Rabu, 17 November 2021

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH EMPAT SETELAH TRINITATIS, 14 NOVEMBER 2021

 WASPADAH, JANGAN SESAT

 

(Markus 13: 1-8)




 

Pesta Gotilon (Panen atau menuai) telah menjadi salah satu tradisi di gereja HKBP atau barangkali di gereja-gereja lain juga, dilakukan sekali setahun. Sejak awal para misionaris hingga berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), telah menggiatkan pesta gotilon sebagai salah satu pesta gereja tahunan, yang dilakukan setelah selesai panen. Makna yang ditanamkan untuk mensyukuri hasil panen yang dipercaya sebagai berkat Tuhan. Jemaat kaum ibu dihimbau untuk membawa serta hasil tanamannya terutama hasil dari sawah atau ladang berupa beras atau padi, buah-buahan, lampet atau sagusagu (kue tradisional batak terbuat dari tepung beras). Biasanya itu dibawa dalam tandok (sumpit tradisonal Batak). Lampet atau sagusagu dimakan bersama oleh seluruh warga jemaat yang hadir setelah kebaktian Minggu. Sedangkan beras atau padi itu disimpan dalam lumbung gereja atau dijadikan dalam bentuk uang. Kaum bapak dan Naposobulung (pemuda-pemudi) membawa persembahannya berupa uang yang dimasukkan dalam amplop. Semua persembahan diperuntukkan untuk dana keperluan operasional gereja. Tradisi ini hingga sekarang masih terus dipertahankan oleh HKBP, baik yang berada di daerah perantauan perkotaan di mana warga jemaatnya tidak lagi hidup dari hasil pertanian. Pesta Goliton terinspirasi oleh tradisi keagamaan umat Israel dalam kitab Keluaran 23: 10-19 memerintahkan tiga macam perayaan (ayat 10-12): tentang tahun Sabat dan hari Sabat. (ayat 15) tentang hari raya Roti Tidak Beragi. (ayat 16) tentang hari raya menuai (Pesta Gotilon). Dalam perayaan Pesta Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel. 23:17) dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang pertama keluar) hasil tanah (Kel. 23: 19). Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50) karena dirayakan 50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya Roti Tidak Beragi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir yang biasa disebut Paskah. Dalam perayaan Kristen saat ini, maka Pesta Gotilon sama dengan peringatan Turunnya Roh Kudus yang sering kita sebut hari Pentakosta, yang kemudian dipadu dengan budaya Batak, berupa pesta tahunan masyarakat Batak sehabis panen. Bagi umat Kristiani sekarang ini Pesta Gotilon dimaknai sebagai kesadaran bahwa begitu besar kasih karunia Tuhan, maka wajib disyukuri. Kesadaran saling membantu, saling tolong menolong, setiap anggota jemaat sesuai dengan talenta dan berkatnya masing-masing menopang seluruh pelayanan dan program kerja gereja untuk berjalan dengan baik. (band. Galatia 6: 2).

Perikop Markus 13: 1-8, saat murid-murid Yesus sibuk mengagumi bait Allah versi Herodes Agung. Pendirian bait Allah ini semata-mata demi membangun ambisinya untuk berkuasa di Yehuda dengan tanpa mendapatkan banyak hambatan. Lalu Yesus berkata kepada salah seorang murid: "Kau lihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." (ay. 2). Ramai orang ingin mengetahui hal-hal yang akan terjadi pada akhir zaman. Mereka ingin tahu bila dan apa yang akan terjadi kepada bumi dan segala isinya. Sebagian orang merasa takut dan tidak kurang di antaranya berusaha mencari jalan untuk menghindarinya. Sementara sebagian lagi hanya bersikap pasrah. Apa sebenarnya yang Alkitab katakan tentang akhir zaman? Benarkah itu sesuatu yang menakutkan bagi orang yang percaya kepada Allah? Bagaimanakah kita harus menghadapi akhir zaman itu? Waspadalah, jangan sesat! Tidak seorang pun tahu bila hari Tuhan akan datang. Tetapi satu hal boleh kita yakini, bahwa selama kita berada di dalam Tuhan, berlindung pada anugerah-Nya, tidak akan ada hal apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, kepada-Nyalah kita menyerahkan diri. Kepada-Nya jugalah kita bersyukur dan menyerahkan persembahan Pesta Gotilon kita. Amin. Selamat hari Minggu! -NS_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...