Jumat, 05 April 2019

RENUNGAN MINGGU JUDIKA, 7 APRIL 2019

Indahnya Berbagi Pengalaman

(Mazmur 25:1-7)


Kita sering mendengar istilah: “Sahabat yang baik adalah sahabat yang ada saat kita membutuhkannya“, artinya ada saatnya ketika kita menghadapi persoalan hidup, yang kita butuhkan adalah sebuah pendampingan, baik itu pendampingan ekonomi, teman tukar pikiran, menjadi mentor ataupun motivator, yang pasti kita butuh ada orang yang berkenan untuk mendengarkan apa yang kita keluhkan dan pikirkan, dengan demikian kita akan merasa dikuatkan, disemangati dll. Mengapa? Karena banyak orang yang membangun sebuah persahabatan karena memiliki kepentingan tertentu dalam artian ada keuntungan yang mau dia dapat, sehingga ketika kita jatuh mereka akan meninggalkan kita (bandingkan sahabat-sahabat Ayub, seperti Bildad, Sopar dan Elifas, menjadi sahabat Ayub saat dia kaya, tetapi saat Ayub menderita, sahabat-sahabatnya ikut mencela dan menghakiminya). Itu sebabnya kita diajak untuk memahami dan mengetahui bagaimana caranya kita mengatasi persoalan yang kita hadapi juga tergantung bagaimana kita menyikapi dan memahami persoalan yang kita hadapi, seperti akan permasalahannya dan dampaknya kepada kehidupan kita. 

Kita semua pasti akan menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan masing-masing, seperti misalnya Raja Daud yang mengalami penolakan dari Raja Saul dan bahkan Saul sampai membencinya, boleh jadi karena tidak mampu menerima keberhasilan Daud, tidak mampu menerima jikalau banyak orang mengeluelukan Daud. Juga bagaimana Absalom yang bermaksud merampas kekuasaannya (mengkudeta); dan musuh-musuhnya juga berusaha untuk menjatuhkannya. Akan tetapi satu hal yang menarik dalam kehidupan Daud adalah bagaimana pergumulan dan kesulitan itu mampu menempa imannya semakin dewasa kepada Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhanlah yang mengangkatnya menjadi raja, sehingga kepada-Nyalah Daud bersandar, menyampaikan segala keluh kesahnya juga daripada-Nyalah Daud menerima bimbingan dan arahan kehidupan. Daud dalam imannya menjadikan Allah sebagai Tuhan dan sahabatnya, tempatnya mengadu, tempatnya berkeluh kesah: ”Kepada-Mu ku angkat jiwaku....kepada-Mu aku percaya (ay. 1-2). 

Daud memperlihatkan sikap penyerahan diri yang mutlak di hadapan Tuhan, kepada Tuhan dia mengaku dosa-dosa yang telah dia perbuat, dosa yang senantiasa membanyangi kehidupannya (saat ia mengambil Berseba dari Uria menjadi isterinya). Kepadamu kuangkat jiwaku: ”nefesy“ memperlihatkan seluruh totalitas kehidupannya dia serahkan kepada Tuhan, dia mau berbagi akan penderitaannya, pergumulannya tanpa ragu, sebab Daud Percaya, Allah mau menerimanya sebagai sahabat, yang mau mendengar seluruh keluh kesahnya dan mau menolongnya untuk keluar dari pergumulannya. Menjadikan Tuhan sebagai sahabat, tempat kita berkeluh kesah, sekaligus mendengarkan dan hidup dalam Firman-Nya serta seluruh ketentuan hidup yang ditawarkan Tuhan. Tidak hanya mengadu, tapi juga mau mendengar dan berbuat, melakukan kebenaran dan kasih. Selamat hari Minggu. (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...