Jumat, 08 Januari 2016

RENUNGAN MINGGU I SETELAH EPIPHANIAS 10 JANUARI 2016

Yang Bertobat Yang Dikenan

(Lukas 3: 15-17; 21-22)




      Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dosa dan tabiat dosa mengikuti dan menjadi bagian dalam diri manusia sehingga kita dilahirkan ke dalam dunia dengan segala kecenderungan hati untuk selalu melakukan kejahatan (Kej 6:5). Daud menyadari hal itu dan berkata, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." (Maz 51:7). Jadi, sesungguhnya kita ini adalah manusia berdosa yang pantas untuk menerima hukuman. 
    Lukas 3:15-17;21-22 ini mencatat tentang Yohanes adalah nabi dan utusan Tuhan yang mempunyai tugas untuk membaptiskan orang-orang berdosa yang bertobat. Tetapi ketika Yohanes berjumpa dengan Yesus, berkata bahwa dia yang harus dibaptis oleh Yesus. Memang, perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan akan membuat seseorang menyadari keberdosaannya. Seperti Yesaya, nabi Tuhan yang besar, merasa dirinya orang najis dan tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir (Yes 6:5). Segala perbuatan baiknya seperti kain kotor di hadapan Tuhan (Yes 64:6). Seperti Daniel, pingsan dan mukanya ke tanah (Dan 10:4-9). Yohanes ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus tersungkur seperti orang mati (Why 1:12-17). Ketika seseorang makin mengenal Allah maka ia juga akan makin mengenal dengan benar siapa dirinya di hadapan Allah. Yesus sebagai Anak Allah ternyata rela diri-Nya dibaptis oleh Yohanes, mengidentifikasikan diri-Nya sebagai orang berdosa yang perlu dibersihkan. Padahal Dia tidak berdosa sama sekali. Ia berkata “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (band. Yoh 6:38). 
     Kita patut bersyukur kepada Allah, Bapa kita, yang oleh karena kasih-Nya menganugerahkan Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk mati di salib. Darah Kristus mendamaikan kita dengan Allah, kita tidak lagi menjadi seteru Allah. Kristus "...telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Pet 2:24). 
     Anggota Jemaat (HKBP Pondok Gede) pastilah sudah menerima baptisan di dalam Nama Allah Bapa, dan dalam Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan dalam Nama Roh Kudus, yang terus menerus belajar Firman Tuhan, membuka diri terhadap pekerjaan Roh Kudus, dan memperoleh hidup baru. Membuang manusia lama yaitu cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan hidup dalam manusia baru (1 Joh 3:7-10; Rm 6:4). 
     Setelah menerima anugerah keselamatan, kita harus dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Kita tidak dapat menerima anugerah Tuhan lalu tetap tinggal dalam dosa. Hidup dalam pertobatan itu suatu perintah, bukan sekedar himbauan! Kita harus dengan sadar meninggalkan dan menolak segala perbuatan dosa. Karena itu mari mencermati hidup kita, hal-hal apa yang sekiranya akan menyeret kita lebih jatuh ke dalam dosa: Apakah lingkungan, tontonan atau bacaan yang negatif, serta pergaulan kita, sebab "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Kor 15:33) dan "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsl 13:20). Semua perbuatan daging (Gal 5:19-21) harus ditinggalkan. 
     Kita memang masih hidup di dunia yang penuh dosa, namun kita harus memilih untuk hidup sesuai kehendak Tuhan setiap hari. Meniru Yohanes, meniru Yesaya, meniru Daniel, meniru Yesus yang taat kepada kehendak bapa-Nya. Percayalah, Allah dalam Yesus Kristus telah mengampuni seluruh dosa-dosa kita, melepaskan kita dari kuasa kematian dan kuasa Iblis, memberikan kepada kita kehidupan yang kekal. Dengan baptisan, Allah membersihkan (membasuh) kita dari semua dosa, termasuk dosa keturunan yang kita warisi dari orangtua kita. Kita harus bertobat, berhenti berbuat dosa! Tahun 2016 menjadi Tahun Keluarga Bertobat. Selamat hari Minggu. 
                                                                           Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...