Kamis, 17 April 2014

Sejarah HKBP Pondok Gede

Juni 1979 : 
Bapak St. DM. Simanjuntak, Bapak IC. Simanjuntak, dan Bapak MP. Simanjuntak membicarakan dan membahas pendataan orang batak kristen di daerah Pondok Gede guna mengadakan kebaktian setiap hari Minggu. Kebaktian pertama di Gereja Bethel berdekatan dengan rumah Bpk. St. SCM. Nainggolan/br. Sitanggang, dengan Parhalado/Pembinaan dari HKBP Kramat Jati dipimpin Guru Huria St. Sitorus.

11 November 1979 : 
keluar Surat Keputusan HKBP Kramat Jati nomor 17/SKP/PARM/11/1979 tentang Peresmian Persiapan Parmingguan HKBP Pondok Gede dengan jumlah jemaat 25 KK dengan kebaktian di Gereja Bethel. Tanggal 11 November 1979 diputuskan sebagai tanggal berdirinya HKBP Pondok Gede.


27 Januari 1980 : 
Jemaat HKBP Pondok Gede tidak diizinkan lagi kebaktian di Gereja Bethel tersebut.

03 Februari 1980 : 
Keluarga Bpk. Mayor TNI AD P. Purba/br. Hutabarat dengan sukarela memberikan rumahnya di Komplek Janangratmil Blok A. No. 5 sebagai tempat kebaktian.

14 Januari 1981 : 
Jemaat membeli tanah untuk pertapakan gereja seluas 1100 m2 yang berlokasi di Desa Jatirahayu, Pondok Gede atas nama Bapak MP. Simanjuntak (lokasi : aula gereja sekarang).

22 September 1982 : 
pembangunan gereja semi permanen dimulai dengan ukuran 9 m x 21 m dan ruang konsistori ukuran 4m x 6m dengan Ir. Romulus sebagai arsitek.

19 Desember 1982 : 
ibadah mulai dilakukan di gereja yang baru.

24 Juli 1983 :
status parmingguan dikukuhkan menjadi Huria Na Gok HKBP Pondok Gede yang diresmikan oleh Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan, Pdt. HS. Marpaung, S. Th.

15 Oktober 1984 :
Jemaat membeli tanah seluas 420 m2 untuk jalan pintu masuk dari Komplek Real Estate PT. Telison Intan Perkasa ke lokasi gereja (tepatnya pintu masuk sekarang dekat tiang listrik).

Tahun 1986 
diadakan pemekaran HKBP Pondok Gede yaitu berdirinya HKBP Jatiasih, Pasar Rebo, Bekasi.

24 Januari 1990 :
Jemaat membeli tanah dari PT. Telison Intan Perkasa seluas 400 m2 sehingga luas tanah gereja hampir 2000 m2 (salah satu syarat pengurusan peribadatan).

Tahun 1990, 
diadakan pemekaran HKBP Pondok Gede yaitu HKBP Kranggan.

22 Oktober 1992 : 
keluar Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (IMB) dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Cq. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tingkat II Bekasi dengan nomor 1221/503/IB/DPUK.

06 Desember 1992 : 
Peletakan batu pertama pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede yang dihadiri seluruh aparat Pemda Tingkat II Bekasi.

11 April 1993 : 
Pembongkaran gereja lama (semipermanen) secara simbolis untuk dipindahkan ke tempat sementara di lokasi gereja.

15 April 1993 : 
mulai pembangunan gereja tahap I.

13 November 1994 : 
pembangunan tahap I selesai dari 3 tahap yang direncanakan. Kebaktian mulai diadakan di Gereja baru lantai dasar.

03 April 1998 : 
mulai pembangunan gereja tahap II dan selesai tanggal 07 November 1998.

15 November 1998 : 
Pertama kalinya lantai 2 dipergunakan untuk Kebaktian Perayaan HUT ke – 19 Gereja HKBP Pondok Gede walaupun belum sempurna, sekaligus pencarian dana.

Demikian sebagian yang diketahui penulis mengenai sejarah HKBP Pondok Gede.


sumber : 
http://nhkbp-pdgede.comuv.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6:sejarah-hkbp-pondok-gede&catid=34:sejarah&Itemid=27



KATA PENGANTAR

Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus karena atas bimbinganNya, Parhalado dapat membuat Buku Sejarah HKBP Pondok Gede. Parhalado menunjuk Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede oleh Pendeta Persiapan Ressort HKBP Pondok Gede, Pdt. H. Sihombing, SmTh dengan SK Nomor: 191/08.18.02/III/2001 tanggal 8 Maret 2001, terdiri dari:

1.      St. Ruhut Lumban Tobing                  : Ketua
2.      St. Drs. Midian Simbolon                   : Anggota
3.      St. Saut Costan M. Nainggolan           : Anggota
4.      St. Drs. Berlin Manurung                    : Anggota
5.      St. Ardian Sirait, SKM                        : Anggota
6.      St. Bismen Nainggolan, SH                : Anggota
7.      St. Lawrence Siregar                           : Anggota
8.      St. Drs. Deris Sirait                             : Anggota
9.      St. Lamsar Purba                                 : Anggota

Dengan dibantu oleh Bapak-Bapak/Ibu-Ibu yang memberi data-data sejarah berdirinya Punguan Parmingguan, Parmingguan, Persiapan Huria, Huria Na Gok, Persiapan Ressort sampai pada peresmian Ressort. Kami memberanikan diri untuk membuat Buku Sejarah ini setelah lebih dulu diadakan penelitian/penelusuran dari beberapa jemaat yang terlibat langsung dalam mendirikan Gereja HKBP Pondok Gede.

Dalam cetakan pertama ini, karena waktu dan data-data yang sangat terbatas, dapat dipastikan akan ditemui ketidaksempurnaan di dalam penyusunan, Bahasa, pencetakan, maupun kelengkapan data. Namun Tim Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghimpun dan mencari data sampai kepada pencetakan agar buku ini dapat selesai tepat pada waktu peresmian HKBP Ressort Pondok Gede, pada tanggal 25 Maret 2001.

Atas kekurangan, kelalaian dan ketidaksempurnaan yang mungkin terjadi dalam penyusunan/pencetakan buku ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya

Dan tidak tertutup kemungkinan untuk menerima saran-saran dari siapapun yang ingin memperbaiki isi dari buku ini, sehingga pada cetakan berikutnya akan lebih sempurna.

Dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan bahwa apabila ada nama-nama yang tercantum di dalam buku ini, bukan dimaksudkan untuk mempopularitaskan seseorang, namun hanya sekedar kelengkapan perjalanan sejarah.

Kiranya buku ini dapat menolong para pembaca untuk mengenal dan mencintai HKBP Ressort Pondok Gede.


Pondok Gede, 24 Maret 2001

            Tim Penyusun



St. R. Lumban Tobing
              Ketua











KATA SAMBUTAN

Salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
HKBP Pondok Gede telah 21 tahun berdiri, banyak hal yang kita alami bersama baik suka maupun duka, terutama pada saat mulai berdirinya.

Akan tetapi Tuhan Yesus tetap memberikan kekuatan kepada kita, sebagaimana disebutkan dalam Pilippi 4 : 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” sehingga setiap ada pergumulan dalam perjalanan Gereja kita dapat mengatasi dengan baik dan penuh dengan rasa syukur dan sukacita. Sekarang kita mensyukuri bahwa Gereja HKBP Ressort Pondok Gede telah dapat menyusun sejarahnya, namun kami menyadari banyak hal yang perlu disempurnakan dalam penyusunan sejarah ini. Untuk itu Gereja dan Parhalado sangat terbuka untuk menerima masukan-masukan demi penyempurnaan sejarah Gereja HKBP Ressort Pondok Gede.

Dengan tersusunnya sejarah Gereja HKBP Ressort Pondok Gede, Gereja dan semua Parhalado mengucapkan terima kasih kepada penyusun yang telah bersusah payah bekerja siang dan malam serta kepada semua jemaat yang telah memberikan informasi/data.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua dan kita tetap diingatkan, sebagaimana tertulis dalam 1 Korintus 15 : 58b “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”

Tuhan memberkati,
Pondok Gede, 16 Maret 2001

HKBP Ressort Pondok Gede



St. Drs. D. Simbolon
Guru Huria
KATA SAMBUTAN

     Adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk membuat sejarahnya, supaya menjadi kenangan atau bahan pelajaran kepada generasi penerus. Tidak ketinggalan juga dalam Gereja untuk membuat sejarah Gereja tersebut. Ini adalah termasuk dari permohonan kepada Tuhan supaya manusia menghitung segala hari yang diberikan Tuhan kepadanya. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 90 : 12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”
    
     Supaya manusia itu merasakan bahwa hidupnya adalah pemberian Tuhan, maka dia akan beroleh Hikmat dari Anugerah penghitungan tadi.

     Sejarah yang telah berlalu adalah suatu ukuran seperti barometer untuk menentukan perkembangan selanjutnya. Bila kita mempelajari sejarah, maka di sana kita termasuk juga menghitung hari-hari yang diberikan Tuhan: dari sana akan muncul satu pengakuan yang sangat berharga dari berkat Tuhan.

     Gereja tanpa sejarah, berarti tidak tahu betapa besar berkat Tuhan yang diperolehnya. Untuk itulah gereja harus menuliskan sejarahnya, untuk mensyukuri berkat Tuhan, sekaligus untuk menjadi pedoman kepada Generasi penerus. Maka Generasi penerus akan mempelajari dan melihat apa yang tertuang dalam sejarah dan menjadi pedoman untuk membuat pertumbuhan gereja tersebut. Sehingga gereja akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan.

     Hampir seluruh gereja di Dunia selalu menuliskan sejarahnya, dan bahkan dalam studi teologi, sejarah gereja menjadi satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang sangat penting. Sebab dengan demikian, dalam sejarah gereja selalu diyakini bahwa pertumbuhan gereja itu, tidak terlepas dari kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalamnya. Itulah yang menentukan sejarah gereja, dan para Gembala yang telah dipersiapkan untuk melayani tubuh Kristus yang nyata sebagai gereja, serta yang telah diurapi oleh Roh Kudus, harus menuliskan sejarah pertumbuhan gereja tersebut.

Tidak ketinggalan Gereja HKBP Ressort Pondok Gede pada saat ini, yaitu pada peresmian menjadi Ressort, tanggal 25 Maret 2001, memperoleh sejarahnya supaya siapa yang ingin mengetahui Kuasa Tuhan dalam perjalanan gereja HKBP Pondok Gede dapat memakluminya. Maka dengan membaca sejarah tersebut, para pembaca ikut juga mengucapkan syukur atas kuasa Tuhan yang terjadi di dalamnya. Dan Generasi penerus boleh mempelajari apa yang terjadi dalam gereja tersebut untuk bahan ajuan dalam mengembangkan gereja HKBP Pondok Gede, untuk hari mendatang, demi kemuliaan Tuhan Yesus Raja gereja.

Maka pada kesempatan ini sebagai hamba Tuhan dan pelayan yang telah diutus melayani di HKBP Ressort Pondok Gede, turut mensyukuri berkat Tuhan yang melimpah dalam persekutuan dengan semua pribadi di gereja ini demi terlaksananya Pesta Peresmian tersebut. Tak ketinggalan kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan HKBP, juga kepada Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama RI yang selalu mangayomi seluruh rakyat Indonesia.

Akhir kata, kami tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih banyak kepada Panitia Pesta Peresmian HKBP Ressort Pondok Gede, secara khusus kepada Tim penyusun sejarah HKBP Ressort Pondok Gede yang tidak mengenal siang dan malam demi terwujudnya rencana penulisan sejarah ini.

Tuhan memberkati.

Pondok Gede, 19 Maret 2001
Pendeta HKBP Persiapan Ressort Pondok Gede


Pdt. Hotman Sihombing, SmTh




PENDAHULUAN

     Pada dasarnya sejarah Gereja HKBP Pondok Gede dibuat dan dibukukan dari perjalanan kehidupan Gereja yang menggambarkan pahit getirnya dan suka citanya untuk tidak terlupakanlah semua jemaat dari generasi ke generasi.

     Kristus Yesus telah memanggil untuk bersekutu dengn Dia, dikumpulkannya menjadi satu Gereja untuk mengikat dengan erat antara Penebus dengan jemaatnya dan juga diantara sesame jemaatnya yang menjadi anggota jemaat di HKBP Pondok Gede.

     Kristus akan hadir dimana berkumpul dua atau tiga orang atas namaNya. Karena itulah sejarah ini dibuat agar jemaat merasakan pertaliannya dengan Kristus yang sedemikian eratnya dan mendorong hubungannya satu sama lain diantara sesame umat.

     Sebagaimana tubuh Kristus telah mempersatukan seluruh umat di dunia, demikian juga jemaat HKBP telah dipersatukan dalam satu tubuh Kristus.

     Namun tidak terbatas hanya untuk mempersatukan tetapi lebih kepada perintah Kristus kepada muridNya (Mateus 18 : 19) “Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu………. dan “Kamu akan menjadi saksiKu………. sampai ke ujung bumi” (Kis 1 : 8).

     Perintah Kristus berlaku untuk seluruh pengikutnya, sekarang dan dikemudian hari, selama bumi masih ada, sehingga sejarah dan perkembangan HKBP Pondok Gede tidak terbatas sampai sekarang, namun menjadi terang bagi bangsa dan seluruh dunia.

     Hal ini juga untuk memberi kita kekuatan menentang dan memenangkan ajaran sesat, penderitaan dan penindasan yang akan semakin meningkat di masa depan.

     Sekaligus untuk menarik minat dari setiap generasi untuk terlibat di dalam organisasi gereja khususnya di HKBP Pondok Gede supaya setiap jemaat mampu bersaksi dengan menunjukan kecintaannya akan Firman Tuhan dan menjadi suluh baginya. Kecintaan itu juga akan terwujud di dalam Pembangunan Gereja dengan menyatakan: “Tuhan, aku cinta pada rumah kediamanMu……….” (Mazmur 26 : 8), maka tidak terlalu lama lagi bangunan Gereja HKBP Pondok Gede dapat diselesaikan.

     Anugerah Tuhan Yesus Kristus, Kasih Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kita semua.


     Tim penyusun


St. R. Lumban Tobing
            Ketua



















SEJARAH HKBP PONDOK GEDE
Tanggal 11 Nopember 1979 s/d Tanggal 25 Maret 2001

I.         PUNGUAN PARMINGGUAN HKBP PONDOK GEDE.
       “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, mari kita bersukacita. (Gidang ma tongon na binahen ni Jahowa tu hita, jadi marlas ni roha ma hita”) Mazmur 126 : 3

       Seiring dengan perkembangan dan pembangunan yang terjadi di daerah Pondok Gede sekitarnya, masyarakat Kristen Batakpun semakin banyak yang berdomisili di Pondok Gede. Melihat keadaan ini, Tuhan telah menggerakkan hati 3 (tiga) orang umatnya yaitu Bapak M.P. Simanjuntak, Bapak I.C. Simanjuntak dan Saudara Thurman Sagala untuk menghimpun masyarakat Batak Kristen mengadakan kebaktian atau parmingguan.

       Dari sekian banyak masyarakat Batak Kristen, telah terhimpun 25 KK yang bersedia mengadakan Punguan Parmingguan, yaitu:
1.      Kel. I.C. Simanjuntak/br. Silitonga
2.      Kel. M.P. Simanjuntak/br. Hutagaol
3.      Kel. Mayor TNI AD P.P. Purba/br. Hutabarat
4.      Kel. Drs. W. Sihole/br. Naibaho
5.      Kel. Drs. W.S. Pakpahan/br. Sihombing
6.      Kel. Drs. S. Hasibuan/br. Harahap
7.      Kel. G. Hutajulu/br. Sihombing
8.      Kel. A. Simangunsong/br. Silitonga
9.      Kel. M. Situmorang/br. Panjaitan
10.  Kel. S.C.M. Nainggolan/br. Sitanggang
11.  Kel. M.T. Pardede/br. Lumban Tobing
12.  Kel. R. Lumban Tobing/br. Simanjuntak
13.  Thurman Sagala (Pemuda)
14.  Kel. H. Tambunan/br. Simanjuntak
15.  Kel. J. Sitanggang/br. Simanjuntak
16.  Kel. K. Manihuruk/br. Simanjuntak
17.  Kel. K. Situngkir/br. Manihuruk
18.  Kel. K. Sianipar/br. Purba
19.  Kel. N. Sianipar/br. Rajagukguk
20.  A.P. Sitompul/br. Aritonang
21.  Kel. D.M. Simanjuntak/br. Situmorang
22.  Kel. Ir. M.J. Sirait/br. Pasaribu
23.  Kel. B. Siringoringo/br. Br. Sitanggang
24.  Kel. M.T. Siahaan/br. Siregar
25.  Kel. Victor Sitanggang/br. Naibaho

  “Tu dia halak Batak lao, tusi do diboan Gareja na” Hal itulah yang mendorong Bapak-Bapak bertiga di atas pergi ke HKBP Kramatjati untuk mencari induk Punguan Parmingguan HKBP Pondok Gede.

Melihat semangat jemaat Kristen Bapak yang ada di Pondok Gede yang sangat merindukan berdirinya Gereja Tuhan, maka Parhalado HKBP Kramatjati mengabulkan permintaan tersebut dan meminta restu dari Bapak Pdt. Binoni Napitupulu selaku Pendeta HKBP Ressort Kernolong.

   Sebagai tindak lanjut dari persetujuan tersebut tanggal 11 Nopember 1979, Bapak St. M.P. Sitorus meresmikan Parmingguan HKBP Pondok Gede berdasarkan SK No. 17/SK/PARM/XI/1979 tanggal 11 Nopember 1979 bertempat di Gereja Bethel Pondok Gede (meminjam tempat) yang terletak di samping Komplek Kusuma Indah Jatirahayu di bawah pimpinan Pdt. Wisnu.

Dengan demikian resmilah Permingguan HKBP Pondok Gede menjadi Cabang (pagaran) dari HKBP Kramatjati Ressort HKBP Kernolong, maka pada hari Minggu, tanggal 11 Nopember 1979 ditetapkan dan dikukuhkan menjadi Hari Jadi HKBPPondok Gede.

II.      PARMINGGUAN HKBP PONDOK GEDE.

Setelah resmi menjadi Parmingguan, kebaktian diadakan di Gereja Bethel dengan alamat Komplek Kusuma Indah Jatirahayu di mana acara kebaktian dimulai jam 13.00 WIB setiap hari Minggu setelah jemaat Gereja Bethel selesai mengadakan kebaktian.

Untuk pertama kalinya tanggal 23 Desember 1979, Parmingguan HKBP Pondok Gede mengadakan Baptisan Kudus bagi 7 (tujuh) orang anak, yaitu:

1.      Dewi Rismauli Surliana Simanjuntak
2.      Monica Ferawati Sihole
3.      Christin Purnama Sitompul
4.      Maradonna Sianipar
5.      Juniar Siahaan
6.      Pesta Sampetua Simanjuntak
7.      Jonny Batubara

Banyak hal yang dapat kita simak dalam pengalaman perjalanan Gereja HKBP Pondok Gede selama dalam status Parmingguan. Karena besar harapan dari Bapak Pdt. Wisnu, kelak jemaat Parmingguan HKBP Pondok Gede menjadi jemaat gereja Bethel, dan semua persembahan diserahkan menjadi milik Gereja Bethel.

Namun melihat perkembangan dan keinginan jemaat HKBP Pondok Gede, Pdt. Wisnu berkesimpulan, bahwa harapan itu tidak mungkin terjadi yang pada akhirnya merasa keberatan jemaat HKBP Pondok Gede meminjam kebaktian di Gereja Bethel.

Banyak alasan yang disampaikan agar jemaat HKBP Pondok Gede merasa tidak betah untuk memakai Gereja Bethel antara lain: waktu kebaktian ditetapkan menjadi jam 15.00 WIB (3 sore) dan yang sangat tidak masuk akal bagi orang Kisten bahwa tidak lagi diijinkan kebaktian hari Minggu diganti menjadi hari Jumat. Ini terjadi pada hari Minggu tanggal 27 Januari 1980.

Hari itu semua berkumpul di rumah Bapak Mayor TNI A.D. P.P. Purba untuk mengambil sikap dan rencana selanjutnya yaitu mencari tempat beribadah. Bapak Mayor TNI A.D. P.P. Purba/br. Hutabarat dengan senang hati berkenan memberi tempat di samping rumah mereka yang pada waktu itu masih kosong.

Besok harinya Senin tanggal 28 Januari 1980 secara gotong royong mulailah dibangun tempat ibadah yang sifatnya darurat ukuran dengan 5m x 15m. Podium, Meja Podium dan sebagian bangku panjang yang terbuat dari bamboo. Dengan semangat kesatuan dan persatuan pada hari Sabtu tanggal 02 Pebruari 1980 dapat selesai dikerjakan.

Pada hari Minggu tanggal 03 Pebruari 1980 mulailah kebaktian di Gereja darurat dengan ruang konsistori rumah Bapak Mayor TNI A.D. P.P. Purba.

Sebagian besar jemaat masih harus membawa kursi masing-masing, dan dilakukan dengan senang hati. Jemaat yang membawa kursi pada waktu itu langsung menyumbangkan kepada Gereja HKBP Pondok Gede.

Karena belum ada Parhalado, maka dibentukkanlah Pengurus Parmingguan untuk mengurus dan mempersiapkan keperluan yang berhubungan dengan kegiatan Gereja diketuai Bapak I.C. Simanjuntak.

Tiga bulan setelah Parmingguan HKBP Pondok Gede berjalan, sudah saatnya mengangkat anggota Parhalado agar pelayanan kepada jemaat dapat ditingkatkan, karena sejak kebaktian dimulai di Gereja darurat Parhalado HKBP Kramatjati yang datang melayani setiap Minggu.

Untuk itulah Bapak Pdt. Binoni Napitupulu memilih dan mengangkat 9 (sembilan) orang jemaat yang bersedia menjadi Parhalado, dan langsung ditabalkan (dipasupasu) pada hari Minggu tanggal 18 Mei 1980 tanpa lebih dahulu learning sebagaimana biasanya pengangkatan anggota Parhalado. Anggota Parhalado yang ditabalkan adalah:

1.      St. M.P. Simanjuntak
2.      St. Poltak P. Purba
3.      St. Isak Cristop Simanjuntak
4.      St. Ruhut Lumban Tobing
5.      St. Drs. Wilson S. Pakpahan
6.      St. Drs. Wilson Sihole
7.      St. Drs. S. Hasibuan
8.      St. Saut Costan M. Nainggolan
9.      St. Maringan Tua Pardede

Selesai pengangkatan Parhalado Majelis, langsung diadakan rapat Parhalado untuk pemilihan Fungsionaris Parmingguan, yaitu:

1.      Wakil Guru Huria                     : St. M.P. Simanjuntak
2.      Sekretaris                                  : St. M.T. Pardede
3.      Bendahara                                 : St. Drs. S. Hasibuan
4.      Ketua Parartaon                        : St. R. Lumban Tobing
5.      Dewan Sekolah Minggu           : St. S.C.M. Nainggolan
6.      Dewan NHKBP                        : St. Drs. W. Sihole
7.      Dewan Ina                                : St. I.C. Simanjuntak
8.      Dewan Ama                              : St. Drs. W.S. Pakpahan
9.      Dewan Pembangunan               : St. P. Purba

Setiap Minggu, jemaat HKBP Pondok Gede bertambah terus dan pada tahun 1981 anggota jemaat sudah mencapai 50 kepala keluarga (KK) dan telah berusaha mengumpulkan dana untuk keperluan pembelian tanah.

Sebagai realisasi rencana tersebut, tanggal 14 Januari 1981 diadakanlah transaksi pembelian tanah seluas 1.000 m2 yang berlokasi di Jatirahayu RT.04/RW.01 Pondok Gede atau saat ini dikenal Kompleks Perumahan Taman Pondok Gede Blok H 1-2 Jatirahayu Pondok Gede. (Setelah pengurusan sertifikat ternyata luas tanah adalah 1.100 m2 atas nama HKBP Pondok Gede) dan pembayaran tanah tersebut disepakati dengan cara mencicil (angsuran).

Pada saat pembelian tanah dilaksanakan, kondisi atau keadaan tanah adalah persawahan dan jauh dari pemukiman/perkampungan penduduk atau tepatnya belum ada penduduk di lokasi tanah yang dibeli.

Namun sejalan dengan perkembangan wilayah Pondok Gede tidak lama kemudian perusahaan yang bergerak dalam bidang Real Estate PT. Teilison Intan Perkasa membeli tanah di sekitar lokasi tanah yang dibeli Gereja HKBP Pondok Gede untuk membuat kawasan perumahan.

Tiga bulan berikutnya tepatnya pada tanggal 12 April 1981, dibentuklah Panitia Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede untuk merencanakan pencarian dana dan pembangunan Gereja yang diketuai oleh Dewan Pembangunan St. Mayor TNI AD P.P. Purba.

Agar pelayanan semakin meningkat mengingat jumlah jemaat yang semakin bertambah, pada tanggal 17 Juli 1981 dilakukan pergantian Wakil Guru Huria dari St. M.P. Simanjuntak kepada St. Mayor TNI AD P.P. Purba dan selanjutnya sebagai Dewan Pembangunan diserahkan kepada St. Drs. W.S. Pakpahan.

Pesta HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede direncanakan untuk pencarian dana yang sebesar-besarnya khususnya dari luar anggota jemaat Parmingguan HKBP Pondok Gede agar Pembangunan Gereja di atas tanah yang sudah dibeli segera terwujud, untuk itu pada tanggal 25 Juli 1981 dibentuklah Panitia HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede yang diketuai oleh Bapak Alfarius Simanjuntak dengan program kerja agar seluruh Majelis dan panitia HUT ke-II mencari dana ke seluruh wilayah DKI Jakarta dengan membentuk tim-tim kecil dengan pembagian daerah masing-masing.

Tepat tanggal 15 Nopember 1981 pelaksanaan Pesta HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede diadakan di Gedung Bioskop Dian Pondok Gede.

Suatu hal yang patut disyukuri, Bapak Drs. K. Nadeak wartawan Sinar Harapan dapat menghadirkan Menteri Perumahan R.I. Bapak Drs. Cosmas Batubara beserta Ibu dan juga mendapat perhatian dari Wakil Presiden R.I. Bapak Adam Malik yang berkenan memberikan sumbangan berupa keramik untuk bahan lelang.
Bapak Tarnama Sinambela seorang pengusaha besar Putra Batak yang sukses pada saat itu ditunjuk sebagai donatour dengan memberikan sumbangan berupa lelang keramik sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).

Pesta HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede sangat menggembirakan semua jemaat dan dana yang terkumpul mencapai sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Atas partisipasi aktif seluruh Jemaat, Panitia dan Parhalado Gereja HKBP Pondok Gede memberikan sumbangan tanah urugan masing-masing di atas 1 (satu) truk, akhirnya tanah seluas 1.100 m2 dapat selesai dimatangkan (diurug) seluruhnya dan selanjutnya segera dilaksanakan Pembangunan Gereja semi permanen dengan luas bangunan tempat ibadah 9m x 21m dan ruang konsistori 4m x 6m.

Pantas untuk tidak dilupakan partisipasi spontanitas Bapak D.M. Simanjuntak sebagai motor penggerak saat mendirikan bangunan Gereja.

Untuk meningkatkan pelayanan pada tanggal 31 Januari 1982 kembali diadakan pemilihan Dewan-dewan Gereja, yaitu:

1.      Bendahara                                : St. S.C.M. Nainggolan
2.      Ketua Parartaon                       : St. Drs. W. Sihole
3.      Sekretaris                                  : St. I.C. Simanjuntak
4.      Dewan Sekolah Minggu           : St. R. Lumban Tobing
5.      Dewan NHKBP                        : St. M.T. Pardede
6.      Dewan Ina                                : St. Drs. S. Hasibuan
7.      Dewan Ama                              : Sementara kosong
8.      Dewan Pembangunan               : St. Drs. W.S. Pakpahan

Punguan Ina sebagai salah satu punguan Kategorial di Gereja, yang melakukan kegiatan pembinaan kerohanian khususnya untuk kaum Ibu, pada tanggal 21 Mei 1982 dibentuk Pengurus Punguan Ina, yang diketuai Ibu Ny. T.P. Sitompul br. Hutapea untuk membenahi dan meningkatkan kegiatan Punguan Ina HKBP Pondok Gede.

Dalam mempersiapkan Pesta HUT ke-III Gereja HKBP Pondok Gede, pada tanggal 05 September 1982 dibentuk Panitia yang diketuai Bapak A. Simanjuntak.

Pelaksanaan Pesta HUT ke-III diadakan pada tanggal 14 Nopember 1982 bertempat di Gedung Gelanggang Remaja Jakarta Timur dan hasil pesta HUT ke-III dipergunakan untuk menyelesaikan bangunan Gereja semi permanen.

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan pada tanggal 19 Desember 1982 bangunan Gereja semi permanen dapat dipergunakan pada saat merayakan Natal menyambut kelahiran Juru Selamat Tuhan Yesus Kristus.

Sudah demikian kultur masyarakat Batak pada umumnya bahwa semakin banyak orang berkumpul dan perjuangan sudah dianggap selesai, mulai timbul ketidakserasian dan kesalahpahaman diantara sesama. Hal ini juga terjadi dalam perkembangan Gereja HKBP Pondok Gede.

Dengan adanya rencana HKBP Kramatjati untuk meningkatkan status menjadi Ressort dan Gereja HKBP Pondok Gede adalah satu-satunya Huria Pagaran, maka status HKBP Pondok Gede dari Parmingguan harus ditingkatkan menjadi Huria na Gok. Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut pada tanggal 20 Pebruari 1983 diadakan rapat anggota jemaat (Rapat Huria) yang pertama dengan acara “Persiapan Huria na Gok”.

St. Ph. Hasibuan yang diterima menjadi Parhalado pada tanggal 27 Pebruari 1983 pindahan dari HKBP Marihat Pematang Siantar.


III.   PERSIAPAN HURIA.
Peningkatan status Parmingguan HKBP Pondok Gede menjadi Huria na Gok, sesuai rencana yaitu Peresmian Persiapan Huria Na Gok dilaksanakan pada tanggal 10 April 1983 oleh Bapak Pdt. S. Simatupang, STh dari HKBP Kramatjati dan pada acara tersebut diwartakan penambahan anggota Parhalado 4 orang, yaitu:

1.      CSt. Drs. K. Nadeak
2.      CSt. S. Siburian
3.      CSt. T.P. Sitompul
4.      CSt. Ir. R.J. Simanjuntak

Selesai acara kebaktian Minggu, langsung diadakan rapat Parhalado untuk pembentukan Panitia Peresmian Huria na Gok dan penyempurnaan fungsionaris Gereja, yaitu:

A.      Panitia Peresmian Huria na Gok.
Rapat Parhalado memilih dan menetapkan Bapak St. R. Lumban Tobing sebagai ketua Panitia Peresmian Huria na Gok. Namun sangat disayangkan pergolakan semakin memuncak dan panitia Peresmian Huria na Gok tidak dapat lagi berjalan sebagaimana mestinya yang pada akhirnya saat Peresmian Huria na Gok dilaksanakan tanpa ada Panitia.

B.       Penyempurnaan fungsionaris Gereja, yaitu:

1.      Ketua Parartaon                : St. M.T. Pardede
2.      Bendahara                         : St. Drs. W.S. Pakpahan
3.      Dewan Sekolah Minggu    : St. Drs. W. Sihole
4.      Dewan NHKBP                : CSt. S. Siburian
5.      Dewan Ina                         : St. P.H. Hasibuan
6.      Dewan Ama                      : St. S.C.M. Nainggolan
7.      Dewan Sosial                    : St. T.P. Sitompul
8.      Dewan Pembangunan       : St. Drs. K. Nadeak

Pada tanggal 24 April 1983 St. Drs. S. Hasibuan pindah ke HKBP Pekan Baru.

Sebagai peran aktif Gereja HKBP Pondok Gede dalam meningkatkan pendidikan calon Pendeta, pada tanggal 18 Juli 1983 s/d tanggal 22 Juli 1983 menerima calon Pendeta dari HKBP Pusat Pearaja 2 (dua) orang Calon Pendeta Praktek di HKBP Pondok Gede yaitu CPdt. H. Sitompul dan CPdt. M. Silitonga, dan selama mereka bertugas, tinggal di rumah anggota jemaat Bapak A. Simanjuntak dan Ibu boru Lumban Tobing yang dengan sukarela memberikan pemondokan.

IV.   HURIA NA GOK

Pada hari Minggu tanggal 24 Juli 1983 Parmingguan HKBP Pondok Gede resmi menjadi Huria Na Gok dan diresmikan oleh Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan Pdt. H.S. Marpaung, STh sebagai tugas terakhir beliau di Distrik VIII Jawa Kalimantan karena akan pindah ke Distrik Sibolga.

Pada tanggal 19 Nopember 1983 oleh sebagian Parhalado antara lain: St. Drs. K. Nadeak, St. S. Siburian, St. R.J. Simanjuntak, St. T.P. Sitompul dan St. Drs. W.S. Pakpahan melaksanakan malam dana di Hotel Pan Sari Pasipic, Jl. M.H. Thamrin Jakarta Pusat.

Perpisahan kepada Bapak Pdt. H.S. Simatupang karena pindah tugas dari HKBP Kramatjati ke HKBP Tanjung Priok dilaksanakan pada tanggal 08 Januari 1984 dan perpisahan kepada Bapak Pdt. H.S. Marpaung Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan yang pindah tugas ke Distrik Sibolga dilaksanakan pada tanggal 20 Pebruari 1984, perpisahan tersebut dilaksanakan di HKBP Pondok Gede.

Punguan Ama sebagai salah satu punguan Kategorial di Gereja, yang melakukan kegiatan pembinaan kerohanian khususnya untuk kaum Bapak-bapak, pada tanggal 21 Pebruari 1982 dibentuk Pengurus Punguan Ama, yang diketahui Bapak R.M. Napitupulu untuk membenahi dan meningkatkan kegiatan Punguan Ama HKBP Pondok Gede.

Pada tanggal 21 Pebruari 1984 Pdt. JTh Panjaitan, STh mulai bertugas di HKBP Persiapan Ressort di Kramatjati. Untuk menggalang kesatuan dan persatuan di HKBP Pondok Gede yang selama ini terganggu, maka diadakan rapat Huria ke-II pada tanggal 18 Maret 1984. Sebagai tindak lanjut untuk peningkatan pelayanan mulai tanggal 01 April  1984 kebaktian pagi dimulai jam 07.00 WIB dengan pertimbangan agar para Pendeta yang berkotbah masih sempat bertugas di Gereja lain.

Sehubungan dengan pindah tugas Wakil Guru Huria Bapak St. Mayor TNI AD P.P. Purba ke Menado, maka pada tanggal 15 April 1984 diadakan Rapat Parhalado untuk pemilihan Wakil Guru Huria.

Hasil rapat menetapkan St. I.C. Simanjuntak sebagai Wakil Guru Huria menggantikan St. Mayor TNI AD P.P. Purba, dan sebagai ucapan terima kasih dan selamat menuju tugas baru diadakan acara perpisahan yang dilaksanakan pada tanggal 22 April 1984.

Pada tanggal 03 Juni 1984 dilaksanakan peresmian Persiapan Ressort Kramatjati dengan huria pagaran HKBP Pondok Gede.

Untuk memperluas areal tanah Gereja pada tanggal 24 Juni 1984 dilaksanakan pembelian tanah seluas 420 m2 dari keluarga D.M. Simanjuntak dengan nama pemilik tanah Ny. Simanjuntak br. Situmorang. Sehingga tanah seluruhnya menjadi 1.520 m2 (semula 1.100 m2).

Untuk meningkatkan pelayanan Gereja pada tanggal 24 Juli 1984 dilaksanakan penabalan (pamasumasuon) kepada 4 orang anggota Parhalado, yaitu:

1.      St. Drs. K. Nadeak
2.      St. S. Siburian
3.      St. T.P. Sitompul
4.      St. R.J. Simanjuntak

Untuk melaksanakan Pembangunan Gereja yang berkesinambungan, maka pada tanggal 05 Agustus 1984 dibentuk Panitia Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede yang diketuai Drs. M.A. Napitupulu.

Dengan semakin tumbuhnya Iman Kristiani pada warga masyarakat Batak khususnya yang berdomisili di Pondok Gede, pada tanggal 02 September 1984 dilakukan penambahan 6 (enam) orang calon Parhalado, yaitu:

1.      CSt. H.A. Simanjuntak
2.      CSt. W. Marpaung
3.      CSt. Ny. Gurning br. Siadari
4.      CSt. Ny. Manurung br. Sitorus
5.      CSt. H.A. Tambunan
6.      CSt. D.P. Ambarita

Pergantian sebagian Dewan Huria dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 1985 yaitu, Dewan Sekolah Minggu St. R. Lumban Tobing dan Dewan Ama St. Drs. W. Sihole.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan di Wijk karena semakin bertambahnya jemaat, pada tanggal 10 Pebruari 1985 dilakukan pemekaran Wijk menjadi 2 (dua) wijk yaitu:
Wijk 1 meliputi daerah Lubang Buaya dan daerah Jatiwaringin.
Wijk 2 meliputi daerah Pasar dan Jatirahayu sampai Ujung Aspal.

Pada hari Minggu tanggal 14 April 1985 dilaksanakan peresmian HKBP Ressort Kramatjati dengan Pdt. JTh. Panjaitan, STh sebagai Pendeta Ressort dan HKBP Pondok Gede sebagai Huria Pagaran.

Pdt. T.P. Siahaan diperbantukan di HKBP Ressort Kramatjati bertempat tinggal di Cijantung.

Sehubungan dengan St. I.C. Simanjuntak selaku Wakil Guru Huria HKBP Pondok Gede, mendapat tugas dan harus pindah ke Riau, maka dengan kepercayaan anggota Parhalado St. S. Siburian sejak tanggal 18 Agustus 1985 ditetapkan sebagai Wakil Guru Huria HKBP Pondok Gede (yang ke-IV) melanjutkan periode s/d 18 Agustus 1989.

Agar acara kebaktian dapat berjalan lebih tertib dan Hikmat, Gereja membeli 1 (satu) unit Orgen merk Yamaha pada tanggal 07 September 1985.

Suatu kenangan indah yang tidak dapat terlupakan dimana pada tanggal 16 Desember 1985 di TVRI seluruh jemaat dapat menyaksikan rekaman Pesparani Kontingen Koor Gabungan HKBP Ressort Kramatjati yang sebagian pesertanya adalah anggota HKBP Pondok Gede.

Dua hari menjelang penutupan akhir tahun 1985 atau tepatnya tanggal 29 Desember 1985, dilaksanakan penabalan (pamasumasuon) 3 (tiga) orang anggota, yaitu:

1.      St. H. Tambunan
2.      St. H.A. Simanjuntak
3.      St. W. Marpaung

Pada tanggal 09 Maret 1986 kembali menata Dewan Huria sebagai langkah meningkatkan pelayanan kepada jemaat, yaitu:

1.      Ketua Parartaon                       : St. Ir. R.J. Simanjuntak
2.      Bendahara                                : St. Drs. W.S. Pakpahan
3.      Dewan Sekolah Minggu           : St. R. Lumban Tobing
4.      Dewan NHKBP                        : St. S.C.M. Nainggolan
5.      Dewan Ina                                : St. A.H. Tambunan
6.      Dewan Ama                             : St. M.T. Pardede
7.      Dewan Pembangunan              : St. Drs. K. Nadeak
8.      Dewan Sosial                           : St. P.H. Hasibuan

Melihat perkembangan jemaat yang semakin banyak, maka 2 (dua) Wijk pelayanan sudah waktunya untuk dimekarkan dan hal ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 1986 dengan wilayah pelayanan menjadi 3 (tiga) Wijk, yaitu:

Wijk 1 : Meliputi daerah Lubang Buaya
Wijk 2 : Meliputi daerah Jatiwaringin dan Jatimakmur
Wijk 3 : Meliputi daerah Jatirahayu sampai Ujung Aspal

Tuntutan jaman yang terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dimana sebagian jemaat menghendaki pengkhotbah yang lebih berkualitas, maka Parhalado memutuskan bahwa yang berkhotbah dalam kebaktian pagi harus Pendeta.

Hal ini dapat terlaksana apabila Gereja masuk mulai jam 07.00 WIB pagi dan Sekolah Minggu masuk jam 10.00 WIB pagi, karena pada Pendeta harus lebih dahulu melayani HKBP Pondok Gede baru selanjutnya ke Gereja tetangga.

Parhalado semakin bertambah dengan terpilihnya menjadi calon Parhalado pada tanggal 25 Mei 1986, yaitu:

1.      CSt. A.F. Manalu
2.      CSt. Drs. S. Simangunsong
3.      CSt. A. Siahaan
4.      CSt. A. Lumban Batu

Pada tanggal 08 Juni 1986 Gereja HKBP Pondok Gede menabalkan (pamasumasuon) 3 (tiga) orang Parhalado, yaitu:

1.      St. Ny. Manurung br. Sitorus
2.      St. Ny. Gurning br. Siadari
3.      St. D.P. Ambarita

Kantor Pusat HKBP di Pearaja Tarutung menghimbau agar seluruh Gereja HKBP merayakan Pesta HUT 125 Tahun berdirinya HKBP, maka pada tanggal 29 Juni 1986 dibentuk Panitia Jubileum 125 Tahun HKBP di Gereja HKBP Pondok Gede yang langsung diketuai St. S. Siburian.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan Punguan Ama, perlu dilakukan pembenahan diri dengan membentuk Pengurus Punguan Ama yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 1986 dan terpilih sebagai Ketua Bapak Ir. R.M. Napitupulu serta melengkapi anggota Dewan Ama dengan mengangkat 1 (satu) orang Wakil Dewan Ama dan 4 (empat) orang anggota.

Dengan semakin bertambahnya anggota jemaat dimana Gereja Permanen yang luasnya 9m x 21m tidak lagi dapat menampung jemaat untuk beribadah dengan baik dan tenang, maka pada tanggal 31 Juli 1986 dilakukan penambahan bangunan sehingga menjadi 14m x 21m.

Seiring dengan pertambahan anggota jemaat, Parhalado menambah anggotanya dan pada tanggal 17 Agustus 1986, terpilih calon Parhalado CSt. A. Malau dan pada tanggal 27 Agustus 1986, terpilih CSt. Dj. Sitanggang.

Anggota jemaat HKBP Pondok Gede banyak berdomisili di wilayah Jatiasih yang lokasinya cukup jauh dari lokasi Gereja di Komplek Perumahan Taman Pondok Gede, maka Parhalado memutuskan untuk mendirikan parmingguan di Jatiasih.

Sebagai langkah pertama yang dilakukan Parhalado adalah dengan memekarkan wilayah Jatiasih menjadi Wijk 4 dan anggota Parhalado yang ada di daerah Jatiasih St. A.H. Simanjuntak, CSt. A. Lumban Batu dan CSt. A. Malau.

Sebelum parmingguan diresmikan, pada tanggal 31 Agustus 1986 dibentuk Panitia Pembangunan Parmingguan HKBP Jatiasih yang diketuai Bapak Let.Kol. K. Sitorus dengan tugas utama Panitia adalah untuk merencanakan pengadaan tanha Gereja dan mempersiapkan tempat sementara Parmingguan. Selanjutnya Bapak Pdt. JTh. Panjaitan, STh melantik Panitia Parmingguan HKBP Jatiasih dengan SK No. DV/R.2/26/SK/86 tanggal 12 September 1986 disaksikan Parhalado dan jemaat HKBP Pondok Gede.

Pada Sinode Ressort HKBP Kramatjati tanggal 26 Desember 1986 dari HKBP Pondok Gede terpilih menjadi Parhalado Ressort Bapak St. R. Lumban Tobing dengan menjabat Dewan Sekolah Minggu Ressort periode Tahun 1986 s/d Tahun 1992.

Pada tanggal 17 April 1987 diadakan rapat pemilihan Dewan dan terpilih, yaitu:

1.      Ketua Parartaon                      : St. D.P. Ambarita
2.      Bendahara                               : St. R. Lumban Tobing
3.      Dewan Sekolah Minggu         : St. A.H. Simanjuntak
4.      Dewan NHKBP                      : St. T.P. Sitompul
5.      Dewan Ina                               : St. Ny. Gurning br. Siadari
6.      Dewan Ama                            : St. W. Marpaung
7.      Dewan Sosial                           : St. A.F. Manalu
8.      Dewan Pembangunan              : St. Drs. K. Nadeak

Dengan terpilihnya Bendahara yang baru, administrasi dan keuangan Gereja segera dibenahi, antara lain:

1.      Menyimpan uang Gereja pada Bank BNI 46 Cabang Jatinegara
2.      Membacakan warta keuangan Gereja setiap Minggu.
3.      Menetapkan tidak diperbolehkan memakai atau meminjam uang Gereja oleh siapapun.
4.      Mencetak buku keuangan yaitu: Buku Besar, Buku Mingguan, Bukti Setor Ruas dan Kwitansi.

Dengan adanya ketetapan dari HKBP Pusat tanggal 03 Mei 1987 Parhalado HKBP Pondok Gede mulai memakai baju parhobas.

Pada tanggal 14 Juni 1987 terpilih menjadi calon Parhalado CSt. R.M. Simanjuntak, dan pada tanggal 21 Juni 1987 juga terpilih calon Parhalado CSt. M.T.P. Lumban Toruan.

Setelah Parhalado menerima laporan dari Panitia Pembangunan Parmingguan HKBP Jatiasih, bahwa mereka telah siap menjadi Parmingguan, maka Parhalado HKBP Pondok Gede dan Parhalado Ressort HKBP Kramatjati memutuskan untuk meresmikan Parmingguan HKBP Jatiasih.

Pdt. JTh. Panjaitan, STh pada tanggal 26 Juli 1987 meresmikan Parmingguan HKBP Jatiasih dengan tempat Kebaktian sementara di rumah kediaman keluarga Bapak Let.Kol. K. Sitorus yang beralamat di Kota Bumi Jatimekar No. 22 Jatiasih. Sebagai pelaksana Wakil Guru Huria, Parhalado HKBP Pondok Gede memilih St. A.H. Simanjuntak dan untuk pelayanan kebaktian dilakukan oleh Parhalado HKBP Pondok Gede dan HKBP Kramatjati.

Untuk lebih meningkatkan peranan Dewan Pembangunan HKBP Pondok Gede, pada tanggal 20 September 1987 ditetapkan agar ketua Dewan dibantu oleh 5 (lima) orang anggota Dewan, yaitu:

1.      Ketua Dewan              : St. Drs. K. Nadeak
2.      Anggota                       : A. Simanjuntak
3.      Anggota                       : Drs. M.A. Napitupulu
4.      Anggota                       : D.M.S. Pardede
5.      Anggota                       : Ir. D.E. Simbolon, MSc
6.      Anggota                       : Ir. J. Sigiro

Berhubung St. A.H. Simanjuntak sudah menjabat sebagai Wakil Guru Huria pada Parmingguan HKBP Jatiasih, dan sebagai pengganti Dewan Sekolah Minggu dipilih St. A.H. Tambunan.

Dengan telah diresmikannya parmingguan HKBP Jatiasih pada tanggal 20 September 1987 diterima surat dari parmingguan HKBP Jatiasih No. R.2/H.5/09/87 tanggal 20 September 1987 bahwa jemaat HKBP Pondok Gede yang menjadi jemaat parmingguan HKBP Jatiasih sebanyak 38 Kepala Keluarga (KK).

Pada tanggal 02 September 1987 terpilih menjadi anggota Parhalado CSt. A. Simangunsong dan meninggal dunia sebelum ditabalkan.

Pembangunan kembali dilanjutkan dengan memutuskan pengurugan tanah Gereja yang dimulai pada tanggal 18 September 1987 oleh PT. Hersina C.B.

St. Ph. Hasibuan pensiun dari Parhalado pada tanggal 22 September 1987 karena umur sudah genap 65 tahun.

Pemilihan pengurus Punguan Ina dilaksanakan pada tanggal 01 Nopember 1987 dan terpilih sebagai ketua Ny. A. Simanjuntak br. Lumban Tobing.

Tepat pada hari Natal tanggal 25 Desember 1987 diadakan penabalan anggota Parhalado yaitu: St. A.F. Manalu dan St. R.M. Simanjuntak.

Pada tanggal 17 April 1988 diterima menjadi Parhalado St. Drs. D. Sirait di HKBP Pondok Gede yang pindah dari HKBP Kebayoran Selatan.

Gerakan pembangunan gereja terus berlanjut dengan melaksanakan pencarian dana Hotel Indonesia Jl. M.H. Thamrin Jakarta Pusat yang dilakukan oleh Panitia HUT ke-IX yang diketuai A. Simanjuntak dan sebagai pelindung Bapak May.Jend. (Purn) A.E. Manihuruk. Kehadiran beliau pada saat pelaksanaan malam dana dengan membawa para donateur sangat besar andilnya, karena target pengumpulan dana menjadi tercapai.

Untuk merencanakan pembangunan selanjutnya pada tanggal 06 Maret 1989 diadakan rapat Huria yang ketiga dan sekaligus membentuk Panitia Pembangunan yang baru.

Perencanaan pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede berjalan seiring sejalan dengan kegiatan-kegiatan regional dimana pada tanggal 07 Maret 1989 diadakan Konvent Pendeta Distrik VIII Jawa Kalimantan bertempat di Gereja HKBP Pondok Gede dengan biaya dari HKBP Ressort Kramatjati.

Pada tanggal 13 Agustus 1989 terjadi pergantian sebagian Dewan-dewan, yaitu:

1.      Ketua Parataon                        : St. M.T. Pardede
2.      Anggota Parartaon                 : St. W. Marpaung
3.      Bendahara                               : St. D.P. Ambarita
4.      Dewan Ama                            : St. M.P. Simanjuntak

Sehubungan dengan periode Wakil Guru Huria St. S. Siburian berakhir, tanggal 16 Juli 1989 Parhalado mengadakan rapat untuk pemilihan Guru Huria periode 18 Agustus 1989 s/d 18 Agustus 1994 dan hasil rapat menetapkan St. R. Lumban Tobing menjadi Wakil Guru Huria dan St. D.P. Ambarita sebagai Bendahara Huria.

Pada tanggal 06 Agustus 1989 terpilih calon Parhalado CSt. A. Silalahi, namun tanggal 02 Juli 1991 meninggal dunia sebelum ditabalkan.

Pelantikan Wakil Guru Huria dan Bendahara dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 1989, namun karena tugas yang mendadak St. D.P. Ambarita harus pindah ke Menado. Sebelum acara pelantikan Parhalado memilih dan menetapkan St. R.M. Simanjuntak sebagai Bendahara. Selesai pelantikan Wakil Guru Huria dan Bendahara dilanjutkan dengan pelantikan Panitia Pembangunan yang diketuai Drs. R.R. Siahaan, SE.

Untuk menggantikan St. D.P. Ambarita dalam pelayanan jemaat diadakan pemilihan anggota Parhalado dan terpilih untuk calon Parhalado CSt. E. Pandiangan pada tanggal 10 September 1989.

Sehubungan dengan data anggota keluarga yang ada pada Buku Register Ruas tidak lengkap, demi tertib Administrasi, pemasukan persembahan bulanan dan peningkatan pelayanan, majelis menetapkan sensus kembali seluruh anggota jemaat, yang pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah (doot to door) dengan mengisi formulir pendaftaran baru.

Sebagai tindak lanjut dari sensus anggota jemaat, Gereja menerbitkan buku anggota jemaat yang isinya antara lain: Daftar anggota keluarga, iuran persembahan bulanan dan ayat firman Tuhan yang perlu dibaca dan diingat dalam kehidupan sehari-hari.

Buku anggota Jemaat (Ruas) ini sebagai pengganti kartu persembahan bulanan yang dibuat hanya 1 (satu) lembar.

Pada tanggal 29 September 1989 St. Drs. W.S. Pakpahan akhirnya pindah ke Gereja HKBP Sutoyo dan St. Ir. R.J. Simanjuntak pindah ke GKI Jabar Pondok Gede.

Untuk meningkatkan pelayanan, pada tanggal 01 Oktober 1989 terpilih CSt. S.M. Siahaan, SE sebagai anggota Parhalado.

Pada tanggal 17 Desember 1989 Panitia Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede membeli tanah seluas 400 m2 dari PT. Telison Indah Perkasa sehingga luas tanah Gereja keseluruhan menjadi 1.920 m2 (semula 1.520 m2). Karena pihak PT. Telison Indah Perkasa tidak bersedia menjual tanah kepada pihak Gereja, oleh Panitia Pembangunan pembelian tanah seluas 400 m2 dibuatkan atas nama Let.Kol. Drs. B. Samosir. Hal ini terjadi karena pihak PT. Telison Indah Perkasa semula ingin membeli tanah gereja seluas 1.520 m2 dan Gereja pindah lokasi ke pinggir kali ± 100 m dari lokasi tanah Gereja. Oleh karena hubungan Gereja dengan pihak PT. Telison Indah Perkasa saat itu kurang baik, maka mereka tidak boleh mengetahui pembelian tanah untuk Gereja, sehingga transaksi pembelian tanah seluas 400 m2 dilakukan atas nama pribadi salah seorang anggota panitia dalam hal ini Let.Kol. Drs. B. Samosir. Surat tanah masih dalam proses pengurusan.

Setelah sepuluh tahun perjalanan Gereja HKBP Pondok Gede, anak-anak anggota jemaat pun turut bertumbuh dengan baik. Melihat banyaknya muda-mudi dan remaja yang tidak lagi mengerti akan Bahasa Batak sehingga banyak diantara mereka yang pergi ke Gereja tetangga yang berbahasa Indonesia untuk mengikuti acara Kebaktian, maka Gereja HKBP Pondok Gede mengadakan kebaktian sore dalam Bahasa Indonesia yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 11 Maret 1990, masuk jam 18.00 WIB (6 sore).

Dengan adanya pertambahan anggota jemaat yang cukup tinggi, maka untuk meningkatkan pelayanan wilayah (Wijk) dilakukan pemekaran menjadi 4 (Empat) Wijk, dimana Wijk 3 dimekarkan menjadi 2 Wijk yaitu: Wijk 3 dan Wijk 4.

Pada tanggal 10 Desember 1989 terjadi lagi pergantian sebagian funsionaris, yaitu: Bendahara menjadi St. A.F. Manalu, Dewan Sosial St. T.P. Sitompul dan Dewan Pembangunan St. S. Siburian dan mulai bertugas tanggal 01 Januari 1990. Sedangkan mulai tanggal 31 Desember 1989 St. R.M. Simanjuntak menjadi Dewan NHKBP.

Serah terima jabatan pendeta HKBP Ressort Kramatjati dari Pdt. JTh. Panjaitan, STh kepada Pdt. P. Simanjuntak, STh dilaksanakan tanggal 25 Pebruai 1990 bertempat di HKBP Ressort Kramatjati.

Melihat domisili anggota jemaat HKBP Pondok Gede yang semakin jauh dari lokasi Gereja, khususnya yang berdomisili di Kranggan dimana masalah angkutan yang menjadi permasalah jemaat untuk datang ke Gereja, Parhalado dan jemaat yang ada di Kranggan sepakat untuk mendirikan parmingguan di Kranggan.

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 11 Maret 1990 parmingguan HKBP Kranggan diresmikan oleh St. R. Lumban Tobing mewakili Pendeta Ressort HKBP Ressort Kramatjati dan selanjutnya tanggal 11 Maret 1990 ditetapkan hari jadi HKBP Kranggan. Pada hari berikutnya 2 (dua) orang Parhalado HKBP Kranggan ditabalkan di HKBP Pondok Gede, yaitu: St. W.P.H. Tampubolon dan St. R.R. Silalahi.

HKBP selalu mencari solusi yang terbaik dalam rangka meningkatkan pelayanan, atas keputusan rapat Pendeta Distrik VIII Jawa Kalimantan seluruh anggota jemaat supaya bersalaman dengan Penghotbah dan Liturgis setelah selesai acara kebaktian dan mulai dilaksanakan di HKBP Pondok Gede pada tanggal 25 Maret 1990.

Pada tanggal 19 April 1990 terpilih menjadi anggota Parhalado CSt. R. Hutapea.

Patut kita syukuri terpilihnya salah seorang Parhalado HKBP Pondok Gede menjadi utusan ke Sinode Agung HKBP dari HKBP Ressort Kramatjati yaitu St. R. Lumban Tobing yang berangkat ke Pematang Siantar yang dilaksanakan tanggal 01 Agustus 1990 s/d 07 Agustus 1990. Pada Sinode tersebut telah kelihatan ketidakharmonisan diantara sesama fungsionaris HKBP dan diantara sesama Pendeta sebagai awal dari pergolakan di tubuh HKBP, sehingga Sinode Agung tidak bisa berjalan dengan baik.

Berhubung kepanitiaan masih vakum, Pesta HUT ke-XI dilaksanakan di Gereja oleh Majelis.

Tanggal 30 Desember 1990 penabalan tiga orang Parhalado, yaitu: St. E. Pandiangan, St. S.M. Siahaan dan St. R. Hutapea.

Berhubung Sinode Agung di Pematang Siantar tahun 1990 tidak terlaksana dengan baik, Sinode Agung kembali dilaksanakan di Seminari Sipoholon tanggal 07 April 1991, yang diikuti St. R. Lumban Tobing sebagai utusan dari HKBP Ressort Kramatjati.

Pada tanggal 02 Juni 1991 terpilih menjadi calon Parhalado CSt. G. Sinaga, namun pada tanggal 21 Juli 1991 meninggal dunia sebelum ditabalkan. Banyak masalah dan kendala yang dihadapi Parhalado dalam pelaksanaan sensus dan juga pengisian Buku Anggota Ruas yang baru, sehingga Buku Anggota Ruas yang baru dapat diselesaikan tanggal 28 Juli 1991 untuk dibagikan kepada seluruh jemaat.

Atas kesepakatan Majelis, masa jabatan seluruh Dewan-Dewan diakhiri s/d tanggal 13 Oktober 1991 dan kembali memilih Dewan-Dewan yang baru periode 13 Oktober 1991 s/d 13 Oktober 1997 sebagai berikut:

1.      Ketua Parartaon                       :  St. M.T. Pardede
2.      Wakil Parartaon                        :  St. W. Marpaung
3.      Bendahara                                :  St. A.F. Manalu
4.      Dewan Sekolah Minggu           :  St. S.M. Siahaan, SE
5.      Dewan NHKBP                        :  St. E. Pandiangan
6.      Dewan Ina                                :  St. Ny. Manurung br. Sitorus
7.      Dewan Ama                             :  St. M.P. Simanjuntak
8.      Dewan Sosial                           :  St. Drs. W. Sihole
9.      Dewan Pembangunan              :  St. Drs. K. Nadeak
10.  Sekretaris Rapat                       :  St. Drs. D. Sirait

Untuk mengatasi kevakuman kepanitiaan pembangunan, tanggal 27 Oktober 1991 kembali dibentuk Panitia Pembangunan yang baru diketuai oleh Bapak A. Simanjuntak, berbeda dengan kepanitiaan sebelumnya, pada kepanitiaan ini telah dibentuk bidang perijinan yang bertugas mengurus surat sertifikat tanah dan surat ijin peribadatan dan surat ijin bangunan Gereja, namun berhubung kepanitiaan baru terbentuk, Pesta HUT ke-XII tanggal 11 Nopember 1991 diadakan tanpa mengumpulkan dana pembangunan Gereja.

Tanggal 06 Desember 1991, Sinode Ressort diadakan di Gereja HKBP Pondok Gede. Acara bersalaman setelah selesai kebaktian pada Minggu pagi mendapat masalah dari jemaat, dimana banyak jemaat yang tidak bersedia lagi bersalaman, maka pada tanggal 22 Desember 1991 acara bersalaman pada kebaktian pagi ditiadakan, akan tetapi pada kebaktian sore tetap dilaksanakan.

Keputusan Sinode Ressort HKBP Kramatjati pada tanggal 01 Pebruari 1992 dari Parhalado HKBP Pondok Gede terpilih menjadi Parhalado Ressort periode 01 Maret 1992 s/d 01 Maret 1997 yaitu: St. R. Lumban Tobing menjabat Dewan Ina Ressort dan St. Drs. K. Nadeak menjabat Dewan NHKBP merangkap utusan Rapat Distrik.

Dalam rangka peningkatan pelayanan, majelis memohon kehadiran seorang Pendeta khusus di HKBP Pondok Gede. Pada tanggal 09 Pebruari 1992 Pdt. Ch. Lubis dikukuhkan oleh Pdt. Drs. B.D.F. Sidabutar, STh menjadi Pendeta diperbantukan di HKBP Pondok Gede dan berdomisili di Pondok Gede dan semua biaya ditanggung oleh HKBP Pondok Gede.

Pada tanggal 29 Maret 1992 terpilih menjadi anggota calon Parhalado CSt. CH. Hutagalung dan diangkat menjadi anggota Dewan NHKBP.

Atas usaha dari Panitia Pembangunan bidang perijinan yang diketuai oleh Let.Kol. W.H. Pardede dan anggota B.P. Simanjuntak pada tanggal 22 Oktober 1992 sertifikat tanah seluas 1.100 m2 dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk merencanakan pembuatan Gambar Gereja/Arsitektur Bangunan, sebagai konsultan dipercayakan kepada PT. Tigarsi Multi Yasa dibawah Pimpinan Bapak Ir. Ronald L. Tambun sebagai Direktur.

Untuk menentukan Design bangunan dipercayakan kepada Ir. J. Sigiro selaku bidang perencana.

Berdasarkan sertifikat tanah seluas 1.100 m2 dilanjutkan dengan pengurusan ijin peribadatan dan ijin mendirikan bangunan (IMB). Atas partisipasi Bapak Yoris Mahayu, koresponden  suara pembaruan dan atas usaha Bapak St. Drs. K. Nadeak surat ijin peribadatan dapat selesai pada tanggal 22 Oktober 1992 dengan Nomor 452.2/3713/Bappeda yang dikeluarkan Bupati Pemda Bekasi.

Dengan keluarnya surat ijin peribadatan, maka dilanjutkan dengan pengurusan ijin mendirikan bangunan (IMB) Gereja dan pada tanggal 14 Nopember 1992 DPU Bekasi mengeluarkan IMB dengan Nomor: 1221/503/I.B/D.P.U.K.

Setelah seluruh perijinan selesai, maka dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada tanggal 06 Desember 1992 untuk pembangunan Gereja yang permanen. Pada acara peletakan batu pertama diundang dan hadir pada saat acara tersebut antara lain: mewakili Pemda Bekasi, Kecamatan Pondok Gede, Kelurahan Desa Jatirahayu dan mewakili lingkungan Ketua RT.04, Ketua RW.01 Jatirahayu, Koramil dan Kapolsek Pondok Gede. Semua undangan yang hadir mewakili Pemda Bekasi dan Keamanan Pondok Gede berkenan memberikan kata sambutan.

Acara peletakan batu pertama dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan Bapak Pdt. B.T.P. Purba, STh didampingi Pendeta HKBP Ressort Kramatjati Bapak Pdt. P. Simanjuntak, STh dan Bapak Pdt. CH. Lubis, STh, St. R. Lumban Tobing selaku Guru Huria mewakili majelis, St. Drs. K. Nadeak selaku Dewan Pembangunan dan P. Pakpahan mewakili anggota jemaat.

Setelah peletakan Batu Pertama, melalui Warta Jemaat Panitia Pembangunan meminta kepada seluruh jemaat agar bersama-sama mencari kontraktor sebagai pelaksana pembangunan.

Walaupun peletakan batu pertama sudah dilaksanakan, pelaksanaan pembangunan belum dapat dimulai, mengingat belum ada kontraktor yang sudah bersedia melaksanakan pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede. Namun Panitia Pembangunan tetap melaksanakan kegiatan pengumpulan dana melalui sumbangan tahunan kepada seluruh jemaat HKBP Pondok Gede sehingga dana dapat terkumpul sebesar ± Rp 90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah).

Pada tanggal 16 Januari 1993 penawaran dari Kontraktor masuk kepada Panitia Pembangunan untuk diseleksi menentukan kontraktor yang terbaik.

Untuk menambah pemasukan Kas Panitia Pembangunan, atas persetujuan Parhalado, mulai tanggal 31 Januari 1993 pada setiap Minggu kedua jemaat mengumpulkan persembahan ke depan untuk Pembangunan Gereja. Dan untuk kelancaran tugas serta tertib administrasi pada tanggal 07 Pebruari 1993 pengelolaan keuangan Panitia Pembangunan dipisah dari Keuangan Gereja dan sebagai modal kerja Panitia Pembangunan, Gereja menyerahkan dana sebesar Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah).

Rencana pembangunan Gereja yang permanen dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:

1.      Tahap I             - Tiang Pancang, Kolom, Lantai Dasar dan Lantai I.
2.      Tahap II            - Kolom Tingkat I, konstruksi Besi, Atap, Lantai II
-  (Balkon) Lantai III (Balkon) dan Lantai IV
 (Balkon)
3.      Tahap III          - Tembok Dinding, Kusen, Kaca, Menara dan
                            Finishing.

Menurut hasil penelitian Panitia Pembangunan dan negosiasi harga dan cara pembayaran, maka sebagai pelaksana pembangunan Tahap I ditetapkan kontraktor Pelaksana PT. Indopolar Mitrabinausaha yang beralamat di Jl. Dr. Sahardjo – Jakarta Pusat.

Setelah perjanjian dengan pihak Kontraktor selesai ditanda tangani, sebagai langkah pertama dilaksanakan pembongkaran secara Simbolis Gereja semi permanen (lama) pada tanggal 11 April 1993 dan sekaligus acara pemberangkatan pekerja yang dipimpin oleh Pdt. P. Simanjuntak, STh.

Besok harinya Senin tanggal 12 April 1993 dilakukan pembongkaran seluruh Gereja lama untuk selanjutnya dibangun kembali di halaman tempat parkir, agar tetap dapat dipergunakan untuk kebaktian sebelum pembangunan Gereja Permanen (Baru) dapat dipergunakan.

Namun karena luas tanah yang akan dipakai terbatas, Gereja Darurat yang dapat dibangun hanya 14m x 15m dan ruang konsistori 4m x 6m dan kebaktian di Gereja Darurat baru dapat dimulai pada tanggal 25 April 1993.

Pada tanggal 26 April 1993 pembangunan Gereja permanen dapat dimulai yang diawali dengan persiapan, pemancangan tiang pancang.

Luas Tanah dan Bangunan Gereja yang akan dibangun adalah, sbb:
I.      Luas Tanah                                                                             :  1.920 m2
II.   Luas Bangunan:
1.                         Lantai Dasar       :  Ruang Serba Guna               :     599 m2
                                   Selasar                                                :     367 m2
2.                         Lantai I                :  Ruang Ibadah                      :     548 m2
                                   Selasar                                                :     258 m2
3.                         Lantai II               :  Balkon                                 :     114 m2
                                   Selasar                                                :       57 m2
4.                         Lantai III             :  Balkon                                  :       47 m2
5.                         Lantai IV             :  Balkon                                  :       47 m2
                                                                                                _________
Total                                                                                          :  2.037 m2
                                                                                                                                                     =============
Pada awal pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede, pada tanggal 01 Mei 1993 Pdt. CH. Lubis pindah tugas ke HKBP Ressort Cijantung dan perpisahan dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 1993.

Untuk melaksanakan pemeriksaan keuangan Panitia Pembangunan pada tanggal 15 Agustus 1993 dibentuk Tim Pemeriksa Keuangan, yang terdiri dari:

1.      Ketua                            :  St. R. Lumban Tobing
2.      Anggota                       :  St. M.T. Pardede
3.      Anggota                       :  Drs. M. Tambunan
4.      Anggota                       :  Drs. M. Manalu
5.      Anggota                       :  Drs. B. Manurung
6.      Anggota                       :  Drs. M. Manurung
7.      Anggota                       :  Drs. M. Sitorus
8.      Anggota                       :  Drs. R. Panjaitan

Panitia Pembangunan semakin bersemangat dan berbobot atas kesediaan Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D duduk sebagai pelindung Panitia Pembangunan. Dengan sukacita, seluruh jemaat, majelis dan Panitia Pembangunan menyambut kedatangan Bapak Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D pada tanggal 29 Agustus 1993 dan sekaligus memberikan pengarahan kepada jemaat dan memimpin rapat panitia pembanguan.

Dengan penuh semangat dan sukacita pada tanggal 05 September 1993 dilaksanakan pesta pembangunan di Gereja HKBP Pondok Gede yang diketuai T.H. Lumban Tobing. Hadir dalam acara pesta pembangunan Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D beserta keluarga, Bapak  Drs. M.S. Siahaan, SE majelis HKBP Pusat.

Panitia Pembangunan tidak henti-hentinya berusaha mencari dana dengan berbagai cara, dimana pada Pesta HUT ke-XIV tanggal 14 Nopember 1993 Panitia mencari dana melalui sumbangan booklet dan sumbangan tahunan.

Disamping pembangunan fisik Gereja, pembangunan kerohanian juga tetap berjalan dengan baik dan untuk meningkatkan pelayanan, terpilih delapan orang calon anggota majelis, yaitu:

1.      Tanggal 20 Maret 1994            :  CSt. H.T.M. Simanjuntak
2.      Tanggal 03 April 1994             :  CSt. E.P. Tambunan
3.      Tanggal 10 April 1994             :  CSt. R.G.M. Silalahi
4.      Tanggal 10 April 1994             :  CSt. B. Nainggolan, SH
5.      Tanggal 17 April 1994             :  CSt. Drs. M. Simbolon
6.      Tanggal 21 April 1994             :  CSt. Drs. B. Manurung
7.      Tanggal 15 Mei 1994               :  CSt. K. Sianipar
8.      Tanggal 15 Mei 1994               :  CSt. L. Purba

Sebelumnya pada tanggal 10 April 1994 telah dilakukan pentabalan anggota majelis kepada St. Ch. Hutagalung.

Rapat Huria ke-IV diadakan pada tanggal 17 April 1994, dengan materi Rapat membahas Pembangunan Gereja yang selanjutnya pada tanggal 12 Juni 1994 dibentuk Panitia Pembangunan ke-XV yang diketuai Bapak R.E. Hutagalung.

Pada saat kesibukan pembangunan Gereja begitu padatnya, Huria akan memilih Guru Huria yang baru karena masa periode St. R. Lumban Tobing sudah berakhir.

Rapat majelis dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 1994 untuk memilih Guru Huria yang baru. Namun Tuhan melalui Parhaladonya menghendaki St. R. Lumban Tobing tetap menjadi Guru Huria. Hal ini terlihat dari terpilihnya kembali St. R. Lumban Tobing menjadi Guru Huria periode tanggal 18 Agustus 1994 s/d tanggal 18 Agustus 1999.

Pemilihan Ketua Parartaon juga harus segera dilaksanakan karena St. M.T. Pardede mendapat tugas kerja di Menado. Rapat Parhalado pada tanggal 03 Juli 1994 memilih St. Drs. D. Sirait menjadi Ketua Parartaon dan selesai acara pemilihan Ketua Parartaon dilanjutkan dengan acara perpisahan kepada St. M.T. Pardede.

Pelantikan Guru Huria St. R. Lumban Tobing dan Ketua Parartaon St. Drs. D. Sirait, dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1994 oleh Pdt. P. Simanjuntak, STh.

Setelah bekerja ± selama 1 (satu) tahun, akhirnya Tim Pemeriksa Keuangan Panitia Pembangunan dapat menyelesaikan tugasnya memeriksa Keuangan Gereja periode Tahun 1990, Tahun 1991, Tahun 1992 dan Tahun 1993.

Pada tanggal 28 September 1994 St. S. Siburian (mantan wakil Guru Huria) meninggal dunia.

Perasaan terasa lega dan puji syukur kepada Tuhan, karena untuk sementara Pembangunan tahap I telah selesai, dimana pada HUT ke-15 yang dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 1994 dapat menempati Gereja yang baru dan permanen, dimana lantai dasar sebagai tempat kebaktian sudah dapat dipergunakan sambil menunggu selesai Pembangunan Gereja secara keseluruhan.

Seiring dengan penempatan Gereja yang baru, pada tanggal 02 Pebruari 1995 dibentuk Punguan Ina Hanna, agar tidak ada ketinggalan dalam pembinaan kepada Ibu Ina Hanna dengan kegiatan Sermon setiap hari Kamis.

Parhalado juga semakin bersemangat, dengan melibatkan seluruh majelis bersama-sama meningkatkan Kinerja Dewan dan pada tanggal 05 Pebruari 1995 diadakan rapat Parhalado untuk pergantian dan melengkapi anggota Dewan, yang terdiri dari:

1.      Ketua Dewan Parartaon           :  St. Drs. D. Sirait
2.      Anggota                                   :  CSt. Drs. B. Manurung
3.      Bendahara                                :  St. A.F. Manalu
4.      Dewan Sekolah Minggu           :  St. S.M. Siahaan, SE
5.      Anggota                                   :  St. R. Hutapea
6.      Anggota                                   :  CSt. L. Purba
7.      Dewan NHKBP                       :  St. E. Pandiangan
8.      Anggota                                   :  St. W. Marpaung
9.      Dewan Ina                                :  St. Ny. Manurung br. Sitorus
10.  Anggota                                   :  St. S.C.M. Nainggolan
11.  Anggota                                   :  St. Ny. Gurning br. Siadari
12.  Anggota                                   :  CSt. K. Sianipar
13.  Dewan Ama                             :  St. M.P. Simanjuntak
14.  Anggota                                   :  CSt. E.P. Tambunan
15.  Anggota                                   :  CSt. R.G.M. Silalahi
16.  Dewan Sosial                           :  St. Drs. W. Sihole
17.  Anggota                                   :  St. R.M. Simanjuntak
18.  Anggota                                   :  St. T.P. Sitompul
19.  Anggota                                   :  St. A.H. Tambunan
20.  Dewan Pembangunan              :  St. Drs. K. Nadeak
21.  Sekretaris Rapat                       :  CSt. B. Nainggolan, SH
22.  Anggota                                   :  CSt. Drs. M. Simbolon

Panitia Pembangunan juga menyempurnakan keanggotaannya, dengan dilantiknya Panitia Pembangunan periode 1995 s/d 2000 pada tanggal 19 Pebruari 1995 dan ketua Pembangunan tetap dipercayakan kepada Bapak A. Simanjuntak.

Sukacitapun kadangkala diselingi dengan Dukacita, dimana pada saat akan ditabalkan 8 (delapan) orang Parhalado pada tanggal 08 April 1995 St. Drs. W. Sihole meninggal dunia.

Besok harinya setelah selesai kebaktian, sebelum diberangkatkan ke pemakaman terlebih dahulu dibawa ke Gereja.

Pada tanggal 09 April 1995 dilaksanakan penabalan delapan orang majelis, yaitu:

1.      St. Drs. B. Manurung
2.      St. E.P. Tambunan
3.      St. K. Sianipar
4.      St. L. Purba
5.      St. H.M. Simanjuntak
6.      St. B. Nainggolan, SH
7.      St. R.G.M. Silalahi
8.      St. Drs. M. Simbolon

Sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, untuk pertama kalinya diadakan acara ucapan syukur (partangiangan) oleh seluruh jemaat dan Parhalado dalam rangka memperingati HUT ke-50 Kemerdekaan RI yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1995 bertempat di Gereja HKBP Pondok Gede.

Pada tanggal 03 September 1995 pergantian sebagian Dewan dilaksanakan, yaitu:
1.      Dewan NHKBP: St. Ch. Hutagalung dengan anggota St. K. Sianipar
2.      Dewan Pembangunan: St. Drs. B. Manurung dengan anggota St. R.G.M. Silalahi
3.      Dewan Sosial karena meninggal dunia digantikan oleh St. R.M. Simanjuntak dengan anggota tetap.


Pada saat yang hampir bersamaan, pada tanggal 13 September 1995 diadakan pemilihan pengurus NHKBP periode 1995 s/d 1997 yang diketuai oleh Deborah Sitompul.

Pendeta HKBP Ressort Kramatjati Pdt. P. Simanjuntak, STh harus meninggalkan Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede karena mendapat tugas yang baru menjadi Direktur Seminari Sipaholon. Untuk acara perpisahan diadakan pada tanggal 03 Desember 1995. Sebagai Pendeta yang baru telah tiba Pdt. S. Pasaribu, STh yang sebelumnya bertugas pada Yayasan Nomensen HKBP Pematang Siantar.

Pencarian dana untuk Pembangunan Gereja tetap berlanjut, dengan dilaksanakannya Pesta HUT ke-XVI pada tanggal 12 Nopember 1995 yang diketuai Bapak H. Simamora, SH.

Untuk membenahi administrasi keuangan Gereja, perlu diangkat seorang Wakil Bendahara, dan pada tanggal 07 Januari 1996 terpilih St. L. Purba.

Hari itu juga harga Buku Ruas naik menjadi Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) perbuku dan iuran bulanan anggota (ruas) menjadi sebesar Rp 1.500,- (seribu lima ratus rupiah) perbulan.

Setelah beberapa tahun St. W. Marpaung tidak lagi aktif sebagai anggota Parhalado, maka pada tanggal 21 Januari 1996 rapat Parhalado menetapkan untuk memberhentikan yang bersangkutan sebagai anggota Parhalado.

Dalam rangka mengantisipasi pengumpulan dana ke depan, pada tanggal 04 Pebruari 1996 Panitia Pembangunan mencetak Kupon Berhadiah sebanyak 75.000 lembar dengan nominal Rp 2.500,- yang akan diundi pada saat pesta HUT ke-XVII.

Administrasi keuangan juga ditingkatkan, dimana pada tanggal 04 Pebruari 1996 dimulai pencetakan laporan keuangan untuk dibagikan kepada seluruh jemaat.

Pada tanggal 11 Pebruari 1996 diadakan pemilihan pengurus punguan Ina, untuk periode 1996 s/d 1999 dan Ny. A. Simanjuntak br. Lumban Tobing terpilih kembali sebagai Ketua.

HKBP Pondok Gede mendapat kehormatan sebagai tuan rumah pelaksanaan Sinode Ressort HKBP Kramatjati yang diselenggarakan pada tanggal 02 Maret 1996.

Pada tanggal 24 Maret 1996 terpilih calon Parhalado CSt. Ny. Hutabarat br. Silalahi yang akan semakin melengkapi pelayanan khususnya kaum Ibu.

Setelah 6 (enam) tahun menjadi Parmingguan, pada tanggal 14 April 1996 HKBP Kranggan ditahbiskan menjadi Huria na Gok oleh Sek.Jend. HKBP Pdt. DR. S.M. Siahaan, STh.

Turut hadir pada acara pentahbisan/pengukuhan tersebut, Guru Huria, Koor Punguan Ina, Koor Wijk-Wijk dari HKBP Pondok Gede.

Pada saat terpilihnya St. E.P. Tambunan menjadi Dewan Ama pada tanggal 28 April 1996, 2 (dua) orang anggota majelis mengakhiri masa baktinya (Pensiun) yaitu: St. M.P. Simanjuntak dan St. Ny. Gurning br. Siadari.

Rapat Huria ke-V yang diadakan pada tanggal 12 Mei 1996 dengan acara pemilihan dan pembentukan Panitia HUT ke-XVII, dimana terpilih Ir. R.E.F. Simangunsong sebagai ketua.

Dalam rangka mempererat tali persaudaraan sesame Kristiani khususnya kaum Ibu, pada tanggal 12 Juni 1996 Punguan Ina HKBP Pondok Gede melakukan kunjungan Gerejani ke HKBP Ressort Petojo dan sekaligus melakukan pencarian dana sebagai partisipasi aktif Punguan Ina dalam rangka Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede.

Pada tanggal 07 Juli 1996 St. R.G.M. Silalahi mendapat kepercayaan menjadi Dewan Pembangunan, karena St. Drs. B. Manurung mendapat tugas baru ke Irian Jaya.

Pada tanggal 01 Agustus 1996 s/d tanggal 04 Agustus 1996, Parhalado HKBP mengikuti Mubes Parhalado HKBP se-Indonesia bertempat di Kampus USNI Jakarta.

Semangat membangun dari Punguan Ina HKBP Pondok Gede patut dipuji dan disyukuri, hal ini terbukti dari kunjungan punguan Ina pada tanggal 29 September 1996 ke HKBP Kebayoran Baru dalam rangka pencarian dana untuk Pembangunan Gereja.

Walaupun sudah bertahun-tahun Jemaat tiada hentinya memberikan persembahan atau sumbangan untuk Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede, namun tidak mengurangi semangat jemaat untuk tetap berpartisipasi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan Pesta HUT ke-XVII pada tanggal 17 Nopember 1996 yang diketuai Ir. R.E.F. Simangunsong berhasil mengumpulkan dana.

Hal ini tidak terlepas dari kehadiran Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D dan Bapak Drs. Cosmas Batubara (Mantan Menteri Tenaga Kerja) serta kehadiran Bapak B.S.P. Tampubolon, SH.

Sudah saatnya Gereja HKBP Pondok Gede memiliki sarana peribadatan yang lebih baik agar dalam acara kebaktian lebih hikmat. Untuk itu pada tanggal 20 Desember 1996 Gereja membeli 1 (satu) unit Orgen merk Yamaha Type: E.25.

Pada tanggal 12 Januari 1997 St. L. Purba diangkat sebagai Bendahara menggantikan St. A.F. Manalu yang dipindah Gereja ke HKBP Kranggan dan sebagai Wakil Bendahara dipercayakan kepada St. E. Pandiangan.

Seminggu kemudian tepatnya tanggal 19 Januari 1997 ST. R. Hutapea dan St. H. Simanjuntak dipilih Parhalado menjadi anggota Dewan Parartaon.

Pada Sinode Ressort HKBP Kramatjati pada tanggal 01 Maret 1997, terpilih Parhalado HKBP Pondok Gede menjadi Parhalado Ressort periode tanggal 01 Maret 1997 s/d tanggal 01 Maret 2003




 R A L A T

BUKU SEJARAH HKBP – PONDOK GEDE


Kepada Yth,.
Para Pembaca yang budiman.

Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus!

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kami Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas penyajian data maupun informasi yang dimuat di dalam Buku Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede.

Untuk itu perkenankan kami pada kesempatan ini menyempurnakan atau meralat beberapa bagian dari Buku Sejarah tersebut sebagaimana yang tercantum dalam lampiran surat ini.

Dengan adanya ralat atau pembetulan ini, maka semua data maupun informasi yang seharusnya dimasukkan dalam Buku Sejarah HKBP Pondok Gede, telah kami anggap selesai.

Teriring salam dan doa dari kami seluruh tim penyusun, kiranya Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi dan membimbing kita semua.

Syaloom!

Pondok Gede, 04 Mei 2001.

Tim Penyusun





Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 1

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE
No.
Hal.
Alinea
Baris
Ditulis
Seharusnya
1
1
2
3
Ressoert
Ressort
2
3
Terakhir

St. Drs. D. Simbolon
St. Drs. M. Simbolon
3
4
1
2
Gerenasi
Generasi


4
5
Pertunmbuhan
Pertumbuhan


5
5
Geraja
Gereja
5
5
1
5
Tersbut
Tersebut



7
Ajuan
Acuan


2
1
Sebaga
Sebagai



3
Persekutunan
Persekutuan



6
Rakayat
Rakyat


3
4
Makam
Malam
6
8
1
2
Gidang
Godang
7
9
2
1
Bapak
Batak



4
Kernolong
Karnolong


5
3
Setelaj
Setelah
8
10
1
1
Tanggak
Tanggal
9
11
5
4
Melayanai sertiap
Melayani setiap
10
12
1
1
Majelis
Tidak ada
11
13
5
3
Wakil Presiden
Menteri Luar Negeri
12
14
Pada tanggal 14 Maret 1982 dibentuk Panitia Pembangunan yang diketuai Drs. K. Nadeak


13
17
1
4
Distrikt
Distrik


2
4
Pacipic
Pasipic


3
2
Periok
Priok



4
Dsitrik
Distrik


4
4
Diketauai
Diketuai
14
18
4
1
24 Juli 1984
24 Juli 1983
15
20
1
1
Langlah
Langkah


1
2
Mengingatkan
Meningkatkan


4
2
Pada
Para
16
26
5
3
Ayar
Ayat
17
30
Ny. Siahaan br. Silitonga terpilih menjadi Ketua Punguan Ina periode Tanggal 23-02-1992 s/d Tanggal 23-02-1996



30
6
2
Ada
Pada
18
31
3
6
Alinea ketiga terakhir disambung dengan alinea keempat sehingga pengurusan Ijin peribadatan dan IMB menjadi satu.




