Senin, 04 Agustus 2014

RENUNGAN MINGGU VII TRINITATIS Yesaya 55: 1-5

RENUNGAN MINGGU VII TRINITATIS 
Yesaya 55: 1-5

Konon bertahta di Inggris seorang ratu yang bernama Viktoria. Beliau sangat ternama dan dicintai rakyatnya. Di pinggiran kota, hidup seorang ibu dan anaknya yang berusia 12 tahun. Dari ibunya, anak tersebut sering mendengar kisah tentang ratu yang baik hati itu. Timbul dari lubuk hati yang kecil ini kerinduan untuk bertemu dengan sang ratu. Pada suatu hari ia memberanikan diri datang ke istana untuk bertemu dengan ratu. Di pintu gerbang istana, ia ditanya oleh penjaga yang bertubuh tinggi besar, katanya, “Hai!, adik kecil, mau kemana kamu?”.”Saya mau bertemu ratu!”, jawabnya dengan berani. Penjaga itu menjelaskan bahwa ratu tidak boleh sembarangan dikunjungi oleh orang biasa. Alangkah sedih dan kecewanya anak itu, tidak bisa bertemu dengan ratu yang dirindukannya itu. Ia hanya bisa menangis di luar pintu gerbang istana. Sewaktu ia menangis dengan sedihnya, tiba-tiba ia mendengar suara lembut menegurnya: “Adik kecil, mengapa engkau bersedih?”. Tergetar hatinya mendengar suara lembut itu. Dengan cepat ia mengangkat kepala untuk melihat orang yang menegurnya itu. Di depannya berdiri seorang pemuda yang cakap, berwibawa tapi lemah-lembut. Dengan tersedu-sedu si anak menceritakan maksudnya untuk bertemu dengan ratu, tapi dihalangi oleh penjaga pintu. “Jangan bersedih, ikutilah aku! engkau akan bertemu dengan ratu”, katanya menghibur. Anak ini lalu mengikuti pemuda cakap ini mendekati pintu gerbang istana. Dengan takut-takut ia melihat kepada penjaga pintu yang bertubuh tinggi besar itu. Eh…. sungguh heran, penjaga itu tidak menghalangi ia masuk istana. Wah! alangkah indahnya istana ratu itu, tamannya dipenuhi dengan bunga yang berwarna-warni. Burung-burung dengan bebasnya terbang kesana-kemari. Oh! alangkah senang dan bahagia hatinya dapat masuk ke istana. Sesampainya di hadapan ratu, maka pemuda ini berkata, “Ibunda ratu, di sini ada seorang anak ingin bertemu denganmu”. Apa yang didengarnya selama ini tentang ratu, memang tidak salah. Sungguh baik dan ramah sekali ratu terhadapnya dan ia mendapat banyak sekali anugerah dari sang ratu. dengan perasaan senang dan puas ia meninggalkan istana. Seumur hidupnya, ia tidak akan melupakan pengalamannya ini. Siapakah pemuda yang membawa masuk anak ini ke istana? Wah! Nyatanya, pemuda ini tidak lain tidak bukan adalah putera mahkota Kerajaan Inggris yang kemudian menjadi raja yang terkenal dengan nama Edward VII. Demikian halnya manusia, kita tidak dapat mendekati tahta Kerajaan Allah, karena Allah Mahasuci, sedangkan kita manusia adalah najis dan kotor karena dosa. Tetapi Tuhan Yesus Kristus, yang telah mati di salib untuk menebus dosa-dosa kita. Sehingga kita yang percaya kepada Yesus mendapat keampunan dosa. Melalui Yesus sebagai pengantara kita, maka dengan bebas tanpa takut kita dapat mendekati tahta Allah. Hal itu yang dinubuatkan Jesaya dalam nats kotbah Minggu ini, “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud, Yes.55:1+3. 
 Selamat Hari Minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...