Kamis, 13 Februari 2020

RENUNGAN MINGGU SEXAGESIMA, 16 FEBRUARI 2020


SUDAHKAH AKU TAAT DAN BENAR?

(Markus 7:1-8)




Kecenderungan dunia adalah selalu mencari pembenaran diri, sebab dengan cara demikian ia berusaha menutupi siapakah dia sebenarnya dengan segala kekurangan, ketidakmampuan dan kesalahannya, dan mereka inilah yang kemudian disebut sebagai orang-orang munafik. Orang yang selalu membenarkan diri, secara tidak sadar ia telah berusaha menutupi kesalahannya atau boleh jadi ia semakin memperlihatkan akan kebodohan dan ketidakmampuannya. Kelompok ini akan senantiasa mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain, dan dari sanalah mereka menyudutkan, mendiskreditkan atau hal-hal lain yang termasuk dalam kategori merendahkan orang lain. Itu biasanya juga terjadi mereka lakukan kepada orang-orang yang diangga ”sebagai saingan/lawan,” baik dalam politik, bisnis maupun hal-hal lain. Ketidakmampuan menerima kelebihan orang lain boleh jadi menimbulkan ketersinggungan, kebencian dan penolakan, sebab dengan itu mereka mencoba untuk menarik simpati dari kelompoknya.

Adalah sebuah cara untuk membicarakan keseluruhan sistem yang disebut sistem kemurnian; murni dan tidak murni/halal atau haram. Hal ini bisa dikenakan kepada kelompok ataupun individu, pada benda, waktu maupun tempat yang terkadang diberlakukan sesuai dengan keinginan atau selera masing-masing. Kelompok A akan mengatakan kelompok B sebagai orang haram/najis karena bertentangan menurut hukum kenajisan mereka; dan sebaliknya; bukan dari segi hukum menyeluruh, sistem yang dapat membangun dan memotivasi akhirnya yang terjadi adalah kontroversi, perdebatan dan bahkan hingga permusuhan.

Pertentangan yang terjadi antara Yesus dengan orang ”Farisi“ (sekelompok pemimpin spiritual Yahudi yang berkembang di sekitar abad ke-2 seb M; pembangunan Bait Allah. Awalnya mereka ini adalah kelompok Hassidim, yaitu mereka yang menganggap dirinya sebagai orang yang beragama dan yang saleh. Sementara orang Saduki; adalah orang yang merasa bertanggungjawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Allah, sebagai imam, kelompok ini berkuasa hingga tahun 70M) adalah mengenai aturan, adat istiadat/hukum Yahudi, seperti layak atau tidaknya melakukan pekerjaan pada hari Sabbat; masalah membasuh tangan, pemahaman tentang penyakit dll. Kelompok ini selalu membenarkan diri dan menghakimi orang lain termasuk kepada Yesus, boleh jadi karena kepentingan mereka tersinggung, dimana kemunafikan kerohanian mereka mulai tersingkap, pamor mereka bergeser. Kelompok ini bersama para ahli taurat, para imam memusuhi Yesus, mengecam pengajaran dan segala tindakan Yesus yang menyembuhkan orang sakit, menerima “orang berdosa”. Mereka juga menuduh para pengikutnya telah melanggar hukum ketentuan Yahudi dalam hal membasuh tangan. Pembasuhan bukan dalam hal kebersihan, akan tetapi mengacu pada sistem, cara. Yesus tidak menolak untuk menjalankan aturan, akan tetapi Yesus mengecam karena mereka menjadikan adat istiadat mereka lebih tinggi dari Firman Tuhan (Jes 23:13; Mark 7:6-7). Adalah jauh lebih bijak jikalau para pakar hukum mau menuntun masyarakat untuk memahami hukum dan menuntun banyak orang untuk melakukan apa yang tidak berlawanan dengan hukum; yang lebih mengerti, lebih memahami menuntun orang yang kurang pemahaman, sehingga tercipta keharmonisan akan kebenaran, keadilan dan hukum Tuhan; bukan justru mempermainkan hukum sesuai dengan selera). Bagaimana orang yang menganggap dirinya lebih patut, layak, mampu memperlihatkan dirinya sebagai orang yang layak dan patut dalam kehidupan nyata; sehingga dia menjadi berkat/suluh/teladan bagi orang lain. Amin. Selamat hari Minggu! (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...