Selasa, 15 Agustus 2017

RENUNGAN MINGGU IX SETELAH TRINITATIS, 13 AGUSTUS 2017

PERTOLONGAN TUHAN SELALU HADIR

(1 Raja-raja 19:1-18)


Hasil gambar untuk pertolongan tuhan



     Mengapa ada kebencian, permusuhan dan penolakan kepada seseorang: adalah jikalau kepentingannya terganggu atau tersinggung. Pada umumnya manusia tidak mau kebebasannya diganggu, dihalangi apalagi dibubarkan, pasti dia akan mengadakan perlawanan. Jikalau dia tidak mampu secara terang-terangan biasanya dia akan memakai media lain, misalnya pihak ketiga. Itu sebabnya begitu sulitnya kita menegakkan kebenaran, keadilan, mengembalikan keadaan yang sebenarnya, baik peraturan atau model pelayanan di gereja sekalipun. Terkadang jemaat sepertinya tidak bisa mengkritisi  pelayanan di gereja, dan pelayan gereja tidak bisa mengkritisi kebiasaan “yang salah“ dari jemaat, sebab dapat menimbulkan kekurang harmonisan dan persekutuan bahkan skisma di tengah gereja. Tetapi, sebagai umat percaya, apakah kita akan berdiam diri dan membiarkannya  atau kita bertindak tidak mau tau, atau lebih baik cari aman, tidak mau berhadapan dengan resiko untuk sebuah kebenaran? 

    Ada kecenderungan, manusia bersikap masa bodoh, atau tidak peduli, sebab takut kehilangan kepentingan pribadi, tidak mau ambil resiko. Apalagi jikalau berhadapan dengan kesewenang-wenangan penguasa. Pemerintah memiliki segalanya, hukum, polisi, pengacara dan kekuasaan. Tetapi tidak dengan Elia. Dia dengan berani menegor Raja Ahab dan isterinya Izebel yang berlaku semena-mena terhadap seorang Nabot, petani kecil dan miskin. Raja Ahab oleh pengaruh dan kuasa isterinya tidak lagi takut akan Tuhan, mereka merampas kebun anggur Nabot dan membunuhnya. Raja Ahab membiarkan bangsa Israel untuk menyembah dewa-dewa Baal serta meninggalkan jalan Tuhan. Nabi Elia juga memprotes praktek peribadahan bangsa Israel yang menyembah dewa Ball, yang semuanya melahirkan kebencian dari Raja Ahab hingga berencana untuk membunuh nabi Elia. Menyadari bahwa akibat dari segala apa yang dia katakan kepada Ahab dan tindakannya yang membunuh 400 orang imam dewa Ball, nyawanya terancam, sehingga dia melarikan diri ke Berseba, Horeb. Dalam pelariannya, sepertinya dia menyesali semua apa yang dia katakan kepada Ahab, bahkan menyesali Tuhan akan penderitaan yang dialaminya akibat kepatuhannya kepada perintah Tuhan, akibat kepeduliannya terhadap kehidupan keagamaan Israel. Tetapi Tuhan tidak membiarkannya, Tuhan memberikan pendampingan hidup, mencukupkan kebutuhannya, melindungi serta memberikan pengharapan. Tuhan tidak membiarkannya putus asa, bahkan Tuhan menuntunnya untuk pekerjaan lain demi kesejahteraan umat-Nya Israel, demi keselamatan dan kehidupan umat-Nya. 

     Suatu hal yang menarik adalah kepatuhan dan kesetiaan Elia, dia lebih takut kepada Tuhan, sehingga dia mau mendengar dan setia melakukan apa yang kemudian Tuhan perintahkan untuk dia lakukan. Tuhan membangun suatu pengharapan baru bagi Elia dan menjanjikan akan adanya sebuah perubahan. Tuhan akan berperang membela umat-Nya, Tuhan akan mengalahkan segala kesombongan dan kelaliman dan akan membalaskannya, sementara Tuhan akan senantiasa melindungi, mengasihi Elia dan umat-Nya yang tetap setia dan percaya kepada-Nya. Pertolongan Tuhan akan senantiasa hadir dan nyata kepada setiap orang yang bersandar dan  percaya kepada Tuhan. Percayalah Tuhan akan menolong dan menyelamatkanmu. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...