IBADAH DAN PERSEMBAHAN
KEPADA TUHAN
(Ulangan 16:
13-17)
Bagaimana cara agar hidup teratur? Hal yang kita lakukan: Daftarkan prioritas kerja setiap hari, tulis berdasarkan prioritas untuk tetap membuat kita fokus. Tulis daftar secara terurut dan aturan batas waktunya. Itu bisa membantu pikiran menjadi fokus, mencegah dari perasaan kewalahan, berjalan sesuai rencana selaras dengan kegiatan yang lain, fokus pada masing-masing tujuan. Membantu kita untuk tetap termotivasi dan tetap berjalan sesuai tahapan sampai selesai. Tak kalah perlu, untuk memiliki seseorang yang bisa membantu tugas kita atau menyelesaikannya bisa membuat kita lebih berkonsentrasi pada tugas yang lebih penting. Begitulah salah satu caranya.
Tuhan
menginginkan Israel menjadi pujian bagi Nama-Nya dan berkat bagi bangsa-bangsa.
Untuk tujuan itu bangsa Israel butuh keteraturan, dan Tuhanlah pengaturnya. Persepuluhan menjadi bekal untuk
perayaan di hadapan Tuhan, dan juga untuk membantu orang miskin. Dalam Ulangan
15: 1-18, pembebasan dari Tuhan diterapkan kepada sesama dalam tahun Sabat,
tahun ketujuh dengan membebaskan orang yang berutang dan budak. Karena Israel
dibebaskan sebagai anak sulung Allah dengan anak-anak sulung ditebus oleh domba
Paskah, sehingga anak sulung jantan ternak menjadi milik Allah. Allah menyuruh
hewan yang kudus itu dipakai sebagai bekal untuk perayaan bersama di hadapan
Tuhan; keluarga tetap memakan dagingnya, tetapi dalam konteks yang sakral (Ul.
15: 19-23). Perayaan yang setahun tiga kali itu kemudian diatur dalam Ulangan
16: 1-17, yaitu: Paskah (Ul. 16: 1-8), Tujuh Minggu Yobel (Ul. 16: 9-12) dan
Pondok Daun (Ul. 16: 13-15).
Sebagai Allah yang
membebaskan dan memberkati umat-Nya, untuk bersekutu dengan Dia dengan sukaria.
Tempat bersekutu yang dipilih Tuhan menjadi Bait Allah di Yerusalem, tetapi
kemudian menjadi di dalam Kristus. Persekutuan orang percaya, sebagai tubuh
Kristus, adalah tempat kediaman Roh Kudus, tempat Allah hadir di tengah
umat-Nya. Dalam persekutuan tersebut, memberi adalah pernyataan diri sebagai
anggota jemaat yang bebas, dewasa dan bertanggung jawab. Mungkin saja ada
keluarga miskin yang belum sanggup memberi, tetapi semestinya kita rindu supaya
mereka diberkati Tuhan sehingga sanggup memberi. Memberi bukan dalam pola “do ut
des,” manusia memberi untuk diberi, melainkan Tuhan memberi supaya
orang Israel dan orang percaya bisa memberi. Sukaria memberi adalah bagian dari
martabat sebagai orang beriman. Karena Tuhan membebaskan dan memberkati. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar