Jumat, 20 Februari 2015

RENUNGAN MINGGU INVOCAVIT 22 FEBRUARI 2015 Mazmur 25, 1-10


 Jalan Tuhan: Kasih Setia dan Kebenaran 

(Mazmur 25: 1-10)





Selama kita masih hidup, tentulah menghadapi berbagai penderitaan. Tidak ada satu pun yang dapat hidup tanpa melalui penderitaan. Sebenarnya, ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya. Penting kita ingat, bagaimana kita menjalani dan keluar dari penderitaan itu? Apakah kita akan menggunakan kekuatan kita sendiri untuk berusaha keluar dari penderitaan tersebut? Apakah kita akan menggunakan cara-cara duniawi yang tidak berkenan kepada TUHAN untuk cepat keluar dari penderitaan tersebut? Mengeluhkan “Orang lain selalu untung. Tidak ada yang pernah berjalan dengan benar bagi saya. Apapun yang saya coba tidak ada yang berhasil.” Apakah penderitaan itu akan memisahkan anda dari kasih Kristus?
Pemazmur memberi kita pelajaran yang berharga. Kesetiaan kita pada TUHAN tidak menjamin terhindar dari kesulitan, penyakit, dan penderitaan. Betapa Alkitab menceritakan, orang yang saleh mengalami penderitaan yang cukup hebat karena berbagai alasan, musuhnya yang berbuat khianat dengan tidak ada alasan. Misalnya: Yusuf, Daud, Ayub, Yeremia, Yesus, Paulus dan lain-lain. Dibalik penderitaan yang mereka alami ada rencana besar Allah yang hendak dinyatakan-Nya lewat hidup mereka. Allah menginjinkan penderitaan atau masalah terjadi tidak berarti bahwa Allah menyebabkan semua itu, Allah tidak pernah menyebabkan kejahatan terjadi, tetapi Ia mengijinkannya terjadi dan mengarahkannya serta menguasainya supaya hal itu dapat mengerjakan kehendak-Nya. TUHAN tidak menjanjikan jalan yang lurus, rata dan bertaburan bunga. Tetapi Dia menjanjikan penyertaan-Nya setiap hari.
Mazmur 25,1-10 berisi doa penyerahan diri dari seorang yang sadar akan dosanya, dan memohon pembebasan dari TUHAN terhadap kesesakan, akibat dari ancaman-ancaman musuhnya yang dialaminya. Pemazmur, mengangkat jiwanya kepada TUHAN untuk berdoa. Mengarahkan seluruh perhatiannya hanya kepada TUHAN. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN dengan keyakinan bahwa ia tidak mungkin dipermalukan oleh musuhnya, sebab TUHAN-lah yang menjadi Pembelanya. Ia menanti-nantikan TUHAN sedemikian rupa, dengan pengharapan janji Tuhan pasti digenapi. Kata “menantikan” dalam bahasa Ibrani “qawah” קוה qâvâh kaw-vaw' yang berarti, “mengharapkan sesuatu yang pasti datang.” Seperti penjaga malam yang menantikan pagi yang pasti datang. Atau petani yang menantikan tuaian yang pasti akan tiba dari tanaman yang dipeliharanya. Kepastian akan pertolongan TUHAN bukan bersumber dari usaha pihak manusia yang berhasil “membujuk” TUHAN. Tetapi datang dari kebaikan TUHAN sendiri. Yaitu rahmat TUHAN, artinya sama dengan rahim, cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya. Dan kasih setia TUHAN berdasarkan perjanjian-Nya sejak berabad-abad (ay. 5-6). Dengan demikian di dalam kelemahan dan kesesakannya, pemazmur tetap yakin akan kepedulian TUHAN, yang setia kepada janji-Nya. Itu sebabnya dalam perspektif pemazmur yang juga seharusnya menjadi dasar iman orang percaya, bahwa: “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya”. (ay. 10).
Apakah anda seseorang yang memerlukan kekuatan dan dukungan saat ini?  Belajarlah dari iman dan pengharapan pemazmur yang tetap kuat dan teguh di tengah kerapuhan karena kelemahannya dan beban pergumulan yang berat. Menantikan TUHAN yang dia percaya setia kepada perjanjian-Nya.
Akhirnya apa pun kondisi hidup nantikanlah TUHAN di dalam Yesus Kristus yang telah menggenapkan dalam diri-Nya segala janji Allah di atas kayu salib. Jika anda tahu siapa anda di dalam Kristus, maka anda akan tahu bagaimana mewakili Dia melawan penderitaan. “Barang siapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10:11). Amen. 


Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...