Hukum Kasih dalam Keluarga
(Kolose
3:18-21)
Hukum adalah merupakan aturan dan peraturan yang harus
ditegakkan dalam setiap aras kehidupan manusia, baik dalam interaksi sosialnya
maupun dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarganya sendiri. Artinya
keberhasilan seseorang dalam membangun komunikasi akan terlihat dalam keluarga
seorang Kristen. Mengapa? Seseorang boleh jadi berhasil menjadi motivator iman,
atau pembimbing pernikahan, akan tetapi tidak acuan akan keberhasilannya di
tengah keluarganya. Apakah yang membedakan keluarga Kristen dengan keluarga
lainnya dalam kehidupan keluarga? Dalam kekristenan otoritas tertinggi ada pada
Kristus, artinya bagaimana masing-masing anggota keluarga dalam membangun
relasinya harus berlandaskan kasih Tuhan; Masing-masing anggota keluarga harus
memahami posisi dan tanggung jawab masing-masing di dalam takut akan Tuhan.
Isteri sebagai pendamping suami berada dibawah
pimpinan suaminya, tetapi bukan berarti harus tunduk dalam kendali atau kemauan
suami (18). Mari kita coba perhatikan: Pertama: Setinggi apapun jabatan,
status seorang isteri di luar rumah, tetapi di dalam keluarga dia adalah
pendamping suaminya; Kedua: Bagaimana seorang suami
bertindak sebagai imam di tengah keluarganya, pembimbing, penuntun, teladan,
dan tidak pernah diijinkan Firman Tuhan untuk melakukan tindakan sewenang-wenang,
yang bertentangan dengan Firman Tuhan dengan kasih Tuhan. Juga bagaimana
seorang suami/bapak menjadi pengayom bagi anak-anaknya; Ketiga: Bagaimana anak-anaknya
mempercayakan hidupnya kepada orang tuanya; artinya anak-anak harus merasa
nyaman, aman dan sejahtera di tengah keluarganya, dan mampu meneladani sikap
orang tuanya (ay. 20). Anak-anak akan menemukan motivasi kehidupan dari orang
tuanya. Keempat: Orang tua tidak boleh menyakiti perasaan
anak-anaknya, akan tetapi harus menjadi seorang pembimbing dalam pembentukan
iman dan karakter moral anak-anaknya, membimbingnya dengan kelemahlembutan,
sehingga dalam diri orang tuanya si anak dapat menemukan kedamaian, motivasi
dan kebenaran (21); Kelima: Anak-anak harus mau dengan sukacita dalam takut akan
Tuhan, untuk mendengarkan ajaran, arahan serta bimbingan orang tuanya,
menghargai dan menghormati orang tuanya, karena ketaatan hidup mereka berasal
dari penilaian dan pendapat pikiran mereka, dan inilah yang terindah di dalam
Tuhan, yang berkenan kepada Tuhan dan kepada mereka akan diberikan umur panjang
(bnd.; Hk. taurat V).
Aturan membawa diri kita menjadi teratur, hormat dan
bernilai. Mereka yang hidup dalam keteraturan moral, akan dihormati oleh orang
lain, orang tuanya dihormati, disegani anak-anaknya, anak-anak yang hidup dalam
tata aturan di keluarga akan menjadi sukacita bagi orang tuanya suami/isteri
yang hidup dalam aturan kasih di tengah keluarganya akan menjadi panutan dari
anak-anaknya dan akan diberkati Tuhan. Amin. Selamat hari Minggu! (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar