Jumat, 12 Juni 2015

RENUNGAN MINGGU II SETELAH TRINITATIS 14 JUNI 2015




(saat teduh retreat Peneguhan Sidi HKBP Pondok Gede Tahun 2015 di Ciloto)


Pengikut Kristus Tipe Pohon Korma dan Tipe Pohon Aras
(Mazmur 92: 2-5; 13-16)

Bersyukur dalam segala hal? Ah, rasanya hanya bisa diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Banyak orang bisa bersyukur pada saat mengalami sukacita. Misalnya, pada saat lulus ujian, naik pangkat, naik gaji. Bagaimana pada saat yang tidak enak (dukacita), apakah masih bisa bersyukur?
Dalam berbagai bencana yang menimpa negeri ini; tsunami, gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, narkoba dan sebagainya. Kita kerap menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di tengah situasi yang berat dan tidak mengenakkan, orang-orang yang mengucap syukur dalam, dan dengan keterbatasannya. Bagi mereka, selalu ada alasan untuk bersyukur. “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN,…Sebab telah Kaubuat aku bersukacita,” (ay.1,5).
Mazmur 92 boleh menjadi alat evaluasi diri, (1) menyadari bahwa orang yang percaya seperti pohon Korma. Salah satu tanaman istimewa dan unik. Ketika biji Korma ditanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah mulai tumbuh. Biasanya di mana pohon Korma berada, di sana akan terdapat oase (mata air). Inilah yang digambarkan oleh pemazmur, bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon Korma. Orang benar akan memiliki akar yang kuat, mampu tegar berdiri di tengah berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh menghasilkan buah. Bagi pengembara padang pasir, melihat pohon Korma tentu akan sangat menggembirakan. Sebab pohon ini tidak hanya memberikan tempat yang teduh, tetapi juga air, sebab pohon ini tumbuh di mana ada air. Selain mengandung begitu banyak nutrisi yang memberi kekuatan dan kesehatan. Pohon Korma juga sangat kuat bila dijadikan menjadi tiang penyangga untuk bangunan, dahan-dahannya yang kecil bisa dijadikan untuk bahan bakar, serta serat-seratnya bisa dijadikan untuk tali, bahkan daunnya bisa dibuat menjadi tikar atau keranjang. Seperti layaknya pohon Korma yang menyegarkan dan berdayaguna, orang-orang benar pun seharusnya bisa menjadi penyegar bagi lingkungan yang "tandus", menjadi oase di tengah padang gurun, menjadi berkat yang mendatangkan sukacita.






(2) Menyadari bahwa orang yang percaya seperti pohon Aras. Pohon Aras adalah pohon yang besar, kuat dan tidak mudah lapuk, tahan terhadap perubahan cuaca, terhadap hama. Semakin tua, getahnya harum dan kayunya semakin kuat. Tidak heran jika pohon Aras Libanon dipakai oleh Salomo untuk tiang penyangga istana bahkan Bait Allah (1Raja7: 2-3).




     Sebagaimana pohon Korma dan pohon Aras, Tuhanlah yang menciptakan dan memeliharanya. 



    Demikianlah orang percaya kepada Tuhan, diberkati-Nya untuk menjadi pribadi-pribadi tipe pohon Korma, pribadi-pribadi tipe pohon Aras penyangga kehidupan. Tetap berbuah dan berkarya bagi Kristus sampai Tuhan memanggil. Pohon Korma dan pohon Aras tak pernah pensiun, pada masa tua pun masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Karena semuanya itu, adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Nya Yang Mahatinggi. Amin.

Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...