Selasa, 07 Juni 2016

RENUNGAN MINGGU III Setelah TRINITATIS 12 JUNI 2016






Pengampunan Allah 

ada dalam Penghukuman-Nya

(2 Samuel 12: 1-16)


S
etiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Alangkah sedihnya jika kesalahan yang sama berulang dilakukan. Seperti kata pepatah:  "Keledai akan terperosok ke lubang yang sama."  Tentulah kita bukan Keledai, karena itu bijaksanalah buatlah "pengalamanmu menjadi guru yang baik".
Pernah terjadi dalam hidup Daud, melakukan tipu muslihat, pembunuhan terhadap Uria panglimanya suami Batsyeba, untuk melakukan perzinahan dengan Batsyeba istri Uria itu (2 Sam 11). Sesudah berzinah dengan Batsyeba, Daud diam-diam saja selama beberapa waktu. Ia tidak mengakui dosanya di hadapan Allah. Namun dari Mazmur 32 kita bisa melihat bahwa ia merasa sangat menderita ketika menyimpan dosanya tersebut. Tuhan tidak bisa mendiamkan dosanya tersebut. Tuhan mungkin menunda hukuman, tetapi kita harus mengingat bahwa tak ada dosa yang terlewatkan oleh Allah. Apa yang dilakukan Daud ini adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan, dan dosa itu tidak tersembunyikan di hadapan Tuhan.  "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13). Tuhan tidak tinggal diam sehingga Ia mengutus nabi Natan untuk menegur dan memperingatkan Daud. Melalui perumpamaan (1-4), nabi Natan mengajak Daud untuk melihat dosanya hingga kemudian ia menyadari bahwa Tuhan sedang menegur dia atas dosa-dosanya (5-9,13). Dosa Daud kemudian mendatangkan hukuman: "Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari (ay.11), … anak yang lahir bagimu itu akan mati." (ay 14).
Pengalaman Daud kiranya menjadi guru terbaik bagi kita sekalian. Ingat! Setiap perbuatan dosa selalu membawa dampak yang sangat mengerikan, oleh karena itu janganlah bermain-main dengan dosa. Setiap orang yang melakukan kesalahan, hendaknya mengaku salah dan memperbaiki kesalahan itu serta berusaha untuk tidak mengulanginya.  Hukuman merupakan konsekuensi dari dosa yang telah dilakukan manusia.
Namun Tuhan tidak berhenti sampai di sini. Kasih karunia-Nya tetap tercurah atas Daud dan Batsyeba kemudian melahirkan anak lagi (24-25). Allah meneruskan berkat-Nya dengan kemenangan Israel dalam peperangan melawan bani Amon di Raba (26-31). Dosa-dosa Daud memang mendatangkan hukuman yang sangat berat, tetapi Allah yang penuh anugerah itu tidak menghancurkan kehidupan Daud sehingga ia masih bisa mengalami berkat-berkat Allah.
Kita paham bahwa semua itu tertulis bukan untuk mendorong orang berbuat dosa lalu mengaku dosa. Melainkan untuk memperingatkan kita tentang bahaya dosa. Karena itu, kita harus menghindari dosa, dengan cara apa pun. Bila kita jatuh juga ke dalam dosa, kita tahu bahwa Kristus telah menanggung dosa-dosa kita di salib. Maka datang kepada-Nya merupakan satu-satunya jalan terbaik untuk pengampunan dosa kita, agar kita tetap beroleh kasih karunia-Nya. Selamat hari Minggu.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...