Sabtu, 14 Juli 2018

RENUNGAN MINGGU VII SETELAH TRINITATIS, 15 JULI 2018

Memaknai 

Resiko Sebuah Pekerjaan

Kisah Para Rasul 18: 1-8




Hidup ini penuh dengan resiko dan tantangan, artinya tidak selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Untuk itu perlu ada pemahaman sebelumnya akan apa yang akan kita kerjakan serta analisa akan resiko baik keberhasilan ataupun kegagalan. Mempersiapkan diri baik secara moral; maupun psikologi, sehingga kita akan dimampukan untuk berbuat, berani mengambil keputusan dan berani menghadapi masalah. Orang yang telah mampu mempersiapkan diri untuk itu, dia tidak akan mudah kecewa dan putus asa jikalau dia menemui kegagalan atau kekecewaan, juga tidak terus berbesar hati jikalau mencapai keberhasilan. 

Dalam setiap apa yang kita mau kerjakan, misalnya yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan/sosial boleh jadi tidak semua orang berterima dengan baik, ada yang menolak, ada yang menerima, ada yang pesimis, terutama jikalau kita mau menegakkan kebenaran dan keadilan, pasti akan menghadapi tantangan dari mereka yang tidak mau dikoreksi, ditegor sebab di sana ada kepentingan mereka yang terganggu. Penolakkan, perselisihan akan terjadi jikalau ada ketersinggungan kepentingan juga karena ketidakmampuan untuk mengerti dan memahami apa yang ia dengar dan ia lihat. 

Paulus mengalami penolakan dari bangsa Yahudi sendiri disebabkan ketertutupan hati mereka tentang Yesus yang adalah Mesias, tidak hanya ditolak tapi juga diejek, dihina serta dimusuhi. Menyikapi itu Paulus tidak menyerah dengan apa yang harus dia lakukan sesuai yang ditugaskan Tuhan kepadanya. Dia berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain, mengajar di rumah-rumah ibadat dan berusaha meyakinkan para pendengarnya akan siapakah Yesus sebenarnya. 

Dia pindah dari Athena ke Korintus, kota yang terbuka dengan segala kebudayaan. Paulus tidak menggantungkan kehidupannya kepada orang di mana ia tinggal, tetapi ia bekerja sebagai pembuat tenda. Kalaupun seseorang menutup pintu hatinya akan Firman Tuhan, tetapi Tuhan akan membukakan hati orang lain untuk menerimanya. Untuk itu perlu ketabahan, kesabaran serta pengharapan, semuanya jikalau kita merasa bahwa pekabaran injil itu adalah merupakan tanggung jawab dan kewajiban kita. Paulus berkata: Celakalah aku jikalau aku tidak memberitakannya.Orang percaya menyebarkan kabar baik, tetapi Tuhan sajalah yang memberikan pertumbuhan dalam hati si penerima, kebenaran tidak kembali begitu saja ke asalnya sebelum berbuah (bnd. Jes. 55:10-11); dan bagi mereka yang tidak mau diubah oleh Firman Tuhan, mereka sendirilah yang akan menerima kemalangan dan hukuman (1 Kor. 18:6). Tugas pekabaran injil adalah merupakan tanggung jawab dan kewajiban semua orang yang percaya akan Yesus Kristus. Mari berzending. Amin. Selamat hari Minggu. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...