Suka Cita Baru
(2 Korintus
5:16-21)
Seorang bapak bermaksud
menjual mobil yang dimilikinya dan hendak menggantinya dengan mobil baru. Mobil
itu sudah cukup lama ia gunakan. Itu adalah mobil satu-satunya yang dia miliki.
Memang di sana-sini sudah tampak goresan yang cukup banyak, namun dia tetap
merawat mobil tersebut. Baginya, mobil itu punya banyak sejarah. Sebelum dijual,
dia membawa mobil itu ke bengkel untuk diservis dan dipoles. Dalam hatinya “Kalau
mobil ini bersih, mesinnya bagus, siapa tahu nilainya lebih tinggi saat
bertransaksi.” Akan tetapi, setelah diservis, dia merasakan bahwa mobil
tersebut sungguh terlihat bersih, suaranya semakin halus dan bodynya semakin kinclong dan mulus. Si bapak sangat kaget. “Luar biasa mobilku
ini,” katanya. Dia tidak menyangka mobilnya seperti baru lagi. Akhirnya, dia
mengurungkan niatnya menjual mobil tersebut dan tetap menggunakannya. Dia
semakin jatuh hati dengan mobil lamanya
yang terasa berkualitas baru.
Jikalau seorang montir mampu merubah
mobil lama terlihat dan terasa baru apalagi Tuhan Allah terhadap ciptaan-Nya.
Paulus berkata “Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang,” (ay. 17). Persekutuan dengan Kristus menciptakan
kebaharuan. Pertama, baru dalam
paradigma (cara pandang). Paulus mengakui bahwa dia pernah menilai Kristus
menurut ukuran manusia. Dampaknya sungguh luar biasa. Dia tampil terdepan
sebagai penganiaya pengikut Kristus. Manusia lamanya hadir dalam bentuk
penindasan dan pembantaian orang Kristen. Namun ketika Kristus menangkapnya dan
dalam persekutuannya dengan Yesus Kristus, dia hadir sebagai saksi. Dari
pribadi yang menghakimi dibaharui menjadi pribadi yang mengampuni.
Kedua, status yang
baru sebagai utusan Kristus. Paulus bukan lagi utusan hakim/pengadilan yang
memberitakan permusuhan terhadap orang Kristen. Dalam statusnya yang lama dia
memiliki legitimasi dan legalisasi untuk melakukan penangkapan dan pemenjaraan
serta pembunuhan terhadap orang Kristen. Namun dalam statusnya yang baru, dia
hadir sebagai utusan Kristus yang memberikan nasihat dan memberitakan
pendamaian yang dilakukan Allah di dalam Kristus Yesus.
Jemaat yang
dikasihi dan dibaharui oleh Yesus Kristus, kedua kebaharuan di atas menjadi
penyuka cita kita di minggu Letare, di Tahun
Keluarga HKBP 2016 ini. Kita bersuka cita karena kita, yang sepantasnya
kena murka dan hukuman Allah, namun beroleh kasih-Nya sehingga membaharui cara
pandang kita dari waktu ke waktu. Cara pandang yang baru tentang Kristus
tercipta dalam hubungan yang intens
dengan-Nya, melalui firman-Nya. Sebagai dampaknya, cara pandang kita terhadap
sesama pun dibaharui. Bersamaan dengan itu, kita juga bersuka cita karena
kasih-Nya membaharui status kita sebagai utusan Kristus yang memberitakan
pendamaian. Sekat-sekat pemisah sebagai produk manusia lama, kini berganti
menjadi pendamai dan pemersatu sebagai produk manusia baru. Itulah yang membuat
kita bersuka cita. Selamat beribadah. Selamat hari
minggu. Pegang teguh janji Tuhan.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar