Rabu, 15 Maret 2017

RENUNGAN MINGGU OKULI 19 MARET 2017

Dari Perkenalan


Sampai Menjadi Pemberita


(Yohanes 4: 5-26)

  




M
ardomu di tano rara! (Harfiah: Bertemu di tanah merah). Maksudnya, tidak mau berdamai dengan musuhnya sampai mati. Istilah yang seharusnya orang tidak perlu gunakan lagi. 




     Telah terjadi permusuhan dan kebencian yang sudah berlangsung lama pada bangsa Israel antara wilayah Utara yaitu Samaria dan wilayah Selatan Yudea. Bagaimana seharusnya menyelesaikannya? 

     Dalam Yohanes 4:5-26, kita akan melihat adanya tahapan dalam mengenal Yesus, dari tahap perkenalan, sampai tahap akhir menjadi pemberita. Awalnya sederhana, yaitu permintaan air minum (7) berlanjut dengan pembicaraan tentang air hidup. Permintaan yang direspons dengan keheranan karena yang meminta adalah seorang laki-laki Yahudi yaitu Yesus, sementara yang dimintai air adalah seorang perempuan Samaria, yang seharusnya tidak bergaul (8). Tanggapan Yesus tidak menjelaskan alasan-Nya meminta minum dari perempuan itu. Ia malah menunjukkan bahwa perempuan itulah yang sesungguhnya membutuhkan “air hidup”, yang dapat Dia berikan kepadanya (10). Mendengar keterangan bahwa air itu tidak akan membuat dia haus lagi, si perempuan Samaria jadi ingin mendapatkan air itu (15). Tujuannya, agar ia tidak merasa haus lagi dan tidak perlu datang lagi ke sumur itu untuk mengambil air. Ternyata si perempuan Samaria belum memahami apa yang dimaksud Yesus dengan air. Akhirnya percakapan sampai pada pernyataan diri Yesus bahwa Dia adalah Mesias (25-26). 

     Percakapan perempuan Samaria dengan Yesus membuka jati diri perempuan itu, yaitu seorang yang sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padanya, bukanlah suaminya. Ia seorang pendosa. Kemudian percakapan tentang tempat penyembahan yang membuka satu kebenaran, menyembah Allah, harus dalam roh dan kebenaran. Perempuan itu meninggalkan segala miliknya, dia berkeliling kota menceritakan apa yang dialaminya, sehingga banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus. Pesan Yohanes sangat jelas bagi kita. Bahwa Allah mencari dan mengasihi orang yang terbuang, orang terpinggirkan, sampah masyarakat, orang miskin dan orang terluka. Semua ciptaan-Nya berharga di mata-Nya. Dialah pendamaian kita. 

     Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah mengalami perjumpaan dengan Yesus? Dialah air yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal yang membuat kita tidak haus lagi. Dialah yang membawa kita kepada pertobatan dan kita turut memberitakan Injil-Nya. Selamat hari Minggu. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...