Mendengar Suara Panggilan Tuhan
Jesaya 51:1-8
Ketika kita tengah menghadapi persoalan atau pergumulan
hidup, satu hal yang sangat kita butuhkan adalah pendampingan serta
penghiburan. Tentu saja semua kita pernah mengalami hal seperti itu, dan juga
kita masing-masing pasti juga mempunyai
pemahaman/konsep yang berbeda dalam memaknai setiap persoalan kehidupan kita.
Ketika kita menderita/bergumul, ada dua hal yang muncul dalam sikap kehidupan
kita, pertama: boleh jadi persoalan, penderitaan itu merupakan cambuk untuk semakin maju dan berpengharapan,
menjadikannya sebagai motivasi baru untuk sebuah hidup yang lebih baik; kedua:
boleh jadi kita akan putus asa dan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan
diri sendiri, juga bahkan menyalahkan Tuhan, mengapa semuanya itu bisa terjadi.
Tentu saja kita harus mau membuka diri, mau melihat dan
belajar dari apa yang tengah kita hadapi, ada evaluasi iman dan moral, mau
mendengar apa tanggapan orang lain berupa nasehat, arahan juga ajakan untuk
lebih bersabar, tekun dan tabah.
Bangsa Israel yang saat itu berada dalam
pembuangan Babel, mereka menderita akan hilangnya kebebasan beribadah, ada
banyak yang putus asa, tapi ada juga yang tidak memperdulikan keadaan itu sebab
mereka mapan dalam ekonomi, ada yang diangkat menjadi pejabat pemerintahan. Tentu saja berakibat pada persekutuan mereka,
yang miskin semakin menderita. Ada yang berusaha mencari jalan Tuhan (mencari
keadilan-kebenaran), berseru-seru mohon pengampunan dan pertolongan Tuhan. Kepada
mereka Tuhan berkata: Dengarkanlah hai kamu yang mencari keadilan, yang mencari
Tuhan... mereka diajak untuk melihat masa lalu sejak Tuhan memilih Abraham,
memilih mereka menjadi umatNya, melihat bagaimana Tangan Tuhan yang perkasa
membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, memelihara serta menjagai mereka, bagaimana Tuhan senantiasa mengasihi
mereka. Hanya saja mereka tidak setia akan kasih Tuhan, mereka menutup mata dan
telinga mereka akan Firman Tuhan.
Yesaya menyampaikan penghiburan yang dari Tuhan, “Dengarkanlah...” Yesaya
mengajak mereka untuk berubah dan bertobat, supaya mereka mau membuka hati dan
telinga mendengarkan Firman Tuhan, sebab dengan mendengarkan Tuhan, iman akan lahir; Iman adalah dasar kesetiaan/ketaatan kita akan Tuhan.
Dengan mendengarkan Tuhan dengan segenap hati, adalah merupakan gambaran pertobatan, kerendahan hati serta penyerahan hidup kepada
DIA YANG BERFIRMAN. Hanya dengan mendengar Firman Tuhan dengan segala
kesungguhan, mereka akan beroleh kehidupan, kemerdekaan dan masa depan yang
lebih sejahtera bersama dan di dalam Tuhan. Segalanya akan berlalu, segala
kuasa dan kerajaan duniawi akan berakhir, akan tetapi kasih setia Tuhan dan
Firmannya tidak akan pernah berkesudahan (Luk 21:31).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar