Kamis, 28 April 2016

RENUNGAN MINGGU ROGATE 1 MEI 2016

Sudahkah Anda Menjadi Berkat?
(Mazmur 67: 1-8)





S
ebelum menjadi uskup, Nikolas dari Myra melayani sebagai pendeta di Myra (Turki), ketika itu orang-orang Kristen sangat menderita. Karena kaisar Diokletian (284-305) dan kaisar Maximian (286-306), membuat perintah supaya setiap orang menyembah kaisar seperti Tuhan. Pendeta Nikolas dan jemaat Myra menolak karena bertentangan dengan iman Kristen. Setelah Constantine menggantikan Diokletian, Nicholas dilepaskan dari tahanan dan diperbolehkan melayani. Kemudian hari ketika kaisar Licinius (307-324) memerintah, uskup di Myra meninggal dunia, segera para pendeta dan jemaat Myra bersatu hati memilih Nikolas menjadi penggantinya. 6 Desember 343 uskup Nikolas meninggal dunia dan dikuburkan di salah satu katedral di Myra. Nikolas diangkat sebagai salah satu orang suci. Sampai saat ini, beberapa gereja masih menghormati Nikolas. Ia dikenal sebagai Nikolas Wonderworker sebab keteguhan imannya dan kemurahan hatinya menjadikan dirinya teladan hidup yang penuh belas kasih terhadap sesama, dikenal dengan sosok “Sinterklas”.
Seorang pendeta Eropa yang melayani di tanah Batak  Pdt. Otto Marcks (Tuan Markus) mengatakan “Jamita do parange,  parange do jamita.” (Khotbah adalah perbuatan, perbuatan adalah khotbah). Gumogo do suara ni pambahenan, sian suara na gogo (Perbuatan baik lebih kuat teriakannya dari pada suara yang keras).
Mazmur ini mengingatkan umat Israel dan orang percaya akan pemanggilan Abraham (Kej. 12:1-3). "Aku akan memberkati engkau… dan engkau akan menjadi berkat". Mengingatkan mereka bahwa hasil tanah yang boleh mereka terima patut untuk disyukuri sebagai berkat Tuhan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, namun lebih dari itu bahwa berkat tersebut adalah menjadi panggilan hidup umat Allah agar menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa yang lain akan penyertaan dan kebaikan Allah. Hasil tanah (panen) (ay.7-8) yang mereka peroleh dari Tuhan harus menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain, bagaimana kebaikan dan kuasa Allah nyata dalam hidup mereka. Dengan berkat tersebut bangsa-bangsa lain akan turut serta bersukacita dan bersorak-sorai atas kasih dan kebaikan Tuhan. Supaya semua bangsa di bumi mendapat berkat.
Tentulah banyak berkat-berkat Tuhan yang kita terima dalam kehidupan kita, untuk itu rasul Paulus berkata: "Bersyukurlah dalam segala hal" (1 Tes. 5:18). Kasih setia Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8: 28). Janganlah kita membatasi memahami berkat Allah hanya yang bersifat materi saja. Jika kita mengganggap berkat itu hanya berupa materi, maka orang kaya adalah orang yang diberkati dan orang miskin adalah orang yang tidak diberkati. Ketahuilah! Berkat Tuhan selain berupa harta kekayaan, kesehatan, keturunan juga berupa “perlindungan, kasih karunia, dan damai sejahtera.” 
Kita adalah orang yang diberkati Tuhan. Orang yang diberkati haruslah tahu mengucap syukur kepada pemberi berkat. Berkat Allah yang kita terima setiap minggunya yang disampaikan oleh Pendeta dalam ibadah sama dengan yang dilakukan oleh imam pada masa Perjanjian Lama (Bil. 6: 24-26). Abraham diberkati agar menjadi berkat bagi orang lain. Demikian juga dengan kita jemaat Tuhan diberkati agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, sehingga mereka turut bersyukur, turut bersukacita dan bersorak-sorai, sebab TUHAN memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. (ay.4-5). Selamat hari Minggu. 
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...