Rabu, 12 Juli 2017

RENUNGAN MINGGU V SETELAH TRINITATIS, 16 JULI 2017

MEMAHAMI NILAI SEBUAH PERUBAHAN

(Yesaya 55:10-13)




     Dunia ini pasti akan berlalu dengan segala apa yang ada di dalamnya, kesombongan manusia, kelaliman, permusuhan dan juga kekerasan hati seseorang akan sebuah kehidupan. Ada pepatah yang mengatakan: Batu yang senantiasa ditetesi air akan berlobang dan mungkin akan berubah lembek, tanah kering dan tandus akan berubah menjadi subur kalau terus-menerus disirami dengan air. Semuanya perubahan alam dapat dipahami secara ilmu Fisika, akan tetapi perubahan kehidupan manusia, pola pikir dan pola hidup, terutama pemahaman akan kehidupan saat ini dan masa depan, hanya dapat dipahami melalui iman akan Tuhan. Tuhan dapat merubah segala sesuatunya, Tuhan mengubah penderitaan manusia menjadi sukacita, status terhukum akibat dosa menjadi orang yang dimenangkan dalam kebenaran pengampunan Tuhan (2 Kor 5:21). Mengubah kehidupan Israel dari orang buangan menjadi orang yang dimerdekakan, mengubah tumbuhan semak-semak yang tidak punya nilai pakai ataupun ekonomis menjadi pohon sanobar yang nilai ekonomisnya tinggi dan mempunyai nilai pakai, pohon kecubung menjadi pohon murad, dan semuanya itu untuk memperlihatkan kebesaran dan kemuliaan Tuhan. 

     Tuhan memberikan penghiburan dan membangun pengharapan bagi umat Israel yang tengah ada dalam pembuangan Babel, mereka melihat bahwa tidak ada lagi kebebasan atau kemerdekaan dari Babel, tanpa pertolongan bangsa-bangsa sekitar ataupun dengan melalui perang. Mereka lupa akan kuasa kasih Tuhan, mereka putus harapan karena mereka tidak mempunyai iman akan Allah. Melalui nabi Yesaya, Tuhan memberikan mereka penghiburan dan kehidupan masa depan, Tuhan akan memberikan kebebasan yang berbeda dengan pemahaman mereka. Mereka akan kembali ke tanah kelahiran mereka dengan sukacita, dan dihantar dengan damai, artinya kebebasan tanpa perang dan bantuan dunia. Kebebasan dan keselamatan yang sesungguhnya hanya ada di dalam Tuhan dan hanya oleh Tuhan sendiri. 

     Hal ini mau menegaskan bahwa cara berfikir manusia sangat jauh dari cara berfikir Allah, rancangan manusia sangat jauh dari rancangan Tuhan (8-9). Kasih Tuhan melebihi segalanya dan lebih tinggi dari segalanya. Firmannya akan senantiasa bekerja dalam kehidupan manusia, membentuknya menjadi manusia baru, yang telah dibebaskan dan diselamatkan oleh dan di dalam penebusan Tuhan Yesus. Firman-Nya menuntun iman kita untuk senantiasa bersyukur dan melihat, begitu agung dan besarnya segala rancangan kehidupan yang dirancangkan Tuhan buat kita. Kalaupun bumi dan langit berlalu tetapi firman dan kasih setia Tuhan akan kekal abadi. Untuk itu terima dan hiduplah dalam pembaharuan yang dikerjakan Yesus dan Roh kudus, berubahlah oleh karena pembaharuan budimu. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...