TATA IBADAH MINGGU, TANGGAL 26
APRIL 2020
MINGGU
MISERICORDIAS DOMINI
Bumi ini Dipenuhi
oleh Kasih Karunia
Allah
Topik: Kesetiaan Allah
Persiapan
ibadah:
1.
Bernyanyi
BN HKBP No. 10:1+3 “Ku Puji Kau ya Tuhanku“
(BL 128) Bes = Do 4/4
Ø Ku puji Kau
ya Tuhanku, Ya Bapa Yang
Pemurah.
Semua karya
ciptaanMu, Baik indah dan sempurna.
Kau yang mencipta
diriku, Jasmani roh dan jiwaku.
Terpujlah nama-Mu.
Ø Bangsa pilihanMu Tuhan, Tak pernah Kau tinggalkan.
Engkau Perisai
yang tetap, Untuk siapa saja.
Engkau membimbing
mereka, Menuju hidup yang
baka.
Terpujilah nama-Mu.
2.
Votum/Agenda
P: Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama
AnakNya Tuhan Yesus Kristus, dan Nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan
bumi,
J: Amin.
P: Bumi penuh dengan kasih setia
Tuhan. Oleh karena Firman Tuhan, langit telah dijadikan. Bersorak-sorailah hai
orang benar, dalam nama Tuhan; sebab memuji-muji itu
layak bagi orang-orang jujur. Haleluya!
J: (Menyanyikan)
Haleluya...Haleluya... Haleluya.
P: Marilah kita berdoa: Ya Tuhan
Allah, Bapa kami yang di surga. Engkau
telah memperkenalkan diriMu melalui Firman-Mu, bahwa Engkau mengasihi
kami, yaitu dengan memberi pengampunan dosa kepada kami. Perkenalkan Diri-Mu
kepada kami, supaya kami mengenal Engkau, dan kami melakukan kehendak-Mu dengan
kuasa Roh Kudus.
P/J: Amin.
3.
Bernyanyi
BN HKBP No. 706:1-2 “Betapa Banyak BerkatMu“
(BL 706) G = Do 6/8
Ø Betapa banyak berkat-Mu, Kau b’rikan padaku.
Teristimewa rahmat-Mu di dalam Anak-Mu.
Reff.: T’rimakasih Allahku, atas keselamatanku.
Aku masuk ke Rumah-Mu, melihat kemuliaan-Mu.
Ø Saudara
dan sahabatku, saluran berkat-Mu.
Sungguh bahagia hatiku, ‘ku jadi anak-Mu.
Reff.: T’rimakasih Allahku, atas keselamatanku.
Aku masuk ke Rumah-Mu, melihat kemuliaan-Mu.
4.
Hukum Taurat
P: Marilah kita mendengarkan hukum
Taurat, pada Minggu ini; dari Hukum taurat yang ke-VII
dan maksudnya; Jangan engkau berjinah.
J: Maksudnya
adalah: Kita harus takut serta kasih kepada Allah. Sebab itu kita harus senantiasa hidup suci dan
bersih dan bersikap sopan dalam kata dan perbuatan. Orang yang telah berumah
tangga haruslah tetap setia dan saling mencintai.
P: Demikian Hukum Tuhan. Marilah kita
berdoa bersama-sama memohon kekuatan dari Allah supaya
kita mampu melakukan Hukum-Nya.
P/J:Ya Tuhan Allah, kuatkanlah kami untuk
melakukan yang sesuai dengan
hukum-Mu. Amin.
5.
Bernyanyi BE
No. 182:1-2 “Tu Jolom o Debatangku“ (BL 24)
Ø Tu joloM o Debatangku, sai use do
rohangkon.
Sai pasiat
tangianghu, dohot
iluilungkon.
Ø Husolsoli do rohangku, na gok dosa i
tongtong.
Ai godang ariaringku
na hubahen ambolong.
6.
Doa Pengakuan Dosa
P: Marilah
kita merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk mengaku segala dosa kita. Kita
berdoa: Ya Tuhan Bapa yang Maha Pengasih. Kami berkumpul bersama-sama berdoa
kepada-Mu. Bukan karena kebenaran kami, melainkan hanyalah karena belas
kasihan-Mu yang besar. Kasihanilah dan ampunilah segala dosa dan kesalahan
kami.
J: Bangunkanlah
hati dan jiwa kami, supaya kami dapat meninggalkan segala perbuatan kami yang
jahat dan kami beroleh hidup yang baru di dalam Yesus Kristus Tuhan kami.
P/J:
Amin.
P: Dengarkanlah janji Tuhan tentang
pengampunan dosa; Demikianlah Firman Tuhan Allah; Aku telah menghapus segala
dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin, dan segala dosamu
seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepadaKu, sebab Aku telah menebus engkau.
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P/J: Amin.
7.
Bernyanyi
BE No. 128:1+4 “Ditanda Debatanta“ (BL 162)
Ø Ditanda Debatanta na di Ibana i.
Nametmet nang na
balga, di nasa bangso i.
Ndang mago loasonNa, nang sada sian i.
:,: Ditogu do sudena tu hasonangan i :,:
Ø Ditanda do nasida dibaen holong
sude.
Rohana di Ibana
nang di donganna pe.
Ai i do na mandasdas nasida sai tongtong.
:,: Asa tung dipatolhas, patik-Na i sintong :,:
8.
Nats
Epistel
P: Marilah kita membaca Firman Tuhan, Epistel untuk kita Minggu
ini tertulis dalam kitab Bilangan 14:17-19: Jadi sekarang,
biarlah kiranya kekuatan Tuhan itu nyata kebesarannya seperti yang Kau Firmankan.
J: Tuhan
itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah. Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi
sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah
dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan ketiga dan keempat.
P: Ampunilah kiranya kesalahan bangsa
ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu,
seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai kemari.
Demikianlah pembacaan Firman Tuhan; Berbahagialah orang
yang mendengarkan Firman Allah serta memeliharanya.
P/J: Amin.
9.
Bernyanyi
BE No. 399:1-2 “Unang Tarlalap di
Hata” (BL 266)
Ø Unang tarlalap di hata, tulus sigop
jambarmi.
Ndang dapot ho hasonangan
molo godang sabatmi.
I pe tostosi luhutna na manggugai rohami,
Arta na godang nang sangap, sabat na jorbut
doi.
Unang tarlalap di
hata, tulus sigop jambarmi.
Ndang dapot ho
hasonangan molo godang sabatmi.
Ø Unang lilian di dalan, tuju tongtong surgo
i.
Ai naung rade do
inganan dibaen Tuhanta disi.
Unang bonsa
rohamuna, pos rohamu lao tusi.
Ai toguonHu hamuna tu lambung ni Ama i.
Unang lilian di
dalan tuju tongtong surgo i.
Ai naung rade do
inganan, dibaen Tuhanta disi.
10. Pengakuan Iman
11.
P: Marilah
kita bersama-sama mengaku iman kepercayaan kita, sebagaimana teman-teman
kita di seluruh dunia ini, marilah kita bersama-sama mengucapkannya:
P/J:Aku
Percaya, kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa Khalik langit dan bumi.
Aku
percaya kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal Tuhan kita, Yang dikandung
daripada Roh Kudus. Lahir dari anak dara Maria, yang menderita sengsara di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, yang turun
dalam kerajaan maut. Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang yang
mati. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha kuasa. Dari
sana akan datang kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku
percaya kepada Roh Kudus, dan adanya satu gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan
orang kudus, Pengampunan dosa, Kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Amin.
12.
Warta
Jemaat/Doa Syafaat
13.
Bernyanyi
BN HKBP No. 118:1-3 ”Lindungilah ya Tuhan“ (BL 6) Persembahan
Ø
Lindungilah
ya Tuhan, seluruh umatMu.
Agar tak disesatkan, godaan seteru.
Ø
Biarkanlah
FirmanMu, selalu bekerja,
Agar
hidup umat-Mu. Damai sejahtera.
Ø
Pancarkanlah
sinar-Mu, di hati umat-Mu.
Agar
tidak keliru, menuju rumah-Mu.
14. Khotbah: Roma 3:1-8
Saudaraku yang diberkati Tuhan! Firman Tuhan
mengingatkan kita juga orang Yahudi dan Yunani saat itu adalah orang berdosa,
akan tetapi telah beroleh kasih karunia dalam pengampunan dan penebusan Tuhan.
Hal ini Paulus tegaskan bahwa sering terjadi pertentangan ideologi/kepercayaan
antara Yahudi dan Yunani saat ini dalam memahami kasih karunia di mana
orang-orang Yahudi masih menganggap dirinya
lebih khusus kedudukannya di hadapan Tuhan dari pada bangsa lain. Mereka
senantiasa bertolak pada pemahaman bahwa merekalah keturunan Abraham, kepada
merekalah Tuhan memberikan Hukum Taurat. Memang benar kepada mereka Tuhan
berikan Hukum Taurat, tetapi bukan menjadi alasan bahwa mereka mempunyai tempat
yang khusus di hadapan Tuhan, akan tetapi bagaimana mereka juga harus
menjadikan hidupnya kudus; ”Tuhan
memilih kita menjadi umat-Nya yang kudus, dengan demikian bagaimanakah kita
seharusnya dan semestinya hidup dalam kekudusan, bukan dalam kemunafikan dan
kepalsuan iman. Menjadi umat yang kudus dengan senantiasa melakukan apa yang
menjadi kehendak Allah. Tetapi setidaknya kepada orang Israel. Allah
mempercayakan Hukum Allah/Firman Allah (ay. 2); namun
mereka gagal dalam mematuhinya dalam kesetiaan mereka. Namun demikian Allah
tidak pernah membatalkan kasih karunia-Nya kepada bangsa itu (3-4) dan di dalam
kegagalan kitalah kita semakin melihat dan merasakan bagaimana kasih Allah yang
sangat besar, namun banyak orang yang salah dalam menafsikan
kemurahan kasih pengampunan Tuhan, sehingga mereka membenarkan diri dalam
kesalahannya.
Saudaraku yang diberkati Tuhan; Dalam perikop ini, Paulus mau menegaskan
bahwa Tuhan itu adalah adil dalam penghakiman-Nya atas semua umat-Nya, baik
Yahudi maupun seluruh bangsa. Artinya Tuhan mengharapkan adanya kesetiaan dari
seluruh umat kepada-Nya. Jikalau Tuhan berikan semacam hak istimewa kala itu
kepada bangsa Israel, bukan berarti mereka bebas dari hukuman akan kesalahan,
dan ketidaksetiaan mereka kepada hukum dan Firman Tuhan. Artinya kepada siapa
dipercayakan sesuatu anugerah, tentu hukuman akan lebih besar kepada mereka,
jikalau mereka tidak setia, tidak taat kepada apa yang dipercayakan kepadanya.
Dan jikalau kita telah mengakui bahwa Tuhan telah berikan kita kehidupan baru,
Tuhan berikan kita pengampunan dan keselamatan, tentu kita dituntut bagaimana
kita harus hidup dalam kesetiaan akan Firman-Nya, hidup
dalam pengampunan dan kasih-Nya, Hidup dalam penebusan Tuhan. Dan bagaimana
nantinya kita harus mempertanggungjawabkan pengakuan iman kita? Apakah
kita hidup dalam pengakuan iman itu dengan sungguh atau hanya sebagai simbol
kemunafikan iman?
Saudaraku yang diberkati Tuhan: Jikalau
pun sepertinya ada penolakan Allah akan orang Yahudi, hal itu bukanlah bersifat
kekal; sebab dengan penolakan Yahudi akan Yesus, telah membuka pintu
keselamatan kepada bangsa-bangsa lain, dan bangsa-bangsa
lain akan membawa orang Yahudi kelak kembali kepada Tuhan, sehingga semua
bangsa akan menjadi satu di dalam Kristus (plp. 2:10-11 “segala
bangsa/lidah akan mengaku bahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah”).
Selanjutnya Firman Tuhan hari ini juga menekankan dua kebenaran yang universal
dan penting; Pertama; Akar dari segala dosa adalah ketidaktaatan, akar dari
segala bencana, kecelakaan, malapetaka juga adalah ketidaktaatan. Berkembangnya
Covid-19, dengan menelan banyak korban jiwa,
juga boleh kita katakan karena ketidaktaatan, ketidakdisiplinan kita akan
aturan/himbauan dari pemerintah yang menghimbau kita untuk bersama-sama
menjaga diri, (seperti memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, pola hidup
sehat dan yang lainnya). Banyak kecelakaan lalu lintas
juga adalah faktor ketidaktaatan akan peraturan lalu lintas;
Hukuman atas manusia kelak adalah juga atas ketidaktaatannya akan firman Allah.
Sehingga Tuhan meminta seluruh umat-Nya untuk senantiasa taat dan setia dalam
Firman-Nya, melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan. Kedua; Biasanya orang
yang melakukan pelanggaran/yang tidak memiliki kesetiaan akan selalu menjadi
pembenaran diri. Di sini kita dapat
melihat sebuah argumen keagamaan yang selalu muncul dalam pembenaran diri,
yaitu bahwa dosa adalah sebuah kesempatan bagi Allah untuk memperlihatkan
kemurahan-Nya atas manusia, sehingga berdosa, tidak setia bukanlah hal yang
salah. Sebuah pembenaran diri yang bodoh. Apabila kita terlanjur berbuat
kesalahan, dosa baik kepada Tuhan atau kepada sesama, yang sangat perlu
bukanlah kecerdikan dalam pembenaran diri, akan tetapi bagaimana kita mau hidup
dalam kerendahan hati, penyesalan diri dan kemampuan untuk mengakuinya.
Kesetiaan Allah dalam kasihNya yang mengampuni bukan
berarti kita semakin bebas berbuat salah (8);
hukuman Allah juga bukti kesetiaan-Nya akan firman-Nya.
Saudaraku yang diberkati Tuhan: Memang
harus kita akui bahwa segala keistimewaan kita yang dianugerahkan Allah kepada
kita dalam 1 Petrus 2:9 ”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib.” Penetapan
Tuhan tentu menuntut kita hidup dalam kebenaran dan kesetiaan; Bagaimana
kita harus mampu memaknai panggilan Tuhan, pengudusanNya dan penebusanNya akan
kehidupan kita, tujuanNya supaya kita hidup. Untuk itu marilah kita hidup dalam
kesetiaan, Kalaupun Tuhan menyatakan
penghukuman-Nya kelak bagi setiap orang berdosa, itu juga adalah bukti
kesetiaan-Nya akan Firman-Nya; dan juga mengajak kita untuk semakin menyadari,
mengimani begitu besarnya kasihNya atas kehidupan kita. Amin.
15.
Bernyanyi
BN HKBP No. 755:1+3 “Kasih SetiaMu Tiada Bertara”
(BL 755) Persembahan II
Ø Kasih setiaMu tiada bertara. Di kala suka, atau
dukapun.
Kasih SetiaMu, yang Kau curahkan,
Menyelamatkan s’luruh hidupku.
Reff.: Besar
setiaMu, besar setiaMu
Kasih setiaMu tiada taranya.
Yang ‘ku perlukan s’lalu Kau
berikan.
Besar setiaMu kepadaku.
Ø Damai kekal dan juga pengampunan,
Yang menghiburku
dan menuntunku.
Pengharapanku
dalam suka duka.
Kasih Rahmat-Mu
menguatkanku.
Reff.: Besar
setiaMu. . .
16.
Doa Penutup
P: Marilah
kita berdoa untuk menyerahkan persembahan kita kepada Tuhan: Ya Allah, Bapa
kami yang di surga. Kami mengaku bahwa Tuhan adalah sumber dari segala karunia
yang melimpah dalam kehidupan kami masing-masing. Sebahagian daripada karunia
itu, kami serahkan kembali sebagai persembahan kami kepada Tuhan. Terimalah dan
berkatilah persembahan umat-Mu ini, agar
dapat kami pergunakan untuk pekerjaan dan pelayanan kerajaan Tuhan di dunia
ini. Bukalah hati kami untuk mengenal betapa banyak berkat dan karunia yang
kami peroleh dari Tuhan, supaya kami senantiasa bersyukur kepada-Mu di dalam
nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
J: (menyanyikan) Tuhan karunia-Mu,
roh dan jiwaku semua, Nyawa juga hidupku, harta milikku semua. Kuserahkan pada-Mu untuk s’lama-lamanya.
P: Bapa
kami yang di Surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya, dan ampunilah kami seperti kami juga telah mengampuni orang
yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat,
J: (Menyanyikan) Karena Engkau
punya Kerajaan, dan kekuasaan, dan Kemuliaan, sampai s’lama-lamanya. Amin.
P: Terimalah berkat Tuhan: Tuhan memberkati dan
melindungi engkau (kita); Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya, dan memberi engkau (kita)
kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberikan kamu (kita)
damai sejahtera, Amin.
P/J:Amin...Amin...Amin...
Pendeta
dan Seluruh Parhalado
HKBP Pondok Gede
Resort
Pondok Gede mengucapkan selamat hari Minggu,
Tuhan
memberkati.
Persembahan boleh
dikirimkan ke:
1. Rekening
Britama Cab. Pd Gede No. 038501000630566
2. Tabungan
BNI No. 1919667770
Tidak ada komentar:
Posting Komentar