Jumat, 24 Februari 2017

RENUNGAN MINGGU ESTOMIHI 26 FEBRUARI 2017

    Tampil sebagai anak yang diurapi

        (Mazmur 2:1-12)




     Keperibadian seseorang akan dapat kita kenali dari apa dan bagaimana dia berbicara, berbuat dan bertingkahlaku, juga dalam peribahasa dikatakan kita akan mengenali jenis pohon dari buahnya. Artinya bagaimana kita harus berusaha memperlihatkan kehidupan kita yang sesungguhnya, jauh dari kemunafikan dan kepalsuan hidup, karena bagaimanapun caranya kita menutupi, membohongi orang banyak suatu saat akan terkuak, hasilnya boleh jadi sangat menyakitkan, sebab melahirkan berbagai tanggapan, sikap dari banyak orang merespon segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan. Jadi adalah baik jikalau kita sejak dini belajar hidup dalam kenyataan, siapakah kita sebenarnya, menjaga kesucian diri dengan cara memelihara hati, mulut dan tangan (bnd; Amsal 4:23). 

     Hal itu mengingatkan kita akan kepribadian kita yang sesungguhnya, sebagai orang yang diberkati Tuhan, bagaimana memperlihatkan pola hidup, bertingkah laku, berbicara juga dalam kesetiaan dan kesungguhan terhadap tanggung jawab moral yang kita terima, baik dari orang banyak, lembaga dimana kita bekerja, terutama akan tugas dan tanggung jawab iman kita kepada Kristus. Sebab bagaimanapun juga dunia ini akan senantiasa berusaha untuk menghalangi kita untuk berbuat baik, menyatakan kebenaran dan bahkan berusaha untuk mempengaruhi hidup kita untuk tidak setia kepada apa yang sebelumnya menjadi tekad kita. Artinya dunia selalu menggoda kita untuk mengikuti keinginannya, baik melalui tantangan ataupun kenikmatan dunia ini. Untuk itu kita perlu membangun jati diri yang sesungguhnya, jati diri sebagai orang Kristen yang harus setia hingga akhir dalam iman akan Kristus, akan tugas dan tanggung jawab iman kita. Tidak mudah menyerah, tidak mudah tergoda akan keindahan dunia ini, berusaha memahami dan menyadari bahwa kita mempunyai kelemahan. Dengan kesadaran iman, moral kita akan semakin melatih diri untuk berbuat yang terbaik. Harus juga kita sadari, dunia ini akan berusaha menolak kita dan membenci kita dan seluruh yang kita lakukan, jikalau itu tidak sesuai dengan keinginan dunia ini. Muncullah penolakan, kebencian, permusuhan sebab kita menyinggung kepentingan dunia ini, artinya kebencian, permusuhan dan penolakan akan muncul jikalau kepentingan tersinggung atau terganggu. 

     Mendengar dan memelihara firman Tuhan, serta takut akan Tuhan adalah jauh lebih baik, daripada mendengar dan mengikut dunia ini, sebab semuanya akan berakhir dalam penghakiman Tuhan, tetapi kasih anugerah Tuhan akan kekal. Biarpun sepertinya dunia ini menjadi pemenang saat ini, para penguasa menjadikan dirinya sebagai tuhannya, bertindak dengan mengandalkan kuasa, jabatan, harta dll., bagi Tuhan semuanya hanyalah bersifat sementara, Tuhan akan menghukum. Untuk itu jangan resah, bimbang dan takut, dan jangan memikirkan untuk melakukan pembalasan, jangan mengandalkan pikiran dan kekuatan, tetapi baiklah kita katakan: Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku“ (Maz. 31:3b). Sebab Dialah Tuhan, Allah yang setia akan janjiNya, yang akan menyelamatkan umatnya dan sekaligus menghukum dunia ini dengan kemuliaanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...