Jumat, 12 Februari 2016

RENUNGAN MINGGU INVOCAVIT 14 FEBRUARI 2016

Bukan Generasi “KaLuKu”
(Ulangan 26:1-11)









K
ita tentu pernah mendengar ungkapan seperti Kacang Lupa Kulitnya (selanjutnya disingkat KaLuKu). Tidak ada orang tua yang mengkehendaki anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak seperti itu. Betapa hancurnya perasaan orang tua bila anaknya berprilaku demikian.  
Sedini mungkin, Musa telah memperingatkan umat-Nya untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah. Itu sebabnya berulang kali aturan, ketetapan Allah diberitahukan Musa sebelum Israel tiba di Kanaan. Salah satu yang diperintahkan Allah ialah tentang mempersembahkan hasil pertama dari pekerjaan mereka. Allah mengatakan “Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu (Kel. 23:19a).” Perintah tersebut disampaikan berulang-ulang sebab Allah telah mengetahui kelemahan umat-Nya yaitu mudah tergoda dan berpaling kepada allah lain (31:20).
         
          Sedikitnya ada tiga hal yang menjadi perenungan dalam khotbah minggu ini. Pertama, menjadi generasi yang berhutang budi. Ini bukan persoalan berapa trilyun hutang Indonesia saat ini melainkan generasi Israel baru yang menikmati penggenapan janji Allah, sementara generasi masa lalu (leluhur Israel) yang menerima janji tersebut. Jika demikian, Israel generasi baru tidak boleh sombong dengan pencapain mereka. Justru Israel generasi baru berhutang kepada generasi sebelumnya. Israel generasi baru harus menjalankan perintah Allah, hidup dalam ketaatan sebab merekalah yang menikmati buah manis janji Allah.
         
          Kedua, bersyukur dan bersujud. Umat yang bersyukur adalah umat yang memahami sejarah perjuangan bangsanya dan karya Allah di dalamnya. Allah membebaskan umat-Nya yang tersiksa di tanah Mesir. Syukur yang didasari oleh pengenalan yang demikian semakin memotivasi umat hidup dalam kerendahan hati. Bila itu terjadi, bukan hanya materi yang dipersembahkan sebagai ungkapan syukur melainkan juga totalitas hidup yang bersujud karena menyadari Allah selalu di hadapannya. Ketiga, menjadi berkat. Di dalam berkat yang kita terima, ada hak orang lain juga di dalamnya. Karena itu, umat yang menyadari karya Allah di dalam hidupnya selalu rindu berbagi kepada sesama termasuk yang berbeda keyakinannya.

Jemaat terkasih, yang merayakan Tahun Keluarga di 2016 ini, meminjam istilah Paulus, kita adalah pribadi, keluarga yang berhutang! Ingatlah, berkat Tuhan yang kita terima selama ini juga merupakan janji Tuhan kepada ompung dan orang tua kita di masa lalu. Mereka yang menerima janji itu mungkin saja belum merasakan penggenapannya. Kitalah dan generasi selanjutnya yang menerima penggenapannya. Karena itu, sepantasnyalah kita bersyukur kepada Tuhan dan menghargai mereka sang penerima janji. Dengan demikian, kita tidak disebut sebagai generasi KaLuKu melainkan generasi KaMeKu (“Kacang Mengingat Kulitnya”). Tuhan Yesus selalu mengingat dan menyertai kita. Apakah kita juga selalu mengingat-Nya (bdk. KJ No. 344)? Selamat beribadah. Selamat hari minggu. Pegang teguh janji Tuhan.
Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...