Minggu, 23 April 2017

RENUNGAN MINGGU QUASIMODOGENITI, 23 APRIL 2017

KEPADA SIAPAKAH KITA BERSERAH?
(Mazmur 16: 1–11)





     Pemahaman kita akan kebutuhan hidup, akan mengajak kita untuk bersungguh-sungguh, pengenalan diri yang seutuhnya akan mengajak kita untuk bersungguh-sungguh hidup dalam pemahaman kita yang sesungguhnya untuk memperlihatkan kepada sekitar kita akan siapakah kita yang sesungguhnya. Semuanya akan kita perlihatkan melalui tingkah laku, perkataan, perbuatan serta persekutuan kita satu dengan yang lain. Demikian juga dengan pemahaman kita akan hidup dan kehidupan yang sesungguhnya, membawa kita kepada evaluasi iman dan moralitas, bagaimanakah kita semestinya hidup, dari siapakah kehidupan yang sebenarnya kita peroleh, dan bagaimana caranya kita untuk memperolehnya. 

    Ada banyak orang untuk memperoleh sesuatu dalam hidupnya harus mempersekutukan/menyerahkan dirinya dengan ilah-ilah duniawi ini, karena dia percaya dunia ini mampu memberinya apa yang dia inginkan. Ke tangan siapakah kita pertaruhkan dan serahkan segala kehidupan kita? Pilihan dan keputusan kita menentukan konsekwensi apa yang kemudian akan kita terima .Kalau mereka yang tidak percaya akan Tuhan Yesus menyerahkan dirinya kepada kekuatan dunia ini, menyerahkan dirinya kepada kesiasiaan dan tengah menuju kepada kebinasaan yang kekal, akan tetapi kehidupan orang yang percaya akan Yesus, akan senantiasa mengabdikan dan menyerahkan hidupnya  kepadaNya, sebab dia tahu, Yesus mampu memberikan segala yang terbaik baginya, di dalam Yesus ada sukacita dan hidup. Sebagaimana Pemazmur dalam hal ini mengajak dan menyerukan supaya kita meyerahkan segala hidup kita kepada Tuhan, baik itu suka maupun duka, sebab Allah berkuasa mengalahkan maut dan kematian dengan kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus mematahkan kuasa dosa dan maut. Yesus bangkit, kubur menjadi kosong. Kekosongan kuburan Yesus bukanlah kekosongan yang hampa, akan tetapi kekosongan kuburan Yesus menjadi bukti kebenaran Firman-Nya akan kebangkitan-Nya, bukti kuasa-Nya mengalahkan maut, bukti bahwa kehidupan orang percaya tidak berakhir di dalam kubur, tetapi ada di dalam kebangkitan Yesus. Kekosongan kuburan Yesus juga mengarahkan kehidupan kita kepada pengharapan yang pasti, didalam Yesus ada hidup dan kebangkitan, ada damai dan sukacita. Dalam hal ini pemazmur mengambil suatu keputusan pasti: MENYERAHKAN SELURUH HIDUPNYA KE TANGAN TUHAN (ay. 5-6) sebab di dalam Tuhan ia memperoleh hidup yang terbaik, dia memiliki hidup yang kekal. Maut bukanlah muara terakhir bagi orang percaya. Oleh kebangkitan-Nya kita telah diubah dari yang sebelumnya harus mati dan dihukum,  menjadi orang yang dibenarkan dan diselamatkan. Yesus menjadi kurban yang kudus dan sempurna yang dipersembahkan di kayu salib untuk keampunan dan penebusan kita. Amin.


(HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...