Jumat, 29 Januari 2016

Renungan Minggu Sexagesima 31 Januari 2016

Ketika Allah Memilih
(Yeremia 1:4-10)







B
etapa hancurnya perasaan Nick Vujicic (Nicholas James Vujicic) ketika dia menyadari terlahir ke dunia tanpa kedua tangan dan kedua kaki. Rasa rendah diri dan hidup tanpa motivasi acap kali menghampiri. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, pria kelahiran 4 Desember 1982 ini, mulai bangkit. Dia terus menggali dan menemukan mutiara-mutiara indah yang Tuhan karuniakan di dalam tubuhnya. Akhirnya, pria yang pernah frustasi itu Tuhan pilih. Dengan kasih Tuhan, pria keturunan Serbia-Australia itu, dipilih untuk “mentransfusi” iman dan harapan kepada banyak orang yang membutuhkan.

        Perjalanan hidup Nick Vujicic menjadi inspirasi bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi Tuhan untuk memilihnya memberitakan firman-Nya. Keterbatasan fisik tidak membatasi Nick untuk meraih gelar sarjana akuntansi dan perencanaan keuangan. Bahkan keterbatasan fisik tidak menghalangi Nick untuk dicintai dan dipilih seorang gadis cantik bernama Kanae Miyahara, keturunan Mexico-Jepang, menjadi belahan jiwanya.  Bagi Kanae, keindahan hati melebihi keindahan fisik.

        Jemaat terkasih, yang mensyukuri kasih Tuhan sepanjang bulan Januari ini, firman-Nya mengingatkan bahwa ketika Allah memilih, Allah juga memperlengkapi. Hal itu juga dialami Yeremia. Ketika Tuhan memilihnya, dia menyadari keterbatasannya. “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda” (1:6). Dia merasa masih muda (Ibr. “na’ar”). Bahkan Alkitab versi King James menerjemahkannya dengan kata “child” (anak). Bagi Yeremia, perjumpaan dengan Allah menghasilkan pengenalan diri, menyadari keterbatasan. Sungguh-sungguh merasa tidak mampu, merasa tidak tahu. Mari kita lihat, Allah yang memilih adalah Allah yang memperlengkapi. Alkitab mencatat bahwa “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” (1:9). Yeremia mengakui keterbatasannya dan Allah hadir memperlengkapinya.  

        Cukupkah hanya memperlengkapi? Ternyata, tidak! Allah yang memilih, adalah Allah yang menyertai dan menyelamatkan (1:8). Dr Moorhead mengatakan bahwa Allah mengutus Yeremia tatkala segala perkara di Yehuda merosot dengan cepatnya ke arah kebinasaan, kegentingan negara sedang memuncak, banyak aliran sesat mengobrak-abrik segala lapisan masyarakat, doktrin-doktrin yang mencelakakan merajalela. Yeremia melihat bangsa yang dikasihinya meluncur ke arah jurang kebinasaan. Itulah sebabnya Allah mengutus Yeremia dengan misi “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam”(1:10). Sekalipun misi tersebut berat, tetapi Allah menjanjikan penyertaan dan penyelamatan kepada Yeremia. Itu pula janji dan jaminan Tuhan bagi Yakub, Musa, Yosua, para rasul dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya.

          Jemaat dan keluarga yang selalu menggumuli pilihan Allah, kita sadar bahwa tidak ada zona nyaman dan mapan dalam kehidupan. Setiap zona punya tantangan, yang bila ditempuh, akan membentuk iman semakin teguh dan tangguh. Jangan takut! Kristus telah menempuhnya. Dialah teladan kita. Selamat beribadah.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...