Sabtu, 07 November 2015

RENUNGAN MINGGU XXIII SETELAH TRINITATIS 8 NOVEMBER 2015

Jangan Pindah ke Lain Hati!
(Ibrani 9:24-28)



    Siapakah di antara kita yang tidak punya masalah? Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang pernah atau sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya. Ada permasalahan yag sederhana, ada pula yang sangat susah. Bagaimana orang menghadapi permasalahan hidupnya. Tentu berbeda-beda. Sebagian orang mencoba melarikan diri ketika menghadapi permasalahan hidup. Sebagian lagi ada yang kompromi terhadap permasalahan yang dihadapi. Ada pula yang tidak melarikan diri atau berkompromi melainkan memegang teguh jati diri. Ketika kita menghadapi permasalahan tersebut, apakah sikap yang sering kita pilih? 
   Setiap orang berhak mengampil keputusannya dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari keputusan tersebut.  Demikian pula halnya dengan orang Kristen yang menerima surat Ibrani ini. Kebanyakan dari antara mereka berasal dari Yahudi. Setelah memutuskan meninggalkan Yahudi dan mengikut Yesus, tekanan, penindasan dan penganiayaan bukannya berkurang, malah justru sebaliknya. Hidup bukan justru bertambah aman dan nyaman. Dan memang iman Kristen tidak pernah menjanjikan hidup berjalan di “karpet merah”. Sebab, Yesus sendiri pun pernah berkata bahwa serigala punya liang, burung-burung di udara punya sangkar, tetapi Yesus, Anak Manusia tidak ada tempat untuk merebahkan kepala-Nya (Mat.10:16). Yesus datang bukan membawa kenyamanan tetapi keselamatan. 
    Tentu saja, tidak semua orang siap menderita. Akibatnya, ada yang tergoda meninggalkan kekristenannya dan kembali mengikuti agama Yahudi dengan ritus-ritusnya. Apa yang diajarkan dalam keyahudian dianggap sudah sempurna. Seperti imam yang menjadi perantara umat dan Allah dalam bait suci. Namun menurut penulis surat Ibrani, imam di bait suci hanya bertugas menerima hewan kurban persembahan dari umat dan menyampaikan berita keampunan dosa yang disimbolkan oleh darah hewan yang dipercikan kepada umat tersebut. Sedangkan Kristus adalah Imam Besar melebihi imam besar yang ada di dalam tradisi Yahudi. Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja yang rela memberikan diri-Nya sendiri, menjadi hamba, disalibkan, mati, dan dibangkitkan untuk menyelamatkan manusia yang percaya kepada-Nya (Fil.2:7; Yoh.3:16). Paulus berkata “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia,… dan semua lidah mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil. 2:10-11). 
   Kecenderungan manusia untuk pindah ke lain hati, tatkala permasalahan datang bertubi-tubi, acap kali terjadi. Namun, di saat itu terjadi, sebuah kidung pujian menyentakkan hati “di saat ‘ku tak berdaya, kuasa-Mu yang sempurna, ketika ‘ku percaya mujizat itu nyata, bukan kar’na kekuatan namun Roh-Mu ya Tuhan,  ketika ‘ku berdoa mujizat itu nyata…” Untuk itu, jangan menyerah! Tetap pegang teguh janji Tuhan. Selamat hari minggu. Selamat beribadah. Tuhan Yesus menguatkanmu. 
                                                          Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...