KENIKMATAN DUNIAWI
ADALAH KESIASIAAN
(Pengkhotbah 2: 4-11)
Setiap orang pastilah memiliki harapan. Harapan
keberhasilan dalam studi, karir, dalam berbagai aspek kehidupan. Setiap orang
yang ingin sukses haruslah memiliki semangat dan keteguhan hati. Karena
semangat dan keteguhan hati adalah bumbu untuk memulai dari awal, menuju tengah
dan kemudian akhir. Mulailah dengan cara yang baik, prosesnya baik, maka
akhirnya akan baik. Tentu bukan?
· Pengkhotbah
berpikir, bahwa ternyata hidup membosankan. “Hidup di dunia ini bagaikan
burung dalam sangkar; bagai narapidana di dalam bilik penjara”. Pagi
datang diganti malam, begitu terus sepanjang waktu. Rutinitas hidup hidup
menjadi otomatis seperti perputaran jarum jam. Pagi bangun dari tidur – bekerja
– datang malam – tidur lagi – lalu bangun lagi… kemudian tua dan mati. Salomo
mengatakan: “Segala sesuatu
menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia;… tak ada sesuatu yang baru di
bawah matahari.” (Pengkhotbah 1:8-9).
· Hidup tidak bisa diubah. Kita bangga sebagai manusia modern dengan penemuan-penemuan yang mutakhir, baik bidang pengetahuan maupun teknologi. Tetapi apakah itu dapat merubah kenyataan. Ia hanya sekedar bergeser dari cara konvensional menuju cara yang modern. Sedangkan hidup tidak berubah, yang nampak beda dan aneh hanya gaya hidup saja.
· Hidup ini tidak
berarti. “Sebab kalau ada orang
berlelah-lelah… ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak
berlelah-lelah untuk. Segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring
angin … di bawah matahari.” (Pengkhotbah 2:11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar