Sambutan
Yang Murni Dari Hati Yang Tulus
Dan
Konsisten
(Lukas 19: 28-40)
Minggu hari ini kita sebut sebagai hari
minggu Palmarum (Maremare-Palem) adalah tanda sukacita. Sukacita itu ialah
sambutan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja Damai, Mesias,
Juruselamat Dunia.
Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada
bangsa Israel sebagai Raja. Ketika Dia memasuki Yerusalem dengan mengendarai
seekor keledai. Seandainya saat itu ia mengendarai seekor kuda yang gagah, Dia
akan lebih tampak seperti raja. Namun, Zakharia telah bernubuat bahwa Dia akan
datang dengan rendah hati (Zak 9:9).
Dan itulah yang dilakukan-Nya. Mengapa? Raja-raja Timur mengendarai keledai
saat membawa misi damai. Sedangkan kuda dipakai sebagai alat perang.
Orang-orang yang berkumpul mengaitkan hal
itu dengan kemakmuran duniawi dan kemerdekaan dari penjajahan Roma. Kata
mereka: "Diberkatilah Dia yang
datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di
tempat yang mahatinggi!" (Lukas
19: 38). Namun beberapa hari kemudian, sebagian orang yang menyebut diri
sebagai pengagum Yesus tidak mengakui Dia sebagai Juruselamat orang-orang
berdosa, seruan mereka berubah menjadi: "Salibkanlah
Dia!" (Lukas 23: 21).
Tetapi, kebutuhan kita yang terdalam tak
dapat dipenuhi sebelum masalah dosa kita diatasi. Karena itu, Kristus memasuki
Yerusalem dengan menunggang seekor keledai dan wajah-Nya tertuju pada salib.
Dia sungguh-sungguh menyadari bahwa Dia akan mengalami kematian yang memalukan
dan menyakitkan di sana.
Kini, setelah membayar harga dosa manusia,
Dia sangat ditinggikan di sebelah kanan Allah dan akan datang kembali sebagai
Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Salib-Nya harus mendahului
mahkota-Nya.
Jika kita ingin menjadi bagian dari
kerajaan surgawi-Nya, kita harus menerima Dia sebagai Juruselamat kita
sekarang. Sambutan pengakuan "Diberkatilah
Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan
kemuliaan di tempat yang mahatinggi!" yang penuh sukacita itu tentunya tidak hanya di mulut saja, dan
tidak karena ikut-ikutan saja, sungguh murni dari hati yang tulus dan konsisten
sepanjang hayat kita, dari orang yang sudah menerima Baptisan Kudus
sebagai pengikut Kristus.
Orang yang empunya keledai tersebut rela
memberikan tanpa bersungut-sungut/tidak menerima imbalan jasa, karena Tuhanlah
yang memerlukan-Nya. Milikmu yang manakah yang pernah kau berikan untuk
memuliakan Tuhan? Tentu kita mengingat Abraham rela memberikan anaknya, juga
Tuhan Allah yang rela memberikan Yesus Kristus menjadi korban persembahan demi
kita. Selamat hari Minggu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar