Senin, 18 Desember 2017

RENUNGAN MINGGU ADVENT IV 24 DESEMBER 2017

TUHAN DATANG
UNTUK
MEMBAWA KASIH KARUNIA

(Lukas 1: 26-38)




      Dalam sebuah persekutuan Penelaahan Alkitab (PA), seorang remaja berkata: Saya kurang menyukai pertemuan di gereja pada hari Natal. Karena setiap kali Natal tiba, gereja selalu penuh sesak. Apa gunanya orang-orang datang setahun sekali. Mereka hanya bikin penuh gereja sekali setahun, Martina (Marminggu Tingki Natal). Menurut saya sebaiknya orang-orang itu di rumah saja. Tetapi ketika saya teringat dengan kisah para murid yang melarang anak-anak yang datang kepada Yesus.  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku.” (Mat.19:14). Sikap saya sepertinya mencerminkan sikap para murid-murid Yesus, kata remaja tersebut mengaku salah. 

    Harry Reassonary seorang wartawan dan penyiar radio Amerika Serikat mengatakan: “Jika orang-orang Kristen tersentuh hanya setahun sekali pada hari Natal, bagaimana pun sentuhan itu tetap ada artinya. Sebab kita tidak tahu kapan seseorang bisa berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Bisa jadi saat pagi-pagi di hari Natal, kita merenung dan Yesus menjamah hati kita. Bisa juga melalui perayaan, melalui drama Natal, paduan suara atau melalui berbagai macam event natal yang diselenggarakan. Kita tidak bisa tahu secara persis. Semua hal bisa dipakai Tuhan menjadi sarana untuk menjamah hati seseorang untuk berjumpa dengan-Nya.” Kesempatan Natal, biarlah sebanyak mungkin orang untuk datang di gereja. Siapa tahu Tuhan menjamah hati mereka. 

     Lukas 1: 26-38 ini memaparkan bahwa Allah memiliki kuasa untuk melakukan setiap rencana dan rancangan-Nya yang sangat jauh berbeda dengan cara dan rancangan manusia. Apa yang Tuhan lakukan adalah sempurna, untuk kemuliaan dan kebesaran Nama-Nya. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. (ay.37). Kita harus menyerahkan semua rencana kita ke dalam tangan-Nya. Allah tidak hanya mengetahui apa yang harus Ia lakukan dan bagaimana menyelesaikannya dengan cara-Nya yang ajaib, tetapi Ia juga mampu untuk membuka jalan walau segala sesuatu terasa mustahil. Yang harus kita lakukan percayalah kepada-Nya dan melakukan segala sesuatu yang Ia minta dengan penuh ketaatan. Seperti kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (ay.38). 

     Kita adalah hamba Tuhan. Kita adalah untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk kita. Hamba bergantung kepada tuannya, bukan tuannya yang bergantung pada hambanya. Karena itu, hamba tidak boleh menuntut. Hamba tidak boleh melawan. Hamba tidak boleh mengubah kehendak tuannya. Hamba yang taat mengatakan: “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Selamat Advent. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...