WIKIPEDIA:
Artikel
ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri
dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian:
Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia bukan pengganti dokter.
Jika
Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan
profesional.
Penyakit
koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019,
disingkat COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit ini
mengakibatkan pandemi koronavirus 2019-2020. Penderita
COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit
tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita
yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Infeksi
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran
pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari paparan
virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-rata
5 hari. Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai polimerase transkripsi-balik
(rRT-PCR) dari usap nasofaring atau
sampel dahak dengan
hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga
dapat digunakan dengan hasil dalam beberapa hari. Infeksi juga dapat
didiagnosis dari kombinasi gejala, faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang
menunjukkan gejala pneumonia.
Mencuci tangan menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak menyentuh
wajah dengan tangan yang tidak bersih adalah langkah yang disarankan untuk
mencegah penyakit ini. Disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu
atau siku yang tertekuk ketika batuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan kepada orang-orang yang
menduga bahwa mereka telah terinfeksi untuk memakai masker bedah dan
mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak langsung mengunjungi
klinik. Masker juga direkomendasikan bagi mereka yang merawat seseorang yang
diduga terinfeksi tetapi tidak untuk digunakan masyarakat umum. Belum
ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk COVID-19; tata laksana yang diberikan
meliputi pengobatan terhadap gejala, perawatan suportif, dan tindakan
eksperimental. Angka fatalitas kasus diperkirakan antara 1–3%.
Kiranya informasi yang dikumpul ini membantu,
agar jemaat sehat terkendali!
Tuhan memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar