Kamis, 14 September 2017

RENUNGAN MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS 17 SEPTEMBER 2017

Hiduplah Untuk Saling Menerima


(Roma 14: 1-12)







     “Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Mat.15:11). Dari hatilah timbul segala pikiran baik, dan dari hati juga timbul pikiran yang tidak baik.
     
     Memakan makanan daging Babi bisa membahayakan kesehatan sebagian orang. Merokok, berpengaruh buruk bagi kesehatan si perokok maupun orang-orang yang ada di sekitarnya, yang juga terpaksa menghisap asap rokok si perokok tersebut. Meminum minuman beralkohol secara berlebihan tidaklah baik bagi kesehatan. Karena dampak dari memakan makanan dan meminum minuman tersebut, orang jadi saling menghukumi, dan terancam perpecahan. Jika ini terjadi, tentulah najis.

Perdebatan sengit telah terjadi dalam jemaat Roma karena adanya pihak yang kuat imannya (Orang yang yakin akan apa yang dipercayainya: Roma 15:1) dengan yang lemah imannya (Orang yang tidak yakin dengan apa yang dipercayainya: Roma 14:1; 15:1) yang berbeda pemahaman. Pihak yang kuat imannya adalah mayoritas, yaitu orang-orang Kristen non Yahudi yang merasa bebas dari tuntutan hukum Musa, sedangkan pihak yang lemah imannya adalah orang-orang Kristen Yahudi yang masih terikat tradisi sesuai hukum Musa (ay.2,5 Lih. Imamat 11), tentang makanan, sunat dan hari-hari tertentu. Pihak yang kuat imannya menghakimi pihak yang lemah imannya dalam hal praktik-praktik tentang makanan, sunat dan hari-hari khusus.

P
aulus mengingatkan jemaat Roma untuk saling menerima dalam perbedaannya. Apa artinya saling menerima? Di dalam tubuh Kristus, anggota jemaat yang sudah kuat imannya harus menguatkan yang masih kurang yakin akan imannya. Janganlah justru mempertajamnya dengan perselisihan-perselisihan pendapat. Alasan penting mengapa anggota tubuh Kristus harus saling menerima satu sama lain, adalah karena Allah telah menerima orang itu (ay.3; 15:7). Maka siapakah kita sehingga merasa berhak menolak dan menghakimi orang yang telah diterima Allah?


     Jesus Kristus telah memperdamaikan manusia dengan Allah. Janganlah dinodai dengan penolakan anggota tubuh Kristus satu sama lain. Kristus telah mati dan membuktikan diri-Nya sebagai Tuhan (ay.9). Sebagai Tuhan, Dia berhak menghakimi dan kepada-Nya setiap orang akan memberi pertanggungjawaban (ay.10-12). Tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, tetapi kita sudah menyerahkan diri kita kepada Tuhan sepenuhnya dan selamanya. Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jika kita makan atau jika kita minum, atau jika kita melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. (1 Kor.10:31). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...