“Gerhana Mata Hati Total”
(Yesaya 43:16-21)
I
|
stilah GMT (baca:
Gerhana Matahari Total) menjadi salah satu trending
topic akhir-akhir ini. Dia ibarat selebriti yang dicari, dinanti, dipuja
dan dipuji. Peristiwa yang pernah menyambangi Indonesia pada 11 Juni 1983
tersebut berulang kembali terjadi pada 9/3 tahun ini. Saat gerhana terjadi,
posisi bulan tepat di antara matahari dan bumi. Dampaknya, belahan bumi yang
tertutupi bulan mengalami kegelapan.
Berbeda dengan Gerhana Matahari Total
yang pernah berlangsung di Indonesia sekitar 33 tahun yang lalu, “Gerhana Mata
Hati Total” (GMHT) terjadi di Babel ribuan tahun yang lalu. Jika GMT yang lalu berlangsung
sekitar 2-3 menit, tetapi GMHT di Babel berlangsung
selama 70 tahun. Waw, lama sekali ya!
Jika Gerhana Matahari Total disebabkan bulan tepat berada antara matahari dan
bumi, maka “Gerhana Mata Hati Total” terjadi karena ada “sesuatu” di antara
mata hati Tuhan dan mata hati umat-Nya.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan
sehingga terjadi GMHT yang sangat lama? Ini pertanyaan menarik. Ada beberapa
penyebabnya. Pertama, merasa nyaman
di pembuangan. Israel terbuang ke Babel selama 70 tahun akibat dosa-dosa
mereka. Kendati terbuang, kehidupan mereka tidak susah-susah amat, tidak sampai ‘maco’ (mangan co mangan).
Mereka masih dapat bekerja dan beribadah. Lambat laun mereka sudah merasa lebih
aman dan nyaman. Kedua, jarak dan
kondisi kampung halaman. Rasa nyaman tinggal di pembuangan mengakibatkan
undangan pulang kampung tidak begitu menggoda. Selain jarak Yerusalem yang
sangat jauh dari Babel dan kondisinya yang telah porak poranda, mereka takut ‘ATM’
(Ancaman, Tantangan, Masalah) dan ‘THR’ (Tekanan, Hambatan, Rintangan) yang
akan dihadapi jika kembali.
Jemaat Kristus yang terkasih, yang
senantiasa berjuang di Tahun Keluarga
2016 ini. Adakah Gerhana Mata Hati Total itu menerpa hidupmu, keluargamu
belakangan ini? Jika Gerhana Matahari Total berakhir dengan sendirinya, tidak
demikian halnya dengan “Gerhana Mata Hati Total”. Belajar dari pengalaman
Israel, untuk mengakhiri GMHT, Allah mengutus Yesaya menggeser penghalang itu
dari ‘mata hati’ umat-Nya. Caranya? Pertama,
ingat selalu karya Allah di masa lalu. Allah yang Mahakuasa dan Mahakasih yang
membebaskan Israel dari Mesir. Dengan mengingat kemahakuasaan dan kemahakasihan
Allah, maka selubung kenyamanan itu akan disingkapkan. Kedua, jangan mengingat-ingat yang menyakitkan. Ada yang perlu
diingat tetapi jangan semua diingat-ingat. Segala pengalaman pahit di masa lalu
termasuk kejahatan dan keberdosaan umat jangan diingat-ingat dan jangan pula
diulang-ulang. Ibarat sampah, kepahitan hidup (trauma) masa lalu jangan
disimpan dan dibawa ke masa kini.
Ketiga, menjadi umat
yang bertanggung jawab. Beritakanlah keselamatan-Nya. Keselamatan itu bukan
milik sendiri tapi harus diberitakan dan dibuktikan dalam kehidupan yang
membaikkan keadaan. Itulah yang memuliakan Tuhan. Jika itu terjadi, maka “Gerhana
Mata Hati Total” pun berakhir. Tiada kegelapan, dendam dan kebencian karena
hidup dalam persahabatan. Selamat beribadah. Selamat hari minggu. Pegang teguh
janji Tuhan.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar