Kamis, 23 Juni 2016

RENUNGAN MINGGU V Setelah TRINITATIS 26 JUNI 2016

Selamat Bersukacita!

(Mazmur 16: 1-11)





M
omen apa saja yang membuat Anda merasakan sukacita? Tentulah banyak alasan seseorang itu mengalami sukacita. Seseorang bersukacita karena mendapat lotere. Ketika merayakan valentine's day dengan teman-teman. Ketika merayakan hari ulang tahun. Saat berada di kursi pelaminan dengan orang yang dicintainya. Ketika memiliki uang banyak. Ketika lulus ujian atau diwisuda sebagai sarjana. Ketika dianugerahi anak. Ketika bertemu dengan kawan lama. 
Seseorang yang menderita sakit akan bersukacita ketika dokter menyatakan bahwa ia sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit.  Seorang atlet mengalami sukacita yang luar biasa ketika ia mampu merebut medali emas dalam suatu kejuaraan. Seorang petani bersukacita ketika musim panen yang ditunggu-tunggu itu tiba, sehingga rasa-rasanya semua kerja keras yang selama ini ia lakukan, baik itu membajak, mengairi dan merawat tanaman telah terbayar sudah. Begitu pula seorang karyawan akan bersukacita ketika tiba waktu menerima gaji atau mendapat promosi jabatan dari pimpinan. Namun, berapa lama sukacita itu akan bertahan? Sangat perlu kita ketahui bahwa sukacita yang ditawarkan oleh dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak akan bertahan lama.  Lalu, di manakah kita menemukan sukacita yang sejati dan berlimpah-limpah itu?
Mazmur 16 ini adalah suatu doa permohonan dan pengakuan iman yang sangat menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Para rasul dan jemaat Kristen abad permulaan memakai Mazmur ini sebagai kesaksian tentang kebangkitan Kristus yang dibebaskan Allah dari sengsara maut. Kemenangan Kristus, itulah sukacita jemaat mula-mula (lihat Kis.2: 24-28). 
Melalui Mazmur 16 ini kita boleh belajar bagaimana mengaplikasikan iman dalam kehidupan nyata. Hanya ada satu sumber sukacita, hanya ada satu sumber kebahagiaan, hanya ada satu perlindungan, hanya ada satu sumber pengajaran, hanya ada satu sumber keselamatan dan hanya ada satu sumber kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Mencari kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan kehidupan luar Tuhan, justru akan memperbesar kesedihan (ay.4). Pesan inilah yang disampaikan oleh pemazmur kepada kita. 
Kepercayaan yang begitu mendalam kepada Allah dengan mengutamakan Tuhan di atas segala sesuatu. Tidak menggeser posisi Tuhan dengan hal-hal lain, bahkan dengan sesuatu yang nampak baik sekalipun. Tuhan tetaplah yang terbaik. Karena itu pemazmur (1) tidak mau mengikuti allah lain atau meninggalkan allah untuk kepentingannya sendiri, (2) Dia mau mendengar nasihat/suara dari Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan bila Tuhan menasihatinya, (3) tidak goyah dalam menjalani hidup dengan segala tantangan yang ada karena ia yakin Tuhan selalu bersamanya, (4) senantiasa bersukacita di dalam Tuhan. Iman kita kepada Tuhan adalah iman yang dapat diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak dalam kehidupan kita. Hanya bersama Tuhan sajalah kita bersukacita. Sudahkah Anda merasakan peranan iman mengubahkan hidup Anda? Selamat hari Minggu.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...