Jumat, 19 April 2019

RENUNGAN MINGGU PASKAH PERTAMA, 21 APRIL 2019


MEMAHAMI 

SEBUAH NILAI KEBENARAN

 (Yohanes 20: 24-31)




P
enyampaian dan penyebaran sebuah informasi saat ini sangat didukung oleh teknologi digital, di mana-mana orang bisa mengakses atau mendengar berita,  mendapat informasi dan orang-orang juga saling berlomba untuk menyebarkan informasi. Banyak juga informasi yang saling menyambung dalam artian saling menyebar berita yang dia dengar hingga menjadi viral. Dan juga beragam sikap/respons orang dalam menyikapi setiap berita atau informasi yang diterimanya. Ada yang langsung percaya dan dengan serta merta turut menyebarkannya yang walaupun dia belum memeriksa kebenaran berita yang dia sampaikan kemudian. Tetapi ada juga yang tidak mau tahu dengan apa yang dia lihat dan dengar, informasi itu berlalu saja, dan ada juga yang merasa takut menyebarkannya.

Kebangkitan Tuhan Yesus tidak serta merta diterima semua orang, termasuk Thomas murid Yesus. Karena beberapa faktor: Pertama: Faktor psikologis yang tengah mendera mereka, diliputi ketakutan kepada penguasa saat itu. Kedua: Boleh jadi mereka menganggap kabar tersebut hanya sebuah bentuk penghiburan belaka, untuk mereka tengah bersedih karena kematian Yesus; Ketiga: Mereka mencoba memakai logika berfikir, perlu bukti yang nyata, biar tidak salah mengambil keputusan. 

Thomas adalah murid yang tidak begitu saja memercayai kesaksian atau opini orang lain, itu sebabnya ia tidak mudah mempercayai berita kebangkitan Yesus sebagaimana yang diberitakan para murid yang lain, dia mau membuktikannya sendiri, dia mau melihat dan mengetahui kebenaran secara pasti. Salahkah Thomas dengan prinsipnya? Tergantung pada penilaian kita. Banyak orang menyalahkannya dan hingga kini terkadang masih menjadikannya sebagai kritikan bagi seseorang yang tidak mudah memercayai berita. Bagaimana dengan Yesus? Marahkah Ia kepada Thomas? Tentu saja tidak. Bahkan ia berkenan datang menyatakan diri-Nya kepada Thomas. Yesus menawarkan kesempatan bagi Thomas untuk menyentuh dan melihat bekas luka di Tubuh Yesus. Pembuktian itu membuat mulut Thomas mengakui dengan sungguh akan kedaulatan Yesus. Thomas berubah dari pribadi yang ragu menjadi pribadi yang kokoh dalam pengakuannya. Thomas berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku.” (ay.28). Artinya perjumpaan Thomas dengan Yesus menghilangkan keraguannya, membentuk dirinya menjadi pribadi yang kokoh dan teguh dalam pengakuan siapakah Yesus dalam dirinya “Tuhanku dan Allahku” menjadi orang yang pertama yang secara tegas dan jelas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Tuhan yang adalah Allah yang berkuasa penuh atas hidup dan mati, atas langit dan bumi dan atas segala sesuatu. Dari krisis pengakuan … Thomas bertumbuh menjadi pencetus pengakuan iman yang sangat penting dan menjadi bagiandari puncak kisah pengakuan akan Yesus yang sesungguhnya. Bagaimakah kita hingga saat ini memercayai kebenaran kebangkitan Yesus? Apakah kita harus melihatnya langsung dengan mata kepala kita? Ataukah kita mamapu melihatnya dengan mata hati dan iman kita akan Yesus? Tuhan berkata: “Berbahagilahh orang yang tidak melihat namun percaya.” (ay.29b). Selamat Paskah. (HS). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...