Rabu, 09 September 2015

RENUNGAN MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS 6 SEPTEMBER 2015

Sudahkah Anda Bergereja?

(Yesaya 35: 4-7a)




Ada satu perbedaan penting antara gereja dengan sekolah atau kuliah. Siswa/mahasiswa yang menghadiri kuliah, entah di bidang ilmu ketuhanan atau teknik atau kedokteran atau fisika tidak selalu memiliki komitmen antara yang satu dengan yang lain sesama mahasiswa. Masing-masing mengerjakan urusannya sendiri. Anda mengerjakan sendiri ujian Anda, mempelajari bidang studi Anda sendiri, Anda boleh tidak punya hubungan apa-apa dengan orang yang ada di sebelah Anda. Anda tidak berkomitmen kepadanya. Jika dia berada dalam masalah, Anda boleh menolong atau tidak menolongnya. Anda tidak menggantungkan hidup Anda kepada guru atau dosen pengajar Anda, dan Anda tidak harus melakukan apa yang sang dosen ajarkan.
Menjadi anggota jemaat gereja, tentu berbeda! Kita harus memiliki komitmen antara satu dengan yang lain, dan dengan percaya melakukan Firman yang kita dengar. Hal ini sangatlah mendasar. Selama kita belum memiliki keterlibatan antara yang satu dengan lainnya, tidak percaya Firman dan tidak melakukan Firman yang kita dengar, dan bertobat. Itu berarti kita belum sampai pada tingkatan menjadi gereja.
Perikop ini, tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang (apokaliptik) dari nabi Yesaya untuk bangsanya Israel, yang saat itu sedang berada dalam pembuangan di Babel di bawah kekuasaan raja Nebukadnezar. Allahmu akan datang!” (ay.4) Begitu seruan nabi Yesaya. Suatu jaminan yang menghibur orang yang berputus asa dan berkecil hati. Bahwa Tuhan akan campur tangan dalam kejadian-kejadian di dunia, untuk membuat umat manusia tunduk pada tuntutan keadilan dan untuk menyelamatkan umat-Nya dari para penindas mereka. Suatu jaminan bahwa kekuatan Allah akan menggantikan ketidakberdayaan manusia. Bangsa Israel percaya kepada Firman yang disampaikan nabi Yesaya. Mereka bertobat dan menyesali dosanya sebagaimana tercatat dalam kitab Ratapan. Di kemudian hari apa yang diwartakan nabi Yesaya terwujud dalam pemerintahan Koresh, raja negeri Persia mengalahkan Babel dan memperbolehkan bangsa Israel kembali ke negerinya untuk membangun kembali Yerusalem. Pada akhirnya orang-orang percaya akan dapat melihat kebenaran Allah dan mendengar suara-Nya, hidup menurut jalan-Nya, dan menyatakan kesaksian dan pujian kepada-Nya.
Namun kesempatan tersebut, belum sepenuhnya mendatangkan damai sejahtera, karena mereka harus bekerja keras “merestorasi” fisik kampung halamannya dan menjaga kekudusan peribadahan mereka. Apokaliptik ini barulah genap dan sempurna di dalam Yesus Kristus. Yesus mengatakan: “… menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk.4:18-19)
Apa yang disuarakan oleh nabi Yesaya telah genap di dalam Yesus Kristus. (bdn.Mat.11:2-6) Yesus memulihkan eksistensi kemanusiaan kita sebagaimana manusia di taman Eden ketika belum jatuh ke dalam dosa. Itulah arti Kedatangan Allah di dalam Yesus Kristus. Bergereja adalah memaknai kedatangan Allah bergabung dalam misi-Nya. Amin. 
                                       
                                          Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...