Jumat, 19 Agustus 2016

RENUNGAN MINGGU XIII Setelah TRINITATIS 21 Agutus 2016

APAKAH AKU SUDAH BERIBADAH?





          Ibadah adalah merupakan persoalan atau urusan pribadi seseorang kepada Tuhan-Nya, yang tidak begitu perlu dicampuri oleh orang lain, kata kebanyakan orang. Dengan pernyataan ini orang makin banyak yang tidak perduli dengan tuntutan beribadah. Ibadah adalah merupakan bentuk komunikasi persekutuan kita dengan Tuhan, di dalamnya ada penyerahan diri, kerendahan hati, ketulusan dan kesungguhan, kesetiaan serta pengabdian diri kepada siapa kita beribadah, termasuk juga buah dari pemahaman kita akan hidup, pekerjaan. Sehingga dapat juga dikatakan, segala apa yang dapat kita lakukan dalam kehuidupan kita sehari hari, apakah itu sudah merupakan  dan menjadi ibadah kita? 
      Kalau kita kembali melihat, bagaimanan sikap sebagian banyak orang dalam hal mengapresiasikan ibadahnya, seperti: melakukan sesuatu yang “baik“ hanya untuk dipuji, datang ke gereja dan partangiangan, memberikan persembahan hanya untuk memperlihatkan “kesalehan“ dan juga menolong orang lain supaya “dituruti“ dan bahkan melakukan puasa dalam pemahaman tidak makan dan tidak minum dalam rentang waktu yang dia tentukan.  Padahal puasa bukan persoalan makan dan minum, tetapi adalah persoalan hati, kejujuran, perilaku baik, adanya kepedulian sosial yang nyata dalam kehidupan sehari hari. Ada juga yang melakukan puasa hanya untuk membenarkan diri dan kesempatan untuk menghakimi orang lain, menentukan segala sesuatu untuk orang lain lakukan sesuai dengan ketentuan yang dia tetapkan sendiri. Dalam hal ini Tuhan berkata: “Aku muak dengan ibadahmu“ (ay.4-5 bnd. Amos 5:21). 
      Apakah Ibadah yang sesunguhnya yang berkenan kepada Tuhan?  menegakkan keadilan dan kebenaran, katakan: ”Ya” kalau “YA “ dan “TIDAK “ kalau “TIDAK”. Membangun kepedulian sosial dalam kasih dan kejujuran dan ketulusan hati, menghilangkan kemunafikan dan kepalsuan serta arogansi iman. Dengan melakukan semuanya itu, berkat Tuhan akan tercurah buat si pelaku Firman Tuhan, terang kemuliaan Tuhan akan melingkupi hidupnya, dan menjadi seperti sumber air yang tidak akan pernah kering. Dengan demikian juga kita telah memelihara “Sabat” yaitu mengarahkan segala kehidupan kita untuk tidak akan pernah lagi dikuasai, diikat oleh kebiasaan buruk, kehidupan palsu, serta bagaimana  kita meleburkan diri ke dalam kebebasan, pengampunan dosa, keselamatan yang Yesus telah lakukan untuk dunia ini, terutama bagi mereka yang percaya kepada Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...