KESETIAAN ALLAH
(Roma
3: 1-8)
Manusia berusaha mengejar berbagai macam
julukan atau gelar yang hebat bagi dirinya. Misalnya: Raja, Sultan, Penguasa, Pemimpin,
Ketua, Uluan, Raja Ihutan, Penasehat, Paniroi, Ketua Dewan, Ketua Seksi, dan
lain-lain. Bukankah hal itu sangat berharga dan bergengsi? Tetapi di sini,
Paulus hamba. Sangat jarang mendengar seseorang mengklaim dirinya seorang
rendahan. Apalagi seorang hamba atau budak. Namun Paulus menjadi hamba, bukan
karena kehendak manusia, tetapi karena kehendak Allah. Bukan karena kasih
manusia, tetapi karena kasih Kristus. Bukan karena dedikasi kepada manusia
tetapi dedikasi kepada Tuhan. Itulah seorang hamba dari Yesus Kristus.
Pada zaman kekaisaran Romawi, semua
pengharapan akan terhilang ketika seseorang menjadi hamba. Namun Alkitab
memberitakan Paulus seorang hamba. Secara tiba-tiba dia meninggalkan kedudukan
terhormatnya sebagai orang Farisi yang dulunya dia banggakan. Kini, dia
menempatkan dirinya sebagai Paulus, seorang doulos (budak).
Paulus, seorang
hamba dari Yesus Kristus, adalah perkataan yang mengubah dunia.
· Anak-anak
yang baik, harus membuat diri mereka menjadi hamba, yang menyenangkan dan
membahagiakan ayah dan ibunya, menaati orang tua mereka di dalam Tuhan.
“Hormatilah ayah dan ibumu agar lanjut umurmu di bumi yang diberikan Allah
kepadamu!” Mempersiapkan anak-anak pengubah dunia.
· Apa
yang harus dilakukan untuk menjadi seorang tetangga yang baik? Menjadi seorang
hamba, saling melayani, saling mengerti! Relasi yang baik mengubah dunia.
· Apa
yang harus dilakukan untuk menjadi pekerja yang baik. Menjadi seorang hamba,
melayani, melayani lebih sungguh! Tuhan lebih dulu melayani, begitu syair lagu
yang sering kita nyanyikan. Ini merupakan sebuah perkataan yang dapat mengubah
dunia.
· “Saya
adalah pelayan anda. Saya adalah sahabat anda. Saya adalah mitra doa anda.” Ini
adalah tindakan, aksi yang dapat mengubah gereja menjadi tempat bersekutunya
para hamba Yesus Kristus. Kita, Anda dan saya, adalah hamba dari Yesus Kristus!
Paulus menjelaskan
semua manusia berdosa di hadapan Allah. Tidak ada yang benar, seorang pun
tidak. Kita membutuhkan seseorang untuk menutupi dosa-dosa kita. Kita
membutuhkan seseorang untuk menggantikan kedudukan kita pada hari penghakiman
dan kematian. Kasih dan kemurahan Allah yang telah menyediakan suatu penebusan
untuk menutupi dan menghapus semua dosa-dosa kita. Kita telah diselamatkan oleh
anugerah dan penebusan Yesus Kristus. Itulah bukti kesetiaan Allah. Jangan asyik
dalam perdebatan yang menegangkan urat syaraf sebagaimana orang Yahudi dan non
Yahudi dalam konteks perikop kitab Roma ini. Allah adalah benar dan setia, dan
jadilah Anda seorang hamba yang setia bagi-Nya! Amin. Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar