RENUNGAN MINGGU ESTOMIHI
Estomihi, adalah nama minggu ini, artinya Tuhan adalah gunung batuku. Nama Estomihi dikutip dari Mazmur 71, 3 (Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku). Orang percaya (pe-Mazmur) mengaku hanya Tuhan yang menjadi benteng perlindungannya khususnya ketika menghadapi musuh dan penderitaan. Karena Tuhan benteng perlindungannya, dia tidak gentar menghadapi kesulitan. Dia tetap setia dan taat kepada Tuhan, meskipun penderitaannya adalah resiko dari kesetiaannya kepada Tuhan, atau resiko kehidupannya yang berjalan dalam kehendak Tuhan. Gunung batu adalah perlindungan atau benteng pertahanan. Ketika berperang, tentara selalu mencari gunung batu menjadi benteng perlidungan. Gunung batu sangat perlu dalam menghadapi musuh dan penjahat. Gunung batu atau benteng perlindungan sangat perlu bagi orang yang menghadapi kesulitan, penderitaan.
Nama minggu Estomihi, mengingatkan kita menjadikan Tuhan sebagai gunung batu, benteng perlindungan, dalam keseharian hidup, khususnya dalam kesulitan. Kita percaya kepada Tuhan, karena Dia kokoh seperti gunung batu. Berkenaan dengan itulah yang disampaikan kotbah minggu ini, Matius 17, 1-9. Karena pengenalan para murid belum lengkap dan sempurna terhadap Tuhan Yesus, Tuhan Yesus memanfaatkan satu kesempatan untuk menyatakan diriNya kepada muridNya.Yesus mengajak Petrus, Yohannes dan Yakobus ke sebuah gunung yang tinggi dan sepi untuk menyatakan kemuliaanNya.
Menurut Lukas, Yesus mengajak ketiga murid berdoa pada waktu malam; di malam yang sepi di sebuah gunung. Lalu mereka bertiga melihat kemuliaan Yesus. Mereka melihat Yesus berbicara dengan Musa dan Elias. Musa adalah pemimpin bangsa Israel dan yang menerima Hukum Taurat; dan Elias adalah nabi yang dikagumi bangsa Israel, karena sering melakukan tanda mujizat. Musa dan Elias menggambarkan perwakilan Perjanjian Lama bertemu dengan Mesias.
Sama seperti ketiga murid yang diajak Yesus ke tempat yang sepi, demikian halnya kehidupan kita. Di dalam kesulitan yang kita alami, Tuhan ingin menyatakan kemuliaanNya. Dalam kesulitan itu, kita merasa sepi, tanpa penolong. Saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada kita, bahwa Dialah gunung batu dan tempat perlindungan kita. Penderitaan yang kita alami, mengingatkan kita untuk mendekatkan diri kepadaNya, karena dalam situasi itu Tuhan akan menyatakan diriNya sebagai gunung batu dan benteng perlindungan kita.
Seorang mandor bangunan berdiri di lantai 3 bangunan yang sedang dikerjakan. Dia membutuhkan seorang karyawan yang sedang bekerja di lantai dasar menemuinya. Dia berteriak memanggil karyawan itu supaya naik ke atas. Namun oleh kebisingan berbagai alat yang dipakai membangun gedung tersebut, suaranya tidak di dengar karyawan yang ditujunya. Lalu, sang mandor mengambil tiga uang logam dan melempar si karyawan dengannya. Uang logam mengena tubuh si karyawan, tetapi karena dia melihat uang logam Rp.1000, dia mengantonginya dan tidak bertanya mengapa uang logam itu dilemparkan kepadanya dan siapa yang melemparkan itu. Kemudian, mandor mengambil sebuah batu kecil, lalu melemparkannya tepat di jidat si karyawan. Karena sakit sekali, dia melihat ke atas, dan melihat tangan si mandor mengajak dia naik ke atas.
Demikian halnya, hidup kita. Ketika kita senang, kita tidak pernah merenungkan, siapa yang memberi kesenangan ini dan untuk apa diberikan. Lalu ketika kita merasa sakit oleh penderitaan, kita mengingat Tuhan sebagai gunung batu dan benteng perlindungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar