Jumat, 25 Agustus 2017

RENUNGAN MINGGU XI SETELAH TRINITATIS, 27 AGUSTUS 2017

Mendengar Suara Panggilan Tuhan 

Jesaya 51:1-8





     Ketika kita tengah menghadapi persoalan atau pergumulan hidup, satu hal yang sangat kita butuhkan adalah pendampingan serta penghiburan. Tentu saja semua kita pernah mengalami hal seperti itu, dan juga kita masing-masing pasti juga mempunyai pemahaman/konsep yang berbeda dalam memaknai setiap persoalan kehidupan kita. Ketika kita menderita/bergumul, ada dua hal yang muncul dalam sikap kehidupan kita, pertama: boleh jadi persoalan, penderitaan itu merupakan cambuk untuk semakin maju dan berpengharapan, menjadikannya sebagai motivasi baru untuk sebuah hidup yang lebih baik; kedua: boleh jadi kita akan putus asa dan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan diri sendiri, juga bahkan menyalahkan Tuhan, mengapa semuanya itu bisa terjadi. 

     Tentu saja kita harus mau membuka diri, mau melihat dan belajar dari apa yang tengah kita hadapi, ada evaluasi iman dan moral, mau mendengar apa tanggapan orang lain berupa nasehat, arahan juga ajakan untuk lebih bersabar, tekun dan tabah. 

    Bangsa Israel yang saat itu berada dalam pembuangan Babel, mereka menderita akan hilangnya kebebasan beribadah, ada banyak yang putus asa, tapi ada juga yang tidak memperdulikan keadaan itu sebab mereka mapan dalam ekonomi, ada yang diangkat menjadi pejabat pemerintahan. Tentu saja berakibat pada persekutuan mereka, yang miskin semakin menderita. Ada yang berusaha mencari jalan Tuhan (mencari keadilan-kebenaran), berseru-seru mohon pengampunan dan pertolongan Tuhan. Kepada mereka Tuhan berkata: Dengarkanlah hai kamu yang mencari keadilan, yang mencari Tuhan... mereka diajak untuk melihat masa lalu sejak Tuhan memilih Abraham, memilih mereka menjadi umatNya, melihat bagaimana Tangan Tuhan yang perkasa membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, memelihara serta menjagai mereka, bagaimana Tuhan senantiasa mengasihi mereka. Hanya saja mereka tidak setia akan kasih Tuhan, mereka menutup mata dan telinga mereka akan Firman Tuhan. 

     Yesaya menyampaikan penghiburan yang dari Tuhan, “Dengarkanlah...” Yesaya mengajak mereka untuk berubah dan bertobat, supaya mereka mau membuka hati dan telinga mendengarkan Firman Tuhan, sebab dengan mendengarkan Tuhan, iman akan lahir; Iman adalah dasar kesetiaan/ketaatan kita akan Tuhan. Dengan mendengarkan Tuhan dengan segenap hati, adalah merupakan gambaran pertobatan, kerendahan hati serta penyerahan hidup kepada DIA YANG BERFIRMAN. Hanya dengan mendengar Firman Tuhan dengan segala kesungguhan, mereka akan beroleh kehidupan, kemerdekaan dan masa depan yang lebih sejahtera bersama dan di dalam Tuhan. Segalanya akan berlalu, segala kuasa dan kerajaan duniawi akan berakhir, akan tetapi kasih setia Tuhan dan Firmannya tidak akan pernah berkesudahan (Luk 21:31).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...