorang raja Samaria yang memiliki seorang istri Izebel, yang bukan orang Israel. Ahab menginginkan tanah Nabot tersebut, berusaha mengambil alih kebun anggur Nabot untuk dijadikan kebun sayur. Tentulah keinginan Nabot ini, yang walaupun dia seorang raja Samaria sudah melanggar ketentuan, bahwa tanah warisan tidak boleh berpindah pemilik, kemudian melanggar titah ke-10 (Jangan engkau mendambakan akan rumah sesamamu. Jangan engkau mendambakan akan istrinya, atau pembantunya laki-laki, maupun perempuan, ternaknya, atau segala sesutu milik mereka). Demi mewujudkan keinginan Nabot tersebut, Izebel membantu, dan mengarang cara bagaimana mendapat tanah Nabot tersebut, sampai menyingkirkan Nabot dengan tuduhan palsu yang mematikan. Nabot berkeras mempertahankan kebun anggurnya, karena tidak mau kehilangan kebun anggur sukacita dari Tuhan. Nabot mati dibunuh dalam mempertahankannya. Sikap Nabot tegas, dia tidak mau melepaskan kebun anggur yang merupakan warisan/milik pusakanya, walaupun ada penawaran, yang menurut dunia, itu sangat indah. 

Tentulah Anda, juga salah seorang yang setia mempertahankan anugerah Tuhan yang Anda terima! Jangan pernah menjualnya! Selamat hari Minggu! Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...