19
32
1
1
Melaui
Melalui






Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 2

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE

No.
Hal.
Alinea
Baris
Ditulis
Seharusnya
20
38
4
5
Beru
Baru
21
40
4
2
Seharusnya St. R.G.M Silalahi mendapat kepercayaan menjadi Ketua Dewan Pembangunan






5
1
Tanggal tanggal
Tanggal
22
46
2
2

Dan dana
23
48
2
4
Parhalada
Parhalado

24  Halaman : Antara 49 dengan 50.
Untuk peningkatan pelayanan di Gereja, khususnya di Wijk-Wijk, pada tanggal 12 Desember 1999 Gereja melaksanakan penabalan kepada 9 (sembilan) orang Sintua, masing-masing:
1.        St. Alparius Simanjuntak                                          Pelayanan Wijk : 1
2.        St. Delfina Nelly br. Tampubolon                             Pelayanan Wijk : 1
3.        St. Retia br. Manullang                                             Pelayanan Wijk : 2
4.        St. Ir. Frans Edward Pakpahan                                 Pelayanan Wijk : 2
5.        St. Lili Lamsihar br. Hutagalung                               Pelayanan Wijk : 2
6.        St. Ir. Slamat Mangaranto Sirait                                Pelayanan Wijk : 3
7.        St. Uba Anthony Sitanggang                                    Pelayanan Wijk : 5
8.        St. Sahat Hamonangan Sirait                                    Pelayanan Wijk : 5
9.        St. Ir. Gustaf Adolf Simanjuntak                              Pelayanan Wijk : 5

49  Mengingat kursi Gereja kondisinya sudah mulai rusak, berdasarkan rapat Parhalado tanggal 26 September 1999 ditetapkan untuk diganti, setelah diwartakan di Gereja pada tanggal 03 Oktober 1999, dukungan jemaat sangat baik, yaitu dengan memberikan sumbangan membeli kursi, bahkan ada yang memberi kursi, sehingga kursi Gereja dapat diganti dengan kursi lipat hitam seluruhnya 300 buah, baik itu yang dibeli Gereja maupun sumbangan dari Jemaat.

I.      Daftar guru-guru Sekolah Minggu Tahun 1980 s/d Tahun 2001
1.        Jackson Silitonga                                      1980 – 1982
2.        Uli br. Simamora                                      1980 – 1982
3.        St. R. Lumbantobing                                 1980 – 1982
4.        Banjar Sitanggang     `                               1980 – 1983
5.        Irawati D. br. Sihombing                          1980 – 1983
6.        Meilin br. Naibaho                                    1980 – 1984
7.        Linda br. Sianturi                                      1980 – 1984
8.        Sondang br. Siburian                                1984
9.        Bertha br. Manalu                                     1986 – 1992
10.     Seirhaida br. Hasibuan                              1986
11.     Bogaria br. Panjaitan                 1986
12.     Nurartha br. Situmorang                           1986 – 1992
13.     Siti Mariana br. Manurung                       1986
Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 3

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE

14.     Rotua br. Tampubolon                              1986
15.     Lis br. Sitompul                                        1986
16.     Thurman Situmorang                                1988 – 1992 (Ketua 1990 – 1992)
17.     Yosephin br. Harahap                               1988
18.     Riste br. Tambunan                                   1988
19.     Selly br. Manalu                                       1988
20.     Lamba Tua S.                                            1988
21.     Kaslen Sitompul                                        1988
22.     Lamhot Simangunsong                             1990 – 1992
23.     Ranto Sianipar                                          1990 – sekarang
24.     Thermanto Samosir                                   1990 – 2001 (Ketua 1992 – 1998)
25.     Vera br. Siahaan                                       1990 – 1998
26.     Elisabeth br. Sitompul                               1990 – 2001 (Ketua 1998 – 2000)
27.     Anita br. Purba                                         1990 – 1998
28.     Veronika br. Pandiangan                          1990 – 1992
29.     Erny br. Sitanggang                                  1990 – 2001
30.     Kartini br. Nasution                                  1992 – sekarang
31.     Torang Pangaribuan                                  1992 – 1998
32.     Dina br. Siahaan                                       1992 – sekarang (Ketua 2001 s/d …)
33.     Mastaria br. Pakpahan                              1992 – sekarang
34.     Theresia br. Saragih                                  1992 – sekarang
35.     Lenny br. Simbolon                                  1998
36.     Helmy br. Pardede                                    2000 – sekarang
37.     Okta Simanjuntak                                     2000 – sekarang
38.     Maria br. Malau                                        2000 – sekarang
39.     Tiur br. Sitanggang                                   2000 – sekarang
40.     Chandra Sitanggang                                  2000 – sekarang
41.     Yoroshi br. Simbolon                               2000 – sekarang
42.     Margaretha br. Pakpahan                          2000 – sekarang
43.     Lola br. Sinaga                                          2001 – sekarang
44.     Imelda br. Panjaitan                                  2001 – sekarang
45.     Esther br. Hutapea                                    2001 – sekarang
46.     Artha br. Silalahi                                       2001 – sekarang
47.     Debby br. Nainggolan                              2001 – sekarang
48.     Chrisna br. Sitompul                                 2001 – sekarang
49.     Reinhard Siahaan                                      2001 – sekarang

II.   Daftar Pemain Organ (Organis) Tahun 1985 s/d Tahun 2001
1.        Siti Mariana br. Manurung                       1985 – 1994
2.        Daniel Victor Sirait                                   1986 – 1990
3.        Okty br. Simanjuntak                                1987 – sekarang
4.        Marico Purba                                            1992 – 1999
Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 4

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE

5.        Rora br. Purba                                          1996 – sekarang
6.        Erna br. Simamora                                    1996 – sekarang
7.        Desi br. Purba                                           1996 – 1998
8.        Shively br. Simbolon                                1997 – sekarang
9.        Wulan br. Lumbantobing                          1998 – sekarang
10.     Yuliana br. Purba                                      1998 – sekarang
11.     Doharni br. Harianja                                 1999 – sekarang


III. Daftar Pangajari Koor:

A.    NHKBP              1.    Munrad Hutasoit – 1985 s/d 1989
2.      Drs. Desman Sihombing – 1990 s/d 1992
3.      Richard Pardede – 1993 s/d sekarang

B.    INA                     1.    Ny. St. P. Purba br. Hutabarat – 1980 s/d 1984
2.      Ny. Ir. R.J. Smanjuntak/br. Sihombing – 1980 s/d 1984
3.      Ny. St. W. Sihole/br. Naibaho  - 1980 s/d 1984
4.      Munrat Hutasoit – 1985 s/d 1989
5.      Drs. Desman Sihombing – 1990 s/d 1992
6.      Ny. T. Pasaribu/br. Manalu 1993 s/d sekarang
7.      Ny. Tambunan/br. Hutagalung
8.      Ny. St. A. Simanjuntak/br. Tobing
9.      Ny. Napitupulu/br. Tampubolon

C.    INA HANNA     1.    Ny. Napitupulu/br. Silalahi – s/d sekarang

D.    AMA                   1.    CSt. A. Simangunsong
                           2.    Ir. S.M. Sirait
                           3.    Drs. Berthus Pakpahan
                           4.    St. Drs. Ch. Hutagalung
                           5.    St. A. Sirait, SKM

E.    WIJK I               1.    St. Drs. Ch. Hutagalung
                           2.    St. A. Sirait, SKM
                           3.    Ny. St. A. Simanjuntak/br. Tobing

F.     WIJK II             1.    Ny. T. Pasaribu/br. Manalu

G.    WIJK III            1.    Ny. Tambunan/br. Hutagalung
                           2.    St. Drs. K. Nadeak

Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 5

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE

H.    WIJK IV            1.    Ir. R.M. Napitupulu
                           2.    Ir. S.M. Sirait
                           3.    Drs. Berthus Pakpahan
                           4.    Ny. Sinurat br. Batubara
I.      WIJK V              1.    Drs. T. Siagian
                           2.    Pdt. H. br. Siregar
                           3.    Ir. M. Sitorus

No.
Hal.
Alinea
Baris
Ditulis
Seharusnya
25
51
1
3
Seharusnya mulai dari Huria menjadi alinea baru.
26


10
Selanjuutnya
Selanjutnya
27
52
3
5
Resort
Ressort
28
56
3
7
200 m2
150 m2
29
58
3
1
Banyka
Banyak
30
59
2
3

Untuk itu
31
61

18
Anggota
Dewan
61      Nama Parhalado yang belum dicantumkan:
          1.             St. K. Sianipar
          2.             St. Ny. Hutabarat br. Silalahi
          3.             St. H. Simanjuntak
          Daftar nama Pendeta & Parhalado (terlampir)

IV. Tambahan:
1.        Pembentukan Panitia Peresmian Ressort HKBP Pondok Gede, tanggal 28 Januari 2001 yang diketuai St. Drs. B. Manurung.
2.        Proses pembuatan Sejarah:
Pembentukan Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede, tanggal 09 Maret 2001, mulai bekerja mencari data tanggal 11 Maret 2001.
  Tanggal 19 Maret 2001 -      Rapat gabungan Tim dengan utusan-utusan jemaat dari 5 (lima) Wijk I s/d V untuk meminta saran, masukan-masukan, data-data dan sekaligus sebagai cross cek atas data-data yang sudah masuk.
Tanggal 20 Maret 2001 -      Menyusun data-data.
Tanggal 21 Maret 2001 -      Bahan sejarah diserahkan kepada percetakan.
Tanggal 24 Maret 2001 -      Buku sejarah selesai dicetak.
Tanggal 25 Maret 2001 -      Buku sejarah diserahkan kepada: Sekjen Praeses, Pdt. Ressort  dan dibagikan kepada jemaat dan seluruh undangan.
Tanggal 04 Mei 2001    -      Pembubaran Parhalado Persiapan Ressort dan Tim penyusun sejarah.
Ralat dan Tambahan buku sejarah…
Pondok Gede, 04 Mei 2001.
Lampiran Surat Ralat                                                                                      Halaman 6

DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE

VIII.   DAFTAR NAMA PENDETA & PARHALADO

HKBP RESSORT – PONDOK GEDE
1
Pdt. H. Sihombing, SmTh
Pendeta Ressort
2
St. Drs. M. Simbolon
Guru Huria
3
St. Drs. D. Sirait
Ketua Parartaon
4
St. L. Purba
Bendahara
5
St. B. Nainggolan, SH
Wakil Bendahara/Ang. Paniroi NHKBP (IV)
6
St. R. Hutapea
Paniroi Sekolah Minggu
7
St. S.M. Siahaan, SE
Anggota
8
St. A. Sirait, SKM
Paniroi NHKBP
9
St. Lawrence Siregar
Anggota – Wijk : I
10
St. Ir. F.E. Pakpahan
Anggota – Wijk : II
11
St. Ir. S.M. Sirait
Anggota – Wijk : III
12
St. U.A. Sitanggang
Anggota – Wijk : V
13
St. Ny. Simatupang/br. Tampubolon
Paniroi Ina
14
St. S.H. Sirait
Anggota
15
St. E.P. Tambunan
Paniroi Ama
16
St. R.M. Simanjuntak
Dewan Sosial/Kord. Wijk IV
17
St. Ir. D.E. Simbolon, MSc.
Dewan Pembangunan
18
St. R.G.M. Silalahi
Dewan Pembangunan/Kord. Wijk V
19
St. A. Simanjuntak
Kordinator Wijk I
20
St. Ir. F.E. Pakpahan
Kordinator Wijk II
21
St. D.M. Simanjuntak
Kordinator Wijk III
22
St. Drs. K. Nadeak

23
St. Drs. B. Manurung

24
St. R. Lumbantobing

25
St. E. Pandiangan

26
St. S.C.M. Nainggolan

27
St. H. Tambunan

28
St. K. Sianipar

29
St. Ir. G.A. Simanjuntak

30
St. P. Sitanggang

31
St. Ny. Hutabarat/br. Silalahi

32
St. Ny. Simamora/br. Manullang

33
St. Ny. Hutabarat/br. Hutagalung

34
St. L.H. Sihombing

35
St. CH. Hutagalung

36
St. H. Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...