Jumat, 05 Februari 2016

RENUNGAN MINGGU ESTOMIHI 7 FEBRUARI 2016

Perubahan Itu Perlu 
(2 Korintus 3:12-; 4:2)


Beberapa  orang menginginkan perubahan terjadi pada lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Ada yang menginginkan agar seseorang itu  berubah seperti yang dikehendakinya. Seorang suami sangat ingin isterinya berubah, seorang isteri ingin suaminya berubah, orangtua ingin anak-anaknya berubah, atau kita ingin teman/tetangga/mertua/dan orang lainnya berubah seperti yang kita inginkan. Namun dalam kenyataannya hal tersebut sangat sulit terjadi. Kita mungkin pernah  menjumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, ada orang yang mengatakan “Dari sananya saya sudah begini.” Saya tidak mau ada orang yang turut campur dalam hidup saya, saya tidak dapat dirubah oleh siapapun karena  saya memang sudah begini. Anggapan atau pendapat seperti ini adalah keliru.
Madri Pane Kepala Kampung Gurimbang, berusaha memberdayakan kampungnya dari perilaku yang tradisional diubah menjadi kampung atau desa yang tertib. Karena setelah diamati, warga kampungnya buang air besar di sembarang, biasanya di dapur hanya ditutup kain atau papan, luasnya itu 2 x 1 meter." Madri membuat program Jamban (WC) Sehat. Tanpa terkecuali seluruh masyarakat mendapat jamban sehat, melalui kerjasama dengan pemerintah, dan swadaya masyarakat. Akhirnya orang dari tingkat balita, remaja dan orang tua kesehatannya menjadi meningkat. Buang air besar sembarangan, menjadi tertib dengan pola hidup sehat. Dalam silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Madri Pane dipersilakan maju ke atas panggung oleh Presiden Jokowi sebagai kepala kampung atau kepala desa teladan. (Merdeka.com Selasa, 18 Agustus 2015).
Rasanya kita semua setuju dengan perubahan ke arah yang lebih baik. Lewat Paulus kita bisa mendapati sebuah ayat yang menunjukkan pentingnya sebuah proses perubahan yang berkelanjutan. "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Kor 3:18). Kita diubah untuk semakin mendekati gambaran Tuhan dengan intensitas yang terus meningkat. Itu sebuah proses yang akan membawa kita untuk semakin lebih baik lagi dari hari ke hari agar bisa semakin mendekati gambar-Nya. Tuhan memampukan kita mengalami perubahan dalam sebuah proses berkelanjutan agar semakin serupa dengan gambaran-Nya, dengan pribadi-Nya, dengan sifat-Nya, lengkap dengan segala kemuliaan. Tidak peduli seburuk apa perilaku, sifat atau perbuatan kita pada waktu lalu, tidak peduli sebesar apa kesalahan kita dahulu, tidak peduli seberapa lekatnya pola-pola negatif dalam pikiran atau hati kita sebelumnya, tidak peduli sekelam apa masa lalu kita, di dalam Kristus kita bisa menjadi ciptaan yang benar-benar baru. Ya, tepat seperti itu bunyi janji Tuhan. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Kor 5:17). Paulus dahulu dikenal sebagai orang yang sangat kejam, teroris, pembantai orang percaya. Dia tidak segan-segan menyiksa atau membunuh orang yang tidak sejalan dengannya. Melalui perjumpaan dengan Yesus, Paulus pun mengalami transformasi diri. Ia berubah menjadi ciptaan yang benar-benar baru. Kemudian, kita harus bisa menjaga segala perubahan kita sebagai ciptaan yang baru agar tidak sia-sia tidak kembali tercemar dengan kebiasaan dan perbuatan buruk kita di masa lalu. Dalam Kristus kita bukan lagi ciptaan lama melainkan sudah menjadi ciptaan baru. Selamat hari Minggu. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...