Kamis, 11 April 2019

RENUNGAN MINGGU PALMARUM, 14 APRIL 2019


BERSIAGA

MENYONGSONG KEDATANGAN TUHAN

 (Matius 25: 1-13)





Dalam kepolisian khususnya Korps Brimob pernah mengeluarkan surat edaran Siaga Satu bagi jajarannya guna mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Arti dari Siaga Satu adalah 3/4 kekuatan Brimob siap siaga di markas atau sesuai dengan plotting. Mereka juga tidak boleh mengambil cuti, sehingga siap diterjunkan setiap saat sesuai kebutuhan.

Dalam Alkitab, kita juga mengenal siaga. Namun siaga menurut Alkitab bukan berdasarkan jumlah anggota, tetapi siaga dalam waktu dan kesadaran. Selalu sadar dan berjaga setiap waktu dan sepanjang waktu.

Tuhan Yesus mengajarkan agar setiap pengikut-Nya mengarahkan pikirannya ke masa depan, masa yang akan datang, masa pengharapan. Masa depan atau masa yang akan datang itu berhubungan dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Boleh juga dipahami sebagai masa akhir. Maka setiap orang harus mempersiapkan dirinya, karena tak seorang pun tahu kapan saat itu terjadi. Bagaikan seorang hamba yang siap sedia melayani tuannya 24 jam. Dan kalau tuannya sedang di luar rumah, entah dalam perjalanan, hamba itu tetap berjaga-jaga untuk membuka pintu dan melayani jika tuannya kembali.

P
erikop Minggu ini Matius 25: 1-13, perumpamaan tentang sepuluh orang gadis yang menanti kedatangan mempelai laki-laki, lima orang gadis yang menanti dikategorikan sebagai orang bodoh karena membawa pelita tetapi tidak membawa minyak, dan lima gadis bijaksana membawa pelita beserta minyaknya. Ketika mempelai laki-laki datang lima orang gadis bodoh tersebut akhirnya tidak turut ambil bagian dalam perjamuan kawin tersebut, sebab mereka tidak siap untuk menanti kedatangan mempelai laki-laki.

Perumpamaan memperlihatkan sikap penantian seorang yang bodoh dan yang bijaksana. Supaya setiap orang percaya benar-benar pada posisi yang siap menanti, kapan pun Yesus datang, sudah benar-benar siap sedia akan kedatangan Tuhan.

Pelita pada zaman dulu adalah alat penerang yang terdiri dari bejana kecil yang dapat diisi dengan minyak, kemudian ada sumbunya dari kain dicelupkan atau dibasahi minyak dalam bejana tersebut. Sumbu senantiasa dibasahi dengan minyak, agar menyala sebagai penerangan ke sekelilingnya. Pelita yang menyala, menggambarkan kehidupan yang aktif melakukan dan berdampak kepada orang lain. Kehidupan orang pengikut Tuhan Yesus, adalah kehidupan yang siap sedia dipakai atau difungsikan untuk melayani orang lain seperti pelita yang menyala dan minyaknya selalu tersedia. Itulah kehidupan yang waspada dan siaga. Melayani Tuhan dalam ketaatan dan sukacita serta melayani sesama dengan kerelaan dan ketulusan. Selamat hari Minggu! Amin. (NS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...