Kamis, 06 Juli 2017

RENUNGAN MINGGU IV SETELAH TRINITATIS, 9 JULI 2017

Dalam Yesus Ada Kelegaan
(Matius 11:16-19;25-30)











T
ema Injil Matius pasal 11 ini adalah hidup yang berpusat pada Kristus. Para pengikut Kristus sebagai warga Kerajaan Surga, harus hidup dalam kebenaran-Nya. Hidup berpusat kepada Kristus tidaklah mudah, semuanya itu tersembunyi bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi dinyatakan kepada orang kecil (ay.25). 

     Orang dunia menyimpulkan bahwa orang yang bernubuat, mengusir setan, melakukan mujizat pastilah orang Kristen hebat. Namun cara pandang Tuhan berbeda dengan dunia; tidak semua orang yang berseru dalam nama-Ku masuk Kerajaan Surga (Mat.7:21-23). Tuhan ingin setiap anak Tuhan mempunyai cara pandang seperti Kristus dengan demikian orang dapat melihat dengan tajam dan menarik kesimpulan yang berbeda dengan dunia pada umumnya. Respons kekristenan adalah melepaskan semua yang menjadi keinginan daging dan berbalik pada Kedaulatan Tuhan. Kepandaian kalau tidak ditaklukkan di bawah Kristus maka semakin pandai seseorang justru semakin menunjukkan kebodohannya. Alkitab menyatakan orang yang kurang hikmat hendaklah ia meminta hikmat dari Tuhan. 

     Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang anak-anak yang bermain “drama” di pasar. Beberapa anak laki-laki dan perempuan melakukan permainan pesta perkawinan. Selain sepasang pengantin perempuan dan laki-laki, mereka juga membutuhkan pemain seruling, dan beberapa anak berdansa di pesta perkawinan itu. Meskipun pengantin perempuan dan laki-laki telah siap dan salah satu anak telah memainkan seruling, anak yang lain menolak untuk berdansa. Mereka tidak tertarik dengan permainan itu. Kemudian, beberapa anak melakukan permainan penguburan. Salah seorang dari mereka harus bermain sebagai orang yang meninggal, sementara yang lainnya menyanyikan lagu perkabungan. Sisanya harus meratap, tetapi mereka menolak. Anak-anak yang mengusulkan permainan pesta perkawinan dan penguburan, menggambarkan Yohanes Pembaptis dan Yesus yang datang secara berurutan. Anak-anak yang menolak berpartisipasi di dalam permainan itu adalah orang-orang Yahudi. Yohanes datang kepada mereka dan menyanyikan nyanyian berkabung, tetapi mereka tidak mau mendengarkan dia. Kemudian Yesus datang dan dengan berbagai cara membawa kabar sukacita dan kebahagiaan: Orang-orang Yahudi mengejek dan menyingkirkan-Nya. 

     Karena dosa, manusia merasa diri lebih pandai dari Allah. Dosa menyebabkan manusia mengalami kesengsaraan. Sebagai gambaran dari kesengsaraan ini adalah letih lesu dan berbeban berat (ay.28). Letih lesu dan berbeban berat suatu kondisi di mana orang sudah tidak tahan lagi dengan beban atau tuntutan yang ada hingga sampailah orang pada suatu titik keputusasaan. Bertobat dan kembalilah kepada Tuhan. Relakanlah hidupmu dipelihara oleh Tuhan, maka kamu akan mendapatkan kelegaan! Selamat hari Minggu.
Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...