MENANG
ATAS
KUASA KEGELAPAN
(Ulangan 18: 9-14)
Suatu
ketika ada seorang penjual topi yang berjalan melintasi hutan. Cuaca saat itu
sangat panas. Ia lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah sebuah
pohon besar. Sebelum merebahkan diri, ia meletakkan keranjang berisi topi-topi
dagangan di sampingnya. Beberapa jam ia terlelap dan terbangun oleh suara-suara
ribut. Hal pertama yang disadarinya adalah bahwa semua topi dagangannya telah
hilang. Kemudian ia mendengar suara monyet-monyet di atas pohon. Ia
mendongak ke atas. Betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan monyet.
Dan, semua monyet itu mengenakan topi-topi jualannya.
Penjual
topi itu terduduk dan berpikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan
kembali topi-topi dagangannya yang sekarang sedang dibuat main-mainan oleh
monyet-monyet itu. Ia berpikir dan berpikir, dan mulai menggaruk-garukkan
kepalanya. Lalu ia melihat monyet-monyet itu ternyata menirukan tingkah
lakunya. Kemudian, ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Dan
monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama. Aha..! Ia pun mendapat ide..!
Lalu ia membuang topinya ke tanah, dan monyet-monyet itu juga membuang
topi-topi di tangan mereka ke tanah. Akibat meniru-niru, si monyet kehilangan
apa yang pernah ia dapat. Segera saja si penjual itu mengumpulkan dan mendapatkan
kembali semua topi-topinya. Ia pun melanjutkan perjalanannya.
Orang
Israel senang belajar. Kali ini mereka belajar melakukan tindakan kekejian yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di tanah Kanaan yang TUHAN larang "Apabila engkau sudah masuk ke negeri
yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar
berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. (ay.9). Bukannya
mempertahankan ibadah yang benar di hadapan TUHAN, mereka justru ikut-ikutan
melakukan hal-hal keji meniru bangsa sekeliling. Untuk mencegah kecenderungan
seperti itu, TUHAN membangkitkan seorang nabi di antara mereka, sama seperti
Musa. (ay.15).
Dari
siapa dan kepada siapa kita belajar dan meniru saat ini? Adakah tindakan hidup
Anda adalah usaha penyesuaian atau kompromi dengan lingkungan sekitar, bukan
berdasarkan firman TUHAN?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar