Jumat, 23 Oktober 2015

RENUNGAN MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS 25 OKTOBER 2015

Melihat Kebenaran Dengan Cara Yang Baru
(Markus 10: 46-52)



Kali ketiga, Yesus memberitahu murid-murid-Nya bahwa dia akan menderita dan mati (33-34). Akan tetapi para murid-Nya tidak memahaminya dan secara terang-terangan tidak mempercayainya. Apa yang mereka percayai? Yang mereka percayai adalah bahwa Yesus itu Mesias, bahwa dia adalah Anak Daud, Raja yang dijanjikan yang akan menegakkan kerajaan-Nya di bumi ini. Mereka mengharapkan-Nya untuk berada di jalur menuju kemuliaan, bukan di jalan menuju salib. Akibatnya mereka tidak bisa memahami apa yang disampaikan oleh Yesus. Lalu bagaimana menjelaskan hal ini?
Penjelasannya sederhana saja. Ini adalah masalah ketidakpercayaan. Para murid tidak percaya pada apa yang disampaikan oleh Yesus. Mereka tidak mempercayai bahwa Yesus akan bangkit dari kematian. Sedemikian menyoloknya ketidakpercayaan ini sehingga Yesus memberi pelatihan tentang iman kepada para murid-Nya.
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho (kota kuno di tepi barat Sungai Yordan), bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus duduk di pinggir jalan. (Bartimeus berarti anak Timeus. Kata ‘Bar’ adalah kata Aram yang berarti anak laki-laki dari seseorang dan ‘Timeus’ berarti yang dihormati, dimuliakan). Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Yesus adalah seorang Rabi penting, dan kamu hanya seorang pengemis. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya (segala sesuatu yang bisa memperlambat langkahnya, dibuangnya, harta milik yang paling berharga buatnya), ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (Imanmu, di sini muncul pelajaran tentang iman.) Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya (dia kemudian menjadi murid).
Inilah bahan pelajarannya. Yang kurang di dalam diri para murid adalah iman. Mata mereka perlu dibuka dan Yesus menunjukkan bahwa melalui imanlah mata mereka akan terbuka. Dan tanpa iman, mereka akan buta sepenuhnya! Iman pada Yesus memampukan kita “melihat” kebenaran dengan cara yang baru. Syairnya digubah oleh Fanny J. Crosby, Pass Me Not, O Gentle Savior, lagunya oleh William H. Doane, Kidung Jemaat No. 26 Mampirlah, Dengar Doaku. (1). Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus. Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus. Yesus, Tuhan, dengar doaku; Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus. (2). Di hadapan takhta rahmat aku menyembah, tunduk dalam penyesalan. Tuhan tolonglah! Yesus, Tuhan, dengar doaku; Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus. (2). Ini saja andalanku: jasa kurbanku, Hatiku yang hancur luluh buatlah sembuh. Yesus, Tuhan, dengar doaku; Orang lain Kauhampiri, jangan jala t’rus. (3). Kaulah Sumber penghiburan, Raja hidupku. Baik di bumi baik di sorga, siapa bandingMu? Yesus, Tuhan, dengar doaku; Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus. Selamat hari Minggu! Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...