Kamis, 12 November 2015

RENUNGAN MINGGU XXIV SETELAH TRINITATIS 15 NOVEMBER 2015 PESTA PANEN HKBP PONDOK GEDE

Memahami Dengan Bijaksana
(Daniel 12: 1-13)




     Kitab Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena dianiaya dan ditindas oleh raja-raja bangsa asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia memberikan mereka harapan bahwa Allah di dalam Yesus Kristus akan menjatuhkan si penjajah (Jahat) dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah. 
    Menceritakan kisah pemuda Yehuda yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya yang ikut dibuang ke Babel. Di Babel mereka berhasil menjadi pegawai istana, tanpa harus kehilangan identitas dan kesetiaan kepada Allah Israel. Mereka sungguh setia, tekun, berintegritas dan berkarakter. Karakter Daniel tentulah terbentuk melalui proses panjang yang terjadi terus-menerus. Hidup komit bertekad kuat mendisiplinkan diri taat kepada perintah Allah. Ada banyak tokoh-tokoh Alkitab yang berkarakter, seperti Yusuf, Musa, Daud, Elia, Ester, Paulus, dsb. Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi orang yang berkarakter. Di tengah situasi sulit, Daniel muncul sebagai orang muda yang bercahaya seperti bintang yang memancarkan sinarnya di tengah kegelapan malam, "...pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan…" (Dan 5:12a).
     Daniel 12:1-13 adalah nubuat tentang akhir zaman yang menampilkan Mikhael sebagai pemimpin besar yang akan mendampingi umat Tuhan dalam menghadapi "kesesakan yang besar". Di mana penulis kitab Daniel menuliskan bahwa Allah memberi suatu jaminan "keluputan", sebuah "happy ending" kepada mereka yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan. Orang-orang yang telah tidur dalam debu tanah (meninggal) akan bangun sebagian untuk hidup yang kekal dan yang lainnya mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. (Lih. Mat 27:51-53) dan akan sempurna pada kedatangan Yesus yang kedua kali. 
     Pesta Gotilon adalah salah satu ibadah dalam agama Israel, karakter umat percaya. Dalam Keluaran 23:16 jelas tertulis perintah untuk melakukan Pesta Gotilon. Dikatakan: “Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” Semua perayaan dalam agama Israel berakar pada pengalaman sejarah bangsa itu termasuk Pesta Gotilon. Banyak perayaan-perayaan bangsa Israel; ada yang siklus mingguan, yakni perayaan Sabbat. Ada yang siklus tahunan, yaitu yang dirayakan sekali dalam satu tahun termasuk Pesta Gotilon. Dalam Keluaran 23:10-19 memerintahkan tiga macam perayaan: Tahun Sabbat, Hari Sabbat, Roti Tidak Beragi dan Hari Raya Menuai (Pesta Gotilon). Dalam perayaan Pesta Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel 23:17) dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang pertama keluar) hasil tanah (Kel 23:19). Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50) karena dirayakan 50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya  Roti Tidak Beragi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir yang biasa disebut Paskah. Ketiga perayaan yang disebut di atas adalah sesuai pengalaman sejarah bangsa Israel. Dalam Pesta Gotilon, mereka mengucapkan syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya yang memberi mereka “tanah, dan tanah itu menghasilkan buah yang menjadi kebutuhan mereka sehari-hari”. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan mereka membawa sebagian dari buah-buah itu kepada Tuhan menjadi persembahan. Buah-buah itu ialah buah “bungaran” (yang pertama keluar). Biasanya, buah yang pertama keluar adalah buah yang terbaik dari seluruh buah yang dihasilkan. Dengan kata lain bahwa, persembahan mereka adalah yang terbaik dari apa yang mereka dapat. Pertanyaan kepada kita ialah, sudahkah kita memberi persembahan yang terbaik bagi Tuhan pada Pesta Gotilon hari ini? Amin.
      
                                    Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...