Kamis, 07 Desember 2017

RENUNGAN MINGGU ADVENT II 10 DESEMBER 2017

TUHAN DATANG
UNTUK MENEPATI JANJI-NYA
(2 Petrus 3: 8-15a)



     Iman percaya kita kepada Tuhan haruslah kita tunjukkan dengan cara hidup yang benar.  Cara hidup yang sesuai dengan firman Tuhan adalah khotbah yang hidup, apakah itu memakai kata-kata atau tidak. “Kita adalah Alkitab yang dibaca oleh dunia” begitu kata Dr. Billy Graham seorang Amerika yang memiliki semangat penginjilan yang kuat abad 20. 

     “Suatu hari St. Fransiskus dari Assisi berkata kepada beberapa orang pengikutnya: “Mari kita pergi ke dusun dan berkhotbah sepanjang jalan”.  Kemudian di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang berbeban berat, Fransiskus tidak tergesa-gesa mendengarkan keluh kesahnya.  Tiba di desa berikutnya, Fransiskus berbincang dengan pemilik kedai, meluangkan waktu bersama petani-petani yang berjualan sayur dan buah, dan bermain dengan anak-anak di jalanan. Pada perjalanan pulang, mereka bertemu seorang petani yang membawa jerami dan Fransiskus berjalan menemaninya.  Pagi berlalu, mereka kembali ke rumah. Salah seorang pengikutnya dengan kecewa berkata kepada Fransiskus, bapa Fransiskus, bukankah Anda berkata akan berkhotbah? Tapi sepanjang hari dilewatkan tanpa berkhotbah satu kalipun. Dengan tenang Fransiskus menjawab: Tapi kita sudah berkhotbah terus di sepanjang jalan melalui apa yang kita buat sepanjang hari ini! 

     Pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan Tuhan itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." (2 Pet.3:3-4). Petrus menanggapi, tidaklah benar bahwa dunia tetap seperti semula sejak penciptaan. Petrus mengutip Firman Tuhan, ketika terjadi kejahatan besar, kemudian Allah membinasakan dunia dengan Air Bah (ay.6). Dan tentulah, Air Bah telah membawa perubahan besar pada dunia ini. Bahwa kebinasaan berikutnya akan terjadi dengan api, bukan air (ay.10). Kapan itu terjadi? Petrus menulis, “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari” (ay.8). Dengan mengatakan ini, Petrus boleh jadi sedang memikirkan perkataan Musa dalam Mazmur 90:4: “Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin…” Petrus memperingatkan, kesabaran Tuhan jangan dianggap menjadi kesempatan untuk menunda keputusan untuk mengikut Yesus. Waktu yang kita miliki berbeda dengan konsep waktu yang Tuhan miliki. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya (ay.9), hari Tuhan akan tiba seperti pencuri (ay.10). 

     Tuhan “seperti menunda kedatangan-Nya” memberi kesempatan untuk beroleh selamat bagi kita, tetaplah setia melakukan firman-Nya. Perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kol.3:23). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...