Jumat, 04 November 2016

RENUNGAN MINGGU XXIV Setelah TRINITATIS 6 November 2016

HIDUPLAH

DI DALAM ALLAH YANG HIDUP

(Lukas 20:27-38)









O
rang Saduki kelompok Yahudi dari kalangan imam-imam yang merupakan bangsawan yang kaya, penganut agama berdasarkan kelima kitab Musa. Orang Saduki menyangkal adanya kebangkitan. Dalam perikop Lukas 20:27-38 ini orang Saduki mempertanyakan kebangkitan dengan memakai logika perkawinan yang diwariskan melalui Tradisi Taurat Musa. Hukum perkawinan levirat yang menyatakan jika seorang suami meninggal dan isterinya belum mempunyai anak, adalah wajib bagi saudara si suami itu untuk mengawini janda dari suami yang meninggal itu (Kej.38:8; Ul.25:5). Hal itu dimaksudkan agar keturunan si almarhum dapat dipertahankan. Nah sekarang, jika kebangkitan itu ada, bagaimana mungkin seorang istri mempunyai tujuh orang suami dalam kebangkitan? Bagaimana hubungan mereka nanti di sorga?
    Menurut Yesus keadaan dalam kebangkitan tidaklah seperti keadaan di bumi. Di sana tidak ada kebutuhan untuk memperbaharui ras kembali, tidak ada kerbutuhan untuk memperanakkan. Perkawinan itu hanya selama kita hidup di dunia fana ini (ay.34).
     Lalu soal kebangkitan? Yesus membentangkan kebenaran Allah dengan memberi suatu alasan kebangkitan berdasarkan hukum Taurat Musa. Dari semak duri yang menyala, Allah berkata kepada Musa; “Akulah… Allah Abraham” (Kej.3:6). “Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub” (ay.37). Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan-Nya semua orang hidup. Jawaban Tuhan Yesus menegaskan kebenaran tentang kehidupan setelah kematian dan Allah adalah Allah yang hidup dan Allahnya orang hidup. Sebagaimana Ayub di tengah-tengah penderitaannya tetap beriman kepada Allah yang hidup yang disebutnya sebagai Penebus. Yesus sendiri membuktikan pengajaran-Nya ini dengan peristiwa kebangkitan-Nya. Dengan demikian, kematian bukan lagi dilihat sebagai batas akhir kehidupan, tetapi justru menjadi pintu masuk menuju kehidupan kekal bersama Allah di dalam Kerajaan-Nya.
     Ini menegaskan kepada murid-murid-Nya tentang adanya kebangkitan, sehingga murid-murid-Nya tidak perlu bimbang, tidak perlu ragu, Allah tetap memelihara hidup kita sesudah kematian. Rasul Paulus berkata: “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1Kor 15:13). Hiduplah di dalam Allah yang hidup! Selamat hari Minggu. 
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...