Rabu, 27 September 2017

RENUNGAN MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS 1 OKTOBER 2017

Kenal

Dan

Lakukanlah Kehendak Tuhan

                                                  
                                                                     (Matius 21: 23-32)





       Seorang anggota jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke kota suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Getsemani tempat Yesus berdoa sebelum tersalib. "Begini," ujarnya kepada sang pendeta, "saya berencana mengunjungi Getsemani, dan setelah tiba di sana saya akan mengucapkan Doa Bapa Kami keras-keras." Si anggota jemaat itu mengira perkataannya akan menyenangkan hati pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, "Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu." Pria itu menyahut, "Benarkah, pak Pendeta? Apakah itu?" Pendeta itu menjawab, "Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk mengucapkan Doa Bapa Kami di Getsemani, mengapa Anda tidak tinggal di rumah saja dan melakukan apa yang kita mintakan dalam Doa Bapa Kami tersebut?" 

     Seorang Kristen dipanggil untuk taat. Kata “ketaatan” dalam bahasa Yunani juga mengandung pengertian mendengar, menyimpan, merenungkan serta siap melaksanakan.  Bagi orang percaya, Tuhan menuntut ketaatan dan pengakuan nyata bahwa kita percaya kepada-Nya.  Ketaatan kita kepada Tuhan akan memberi arah dan petunjuk kehidupan kita, yang tentunya akan melindungi kita dari hal-hal yang tidak berkenan dengan firman Tuhan.  Ketaatan kepada Tuhan pertanda bahwa kita mengasihi-Nya (baca Yoh.15:14). 

     Alkitab menjelaskan orang yang hidup dalam ketaatan sebagai wujud iman, bersedia membayar harga untuk ketaatannya, seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, Matius pemungut cukai, Zakheus, perempuan Samaria dan Yesus sendiri. Pada sisi lain, Alkitab juga berbicara tentang ketidaktaatan dan akibatnya, seperti Saul, Yunus, banyak raja-raja Israel, Petrus, dan lain-lain. 

    Dalam renungan firman Tuhan minggu ini tentang anak yang kedua menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi melakukan kehendak ayahnya. Awalnya anak yang kedua ini tidak taat, kemudian bertobat. Anak kedua ini gambaran dari para pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal yang awalnya menolak firman Tuhan kemudian bertobat, mereka ini akan mendahului anak pertama. Anak pertama ini gambaran dari imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang tidak peduli apa kata Yohannes Pembaptis dan tidak peduli apa kata Yesus. Malahan imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi ini bertanya kepada Yesus: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan “pekerjaanmu”? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" (ay.23). Ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, bertobatlah dan lakukanlah firman Tuhan. Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...