Rabu, 12 April 2017

RENUNGAN MINGGU PASKAH PERTAMA,16 APRIL 2017

Hidup Di Dalam Anugerah

                                                   
(Yohanes 20: 1-18)













P
ernah ada kesaksian, seorang bapak dirawat di sebuah rumah sakit. Bapak itu menceritakan, bahwa di pagi hari itu merasa dikunjungi oleh seorang dokter yang sangat luar biasa baik, memberi kenyamanan yang tidak dapat disebutkan. Dokter itu berambut panjang dan brewokan. Ia ingin bertemu dokter itu lagi. Seluruh pegawai rumah sakit bingung, karena tidak ada dokter yang gondrong dan brewokan. Tiba-tiba, entah karena apa, seorang anak sedang membaca buku cerita bergambar tentang Yesus. Demi melihat gambar di buku itu, dengan segera bapak itu mengatakan, itu dia dokter yang datang pagi tadi!

Kata “melihat” mendominasi kisah kebangkitan dalam Injil Yohanes. Diawali dengan cerita Maria Magdalena yang melihat bahwa batu telah diambil dari kubur (ay.1). Ketika membaca cerita selanjutnya, kita menemukan model kepercayaan kepada Yesus yang bangkit.

·     Model pertama, orang yang percaya setelah melihat tanda kebangkitan. Dalam Yohanes 20:8. Yohanes murid yang dikasihi Yesus, tidak melihat Yesus. Ia hanya melihat tanda kebangkitan, namun ia percaya. Percaya di sini sangat mungkin berarti percaya bahwa mayat Yesus dicuri, seperti dikatakan Maria (ay.2). Dikuatkan dengan ayat 9 yang menyatakan mereka belum mengerti.

·   Model kedua Yohanes 20:20. Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Perhatikan, Alkitab mencatat “ketika mereka melihat Tuhan.” Mereka percaya pada Yesus setelah melihat Yesus yang bangkit, lengkap dengan tanda-tanda di tubuh Yesus.

·   Model ketiga, terlihat melalui diri Tomas. Ayat 25 mengatakan: Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Dan itulah yang terjadi. (ay.27). Dalam model ini manusia percaya bukan karena sekedar melihat tetapi juga menyentuh. Karena kalau melihat saja bisa berarti mimpi, tetapi kalau menyentuh itu pasti.

·   Model keempat, dapat kita lihat pada ayat 29b: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Tidak ada bukti baik berupa tanda benda-benda bekas kebangkitan Yesus, atau Yesus sendiri yang memperlihatkan dirinya, maupun bukti konkret apapun. Pada model ini, manusia tidak melihat bukti tapi sungguh-sungguh percaya. 

   Betul-betul percaya, sekali pun tanpa bukti. Tentu tidaklah mudah! Dengan tegas, Yesus mengatakan: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”  Model ini tidak membutuhkan bukti dalam bentuk apapun. Model inilah yang disebut Yesus berbahagia. Berbahagialah karena percaya! Karena Anda di dalam anugerah Yesus yang bangkit? Selamat hari Minggu. 

Amin.



(hajut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...