MINGGU KANTATE 18 MEI 2014
RENUNGAN MINGGU KANTATE
Pada
waktu rezim Nazi dibawah pimpinan Adolf Hitler sedang berkusa di Jerman, ada
seorang Pendeta kota Berlin yang bernama Hans Lilje. Ia adalah hamba Tuhan yang
saleh dan yang berani melawan kekejaman pemerintah Hitler. Suatu
hari, ketika ia sedang menyelesaikan sebuah kotbah di ruang kerjanya, ia
mendengar bel rumahnya berbunyi. Mereka adalah Gestapo, atau agen rahasia
Hitler, yang sudah siap menangkap pendeta Hans Lilje. Dengan gagah berani
Pendeta yang saleh ini masuk ke dalam penjara yang sudah penuh sesak. Ketika
hari Minggu tiba, pendeta bertelut serta berdoa, dan juga
bersiulsiul menyandungkan lagu-lagu gereja yang memuji Tuhan. Pdt. Hans bersiul
karena mereka dilarang menyanyikan lagu gereja. Ternyata siulan itu disambut
dengan siulan-siulan di sel-sel lain di penjara itu. Semua bersiul menyuarakan
lagu-lagu gereja yang mempermuliakan nama Tuhan. Maka segeralah terjadi suasana
aneh. Penjara dipenuhi dengan siulan-siulan yang riuh rendah. Pdt. Hans Lilje
segera mengetahui bahwa di dalam penjara itu banyak orang percaya yang sedang
menderita. Maka terjadilah semacam kebangunan rohani di penjara tersebut,
sehingga ketika Pdt. Hans Lilje dilepaskan dari penjara ia dapat berkata
bahwa hari-harinya di dalam penjara itu justru merupakan hari-hari
yang penuh dengan keindahan dan patut dikenang sepanjang masa. Demikian halnya
Stefanus dalam kotbah hari Minggu ini, dengan berani dia bersaksi tentang Yesus
Kristus. Ditengahtengah ribuan orang yang menentang injil Kristus, Stefanus
memberitakan Kristus. Stefanus memuji Tuhan dengan keberanian memberitakan
Kristus, Kisah 7: 54-60.
Kantate,
nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Nama Minggu ini mengingatkan kita untuk
menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan. Nyanyian baru, bukan nyanyian yang baru
digubah, atau nyanyian yang belum pernah dinyanyikan, tetapi menyanyikan pujian
dengan semangat baru, menyanyi dengan iman atau kesetiaan kepada Tuhan.
Nyanyian baru adalah nyanyian yang dinyanyikan karena kesetiaan kepada
Tuhan.
Ketika
para Veteran pejuang Republik Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia
Raya”, pada Ulang Tahun kemerdekaan RI, di antara mereka ada yang menangis.
Mereka terharu dan menangis karena menyanyikan lagu itu dengan
semangat. Bernyanyi seperti itulah yang dimaksud nama minggu Kantate. Sebagai
orang percaya kita diperingatkan untuk menyanyi karena didorong kesetiaan dan
sikap hormat kepada Tuhan. Kita bernyanyi untuk mengagungkan dan memuji Tuhan
bukan menampilkan kebolehan kita.
Nama
minggu ini mengajak kita untuk memuji Tuhan karena kemenanganNya mengalahkan
maut dan kematian. Kita bernyanyi memuji Dia karena Dia melepaskan kita dari
penjara dosa. Kita bernyanyi karena kematian sudah tidak menjadi sumber
ketakutan bagi orang percaya, karena di balik kematian ada kehidupan.
Sehubungan dengan pujipujian itu yang disampaikan, kotbah hari ini. Ketika
Stefanus diadili di Mahkamah Agama, dia melihat kemuliaan Allah. Kita patut
memuji Tuhan karena Yesus telah menyelamatkan kita dari belenggu maut. Kita
memuji Tuhan karena Negara kita tanpa kecuali, ikut ambil bagian dalam karya
keselamatan Tuhan Yesus. Puji Tuhan, oleh pekerjaan Roh Kudus, masyarakat
Indonesia semakin bertambah memuji Tuhan; walaupun penindasan terhadap orang
Kristen terjadi dimanamana, namun “Semakin
dibabat, semakin merambat”.
Kita
patut memuji Tuhan karena Tuhan mengampuni umat berdosa. Walapun Stefanus
dilempari banyak orang, dia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengampuni mereka.
Kita memuji Tuhan karena kita diampuni. Ternyata kasih Tuhan adalah
untuk semua orang, yang baik dan yang jahat. Tuhan mengasihi orang berdosa.
Orang yang keluar dari penjara selalu diberi cap sosial, “narapidana”,
“bromocorah”, “residivis”. Itu membuktikan bahwa masyarakat setengah hati
menerima yang pernah melakukan kejahatan. Kita puji Tuhan karena Dia tidak lagi
menganggap yang sudah bertobat sebagai pendosa, tetapi disebut sahabat,
anak dan pewaris.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar