Rabu, 23 September 2015

RENUNGAN MINGGU XVII SETELAH TRINITATIS 27 SEPTEMBER 2015


Jangan Sesat! 

Jangan Juga Menjadi Penyesat!

(Markus 9: 38-50)




Perikop ini menceritakan tentang Yesus yang sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, mendekati hari-hari terakhir pelayanan-Nya. Pada kesempatan ini, tekanan pelayanan Yesus bukan lagi tentang mujizat atau penyembuhan, tetapi mempersiapkan para murid-muridNya untuk hal-hal yang akan mereka hadapi kelak.
Yohanes melihat ada orang lain yang bukan murid Yesus mengusir setan dengan Nama Yesus. Kejadian ini mengusik Yohanes dan murid-murid. Merasa bahwa keistimewaan (keeksklusifan) kedua belas murid berkurang. Kita menangkap ada nada kecewa dan cemas dari para murid. Kecemasan Yohanes ada dua kemungkinan, antara lain:
1.    Orang boleh salah menggunakan nama Tuhan Yesus. (Band. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Kel. 20:7)
2.        Persaingan, tentang siapa yang terbesar di antara mereka  (Mrk 9:34).
Bagi para murid, seharusnya ini justru kesempatan mengenali lawan dan kawan. Bahwa pengikut Yesus tidak hanya dua belas murid, tetapi jauh lebih banyak dan lebih luas sesuai dengan perkatakan Yesus: “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” (ay 40). Mengikut Yesus terbuka (inklusif) bagi semua orang, sekaligus pemberitahuan bahwa di kemudian hari, banyak orang akan menggunakan nama Yesus dalam melakukan mujizat. Mereka yang menolong orang lain dan membuka jalan untuk mengikut Yesus akan memperoleh upah (ay 41).
Namun bagi orang yang menyesatkan, sekalipun menyesatkan orang yang baru percaya, sebaiknya mengikat lehernya dengan batu (ay 42) atau memenggal tangannya (ay 43), atau memenggal kakinya (ay 45) atau mencungkil matanya (ay 47) daripada masuk ke dalam neraka dengan anggota tubuh yang utuh (ay 44,46).
Penyesatan dalam gereja terus terjadi melalui beberapa saluran. Saluran tersebut harus dikenali dengan teliti, agar kita terhindar dari penyesatan. Saluran penyesatan tersebut bisa melalui pengajaran yang tidak beralas pada kebenaran dan pemahaman Firman Tuhan secara benar. Pengajaran sejenis itu disebarkan melalui kotbah yang tidak diangkat dari penafsiran yang benar. Pengajaran-pengajaran tersebut dikemas menjadi doktrin dan tanpa disadari oleh anggota jemaat doktrin-doktrin tersebut diakui sebagai Firman Tuhan atau sejajar dengan Firman Tuhan. Mari kita mengenalinya: Penyesat di antara pengikut Yesus adalah “orang yang gagal berperilaku seperti garam, orang yang gagal membawa damai.” Pengikut Kristus akan digarami dengan api, yang sesat dan penyesat akan dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. (ay 47-48).

Jangan sesat dan jangan juga menjadi Penyesat! Lakukanlah seluruh aktifitasmu dalam Nama Yesus Kristus secara baik dan benar. Amin. Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...