Jumat, 06 Februari 2015

Renungan Minggu Sexagesima 08 Februari 2015



Hidup di dalam Tuhan…Yesaya 40:21-31

S
eorang preman jalanan, dijuluki sampah masyarakat, penodong, perampok, pemeras, garong, tiba-tiba memilih untuk sekolah dan menjadi terpelajar kemudian menjadi seorang majelis di Gereja, tentulah membuat heran banyak orang akan perubahannya tersebut. Apa resepnya? Dalam salah satu Khotbahnya Pdt. Wilson Saragih, M,Th mengatakan untuk mendapatkan kehidupan yang bermakna, kita membutuhkan antusiasme. Mengutip Survival Skills: Leading Your Church in a Changing World, karya Stan Toler & Glenn  beliau mengatakan ‘Antusiasme’ atau ‘enthusiasme’ berasal dari dua kata Yunani, yaitu “en” (di dalam) dan “theos” (Allah). Dengan demikian entheos mengandung arti: Allah di dalam seseorang atau seseorang di dalam Allah.
Antusiasme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu kegairahan, gelora semangat, enerjik, berapi-api atau minat besar terhadap sesuatu. (Band. Roma 12:11 dengan jelas berkata: “Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”). Seseorang yang ‘enthusiastic’ adalah orang yang memiliki TUHAN di dalam dirinya. Karena TUHAN adalah Allah yang Mahakuasa, yang memiliki kekuatan dan energi yang tidak terbatas seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, maka ketika seorang manusia mengalami enthusiasme, ia akan memiliki gairah dan energi yang luar biasa untuk bekerja dan beraktivitas dengan tenaga yang seperti tidak habis-habisnya. Ia akan tampak berbeda dengan manusia-manusia biasa lainnya, yang tidak entheos. Jadi, kita dapat menemukan ‘enthusiasm’ di dalam Allah. “Di dalam Allah” memiliki arti “penyerahan diri, dikuasai dan dipimpin oleh Allah”. Amsal 18:14 berkata: “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
Khotbah minggu ini bagian dari Kitab Deutero-Yesaya di mana bangsa Israel sedang dalam Pembuangan di Babelonia. Saat itu bangsa Israel menganggap bahwa perjanjian yang Allah kehendaki dengan umat-Nya telah diingkari dan bahwa Allah sudah tidak berkenan lagi dengan mereka. Bangsa Israel tersebut sudah kehilangan pengharapan dengan berkata : Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku (40:27). Jika pengaharapan adalah harta yang termahal dalam kehidupan maka bangsa Israel sudah kehilangan harta termahalnya. Pengharapan yang sudah patah dengan apakah ditumbuhkan?
Menurut nabi Yesaya, Allah adalah abadi maka kebijaksanaan-Nya pun memiliki sumber yang jauh melampaui segala yang dapat kita bayangkan dan kekuatan-Nya tak ada habis-habisnya (40:27-31). Berikut sang Nabi memunculkan gambaran-gambaran yang lebih dahsyat: dapatkah seorang ibu melupakan anak yang dilahirkannya (49:14-15). 
Hanya Allah yang mampu membangkitkan dan menumbuhkan semangat yang patah. Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu (40:1). Setelah melampaui masa penderitaan yang dalam, di dalam TUHAN kita mendapat "penghiburan" yang akan memampukan kita untuk menghentikan ratapan, berdiri tegak dan menemukan kembali keteguhan hati. Selamat memiliki Antusiame. Amen.  ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...